Kilas Balik Empat Penampilan Inter Milan di Final Liga Europa
Jum'at, 21 Agustus 2020 - 05:01 WIB
UEFA CUP 1996/1997 - Schalke 1-0 Inter; Inter 1-0 Schalke (1-4 adu penalti)
Merupakan perjalanan yang luar biasa menuju final, yang pantas berbuah satu trofi di San Siro di hadapan para pendukung tuan rumah. Dari kemenangan 3-0 di Guingamp, dengan Ganz langsung terlihat seperti pemain berbakat - dia mengakhiri musim dengan menjadi pencetak gol terbanyak. Inter membutuhkan babak tambahan waktu dan adu penalti untuk dapat mengalahkan Casino Graz, namun saat perempat final melawan Boavista berjalan begitu mudah. Inter Milanmampu mengalahkan Anderlecht di babak perempat final dan Monaco di semifinal, dengan kemenangan 3-1 di leg pertama dan 1-0 di leg kedua. Maka dari itu, Interberhasil lolos ke babak final, kali terakhir dimainkan dengan menggunakan sistem dua leg. Inter kalah 0-1 di Gelsenkirchen, Wilmots mencetak gol semata wayang Royal Blues. Pada leg kedua, San Siro sontak bergelora pada menit ke-81 berkat gol dari Zamorano, namun Nerazzurri harus menelan kekalahan di babak adu penalti. Zamorano dan Winter gagal mengeksekusi sepakannya dan Schalke merayakan kemenangan di Milan.
UEFA Cup 1997/1998 - Inter 3-0 Lazio
Ketika UEFA Cup 1998 disebutkan, Anda pasti akan langsung mengingat citra-citra abadi tersebut, yang tercatat dalam sejarah Inter. Garis-garis horizontal, gol Ronaldo di Moskow yang beku, laga sempurna di Parc des Princes . The Boys of 98, panggilan mereka kepada satu sama lain hingga kini, para figur dalam kemenangan tersebut, dalam diri seorang Gigi Simoni, yang meninggalkan kita baru-baru ini. Ronaldo tak terhentikan. Neuchatel menjadi korban pertama, lalu comeback saat melawan Lyon. Tim asal Prancis lainnya dan sebuah comeback lainnya: kekalahan 2-0 di Strasbourg, kemenangan 3-0 yang bersejarah di San Siro berkat gol-gol dari Ronaldo, Zanetti dan Simeone. Partai perempat final seolah mengulang kembali pertandingan pada final 1997. Kali ini, Schalke menyerah atas gol dari West di babak tambahan waktu. Pada laga semifinal, Ronaldo melukis salah satu mahakarya terindahnya, di atas gumpalan lumpur Moskow. Di Paris, pada laga final (kali perdana dimainkan dalam pertandingan tunggal), kala itu menjadi arena Inter: melawan Lazio, gol-gol dari Zamorano, Zanetti dan Ronaldo membantu Inter meraih trofi juara ketiga mereka di ajang UEFA Cup dan trofi pertama di era Moratti.
Merupakan perjalanan yang luar biasa menuju final, yang pantas berbuah satu trofi di San Siro di hadapan para pendukung tuan rumah. Dari kemenangan 3-0 di Guingamp, dengan Ganz langsung terlihat seperti pemain berbakat - dia mengakhiri musim dengan menjadi pencetak gol terbanyak. Inter membutuhkan babak tambahan waktu dan adu penalti untuk dapat mengalahkan Casino Graz, namun saat perempat final melawan Boavista berjalan begitu mudah. Inter Milanmampu mengalahkan Anderlecht di babak perempat final dan Monaco di semifinal, dengan kemenangan 3-1 di leg pertama dan 1-0 di leg kedua. Maka dari itu, Interberhasil lolos ke babak final, kali terakhir dimainkan dengan menggunakan sistem dua leg. Inter kalah 0-1 di Gelsenkirchen, Wilmots mencetak gol semata wayang Royal Blues. Pada leg kedua, San Siro sontak bergelora pada menit ke-81 berkat gol dari Zamorano, namun Nerazzurri harus menelan kekalahan di babak adu penalti. Zamorano dan Winter gagal mengeksekusi sepakannya dan Schalke merayakan kemenangan di Milan.
UEFA Cup 1997/1998 - Inter 3-0 Lazio
Ketika UEFA Cup 1998 disebutkan, Anda pasti akan langsung mengingat citra-citra abadi tersebut, yang tercatat dalam sejarah Inter. Garis-garis horizontal, gol Ronaldo di Moskow yang beku, laga sempurna di Parc des Princes . The Boys of 98, panggilan mereka kepada satu sama lain hingga kini, para figur dalam kemenangan tersebut, dalam diri seorang Gigi Simoni, yang meninggalkan kita baru-baru ini. Ronaldo tak terhentikan. Neuchatel menjadi korban pertama, lalu comeback saat melawan Lyon. Tim asal Prancis lainnya dan sebuah comeback lainnya: kekalahan 2-0 di Strasbourg, kemenangan 3-0 yang bersejarah di San Siro berkat gol-gol dari Ronaldo, Zanetti dan Simeone. Partai perempat final seolah mengulang kembali pertandingan pada final 1997. Kali ini, Schalke menyerah atas gol dari West di babak tambahan waktu. Pada laga semifinal, Ronaldo melukis salah satu mahakarya terindahnya, di atas gumpalan lumpur Moskow. Di Paris, pada laga final (kali perdana dimainkan dalam pertandingan tunggal), kala itu menjadi arena Inter: melawan Lazio, gol-gol dari Zamorano, Zanetti dan Ronaldo membantu Inter meraih trofi juara ketiga mereka di ajang UEFA Cup dan trofi pertama di era Moratti.
(bbk)
tulis komentar anda