Naik Podium di GP Andalusia, Rossi Mulai Nyaman
Kamis, 06 Agustus 2020 - 14:35 WIB
LONDON - Keberhasilan Valentino Rossi menempati posisi ketiga di GP Andalusia, Minggu (26/7/2020), bukan sekadar membuktikan bahwa dirinya belum habis. Pembalap Monster Yamaha tersebut turut menorehkan beberapa pencapaian menarik.
Mendapatkan podium pertama setelah paceklik di 17 balapan sebelumnya, Rossi (41 tahun 161 hari) menjadi pembalap pertama berusia 41 tahun atau lebih yang naik podium Moto GP setelah Jack Findlay pada 1977 (42 tahun 85 hari). Rossi kini telah naik podium ke-199 kali sepanjang kariernya di kelas utama Moto GP.
Rossi mengungguli Jorge Lorenzo (114 podium). Disusul Dani Pedrosa berada di posisi ketiga (112 podium) dengan juara bertahan Marc Marquez, pembalap aktif terbaik berikutnya setelah Rossi (95 podium). Belum berhenti di situ, pembalap kelahiran Urbino, Italia, itu juga telah memperpanjang rekornya rentang terpanjang antara podium pertama dan terakhir Moto GP ( 20 tahun dan 87 hari) unggul dari saingan terdekatnya, Alex Barros (14 tahun dan 341 hari). (Baca: Teori Baru Penyebab Kecelakaan Marc Marquez)
Uniknya, juara Seri awal Moto GP 2020 Fabio Quartararo baru berusia 1 tahun dan 10 hari ketika Rossi pertama kali berdiri di podium kelas utama Moto GP saat GP Spanyol tahun 2000 di Jerez. Itu artinya, jika Rossi dapat berdiri di podium lagi akhir pekan ini di Brno, dia akan menjadi pembalap tertua yang naik podium di Moto GP sejak Jack Ahearn pada 1966 (41 tahun dan 282 hari).
Di sisi lain, keberhasilan Rossi naik podium di GP Andalusia bukan sekadar jam terbang, tapi juga kondisi motor yang baik. Menurut Direktur Pelaksana Yamaha Racing Lin Jarvis, Rossi dan krunya berhasil berkampanye perubahan radikal pada seri kedua dengan tampil nothing to lose.
“Rossi sangat kecewa setelah akhir pekan pertama. Kami memutuskan mengubah sesuatu. Dia benar-benar ingin mencoba karena tidak ada ruginya. Tapi, kadang-kadang mengubah pikiran para insinyur Jepang tidak sesederhana itu. Karena, kami memiliki banyak data serta informasi dan yang lainnya berjalan cepat," ungkap Jarvis, dilansir crash.net. (Baca juga: Ini Biang Kerok Penyebab Bisnis BPR Alami Kebangkrutan)
Hal itu diamini Rossi. Dia menegaskan keseimbangan berat adalah masalah inti. Dalam beberapa tahun terakhir Yamaha mengalami banyak degradasi ban belakang. Jadi, pada akhir 2018 dan awal 2019 mereka mulai menyeimbangkan motor untuk menghemat ban.
Rossi menuturkan mengendarai motor yang sama dengan Quartararo dan Maverick Vinales yang bisa begitu cepat, begitu kuat, Yamaha tidak perlu memaksakan hal yang sama terhadap dia. Rossi mengungkapkan memiliki cara tersendiri mendongkrak performanya ketika berada di lintas balapan.
"Tapi, Yamaha perlu mendukung saya. Karena, saya di sini di tim pabrik dan tahun depan saya akan balapan dengan Petronas. Jadi, mereka harus percaya kepada saya karena mungkin saya tidak lebih cepat di lintasan, tapi saya bisa membuat yang baik ketika balapan," kata Rossi.
Mendapatkan podium pertama setelah paceklik di 17 balapan sebelumnya, Rossi (41 tahun 161 hari) menjadi pembalap pertama berusia 41 tahun atau lebih yang naik podium Moto GP setelah Jack Findlay pada 1977 (42 tahun 85 hari). Rossi kini telah naik podium ke-199 kali sepanjang kariernya di kelas utama Moto GP.
Rossi mengungguli Jorge Lorenzo (114 podium). Disusul Dani Pedrosa berada di posisi ketiga (112 podium) dengan juara bertahan Marc Marquez, pembalap aktif terbaik berikutnya setelah Rossi (95 podium). Belum berhenti di situ, pembalap kelahiran Urbino, Italia, itu juga telah memperpanjang rekornya rentang terpanjang antara podium pertama dan terakhir Moto GP ( 20 tahun dan 87 hari) unggul dari saingan terdekatnya, Alex Barros (14 tahun dan 341 hari). (Baca: Teori Baru Penyebab Kecelakaan Marc Marquez)
Uniknya, juara Seri awal Moto GP 2020 Fabio Quartararo baru berusia 1 tahun dan 10 hari ketika Rossi pertama kali berdiri di podium kelas utama Moto GP saat GP Spanyol tahun 2000 di Jerez. Itu artinya, jika Rossi dapat berdiri di podium lagi akhir pekan ini di Brno, dia akan menjadi pembalap tertua yang naik podium di Moto GP sejak Jack Ahearn pada 1966 (41 tahun dan 282 hari).
Di sisi lain, keberhasilan Rossi naik podium di GP Andalusia bukan sekadar jam terbang, tapi juga kondisi motor yang baik. Menurut Direktur Pelaksana Yamaha Racing Lin Jarvis, Rossi dan krunya berhasil berkampanye perubahan radikal pada seri kedua dengan tampil nothing to lose.
“Rossi sangat kecewa setelah akhir pekan pertama. Kami memutuskan mengubah sesuatu. Dia benar-benar ingin mencoba karena tidak ada ruginya. Tapi, kadang-kadang mengubah pikiran para insinyur Jepang tidak sesederhana itu. Karena, kami memiliki banyak data serta informasi dan yang lainnya berjalan cepat," ungkap Jarvis, dilansir crash.net. (Baca juga: Ini Biang Kerok Penyebab Bisnis BPR Alami Kebangkrutan)
Hal itu diamini Rossi. Dia menegaskan keseimbangan berat adalah masalah inti. Dalam beberapa tahun terakhir Yamaha mengalami banyak degradasi ban belakang. Jadi, pada akhir 2018 dan awal 2019 mereka mulai menyeimbangkan motor untuk menghemat ban.
Rossi menuturkan mengendarai motor yang sama dengan Quartararo dan Maverick Vinales yang bisa begitu cepat, begitu kuat, Yamaha tidak perlu memaksakan hal yang sama terhadap dia. Rossi mengungkapkan memiliki cara tersendiri mendongkrak performanya ketika berada di lintas balapan.
"Tapi, Yamaha perlu mendukung saya. Karena, saya di sini di tim pabrik dan tahun depan saya akan balapan dengan Petronas. Jadi, mereka harus percaya kepada saya karena mungkin saya tidak lebih cepat di lintasan, tapi saya bisa membuat yang baik ketika balapan," kata Rossi.
tulis komentar anda