Bisakah Tuan Rumah Jerman Jadi Juara Euro 2024? Inggris dan Perancis Jadi Unggulan
Senin, 10 Juni 2024 - 10:01 WIB
JAKARTA - Bisakah tuan rumah Jerman menjadi juara Euro 2024? Ini menjadi pertanyaan banyak pihak, mengingat tuan rumah diuntungkan dengan wasit ke-13 alias penonton.
Reputasi Jerman sebagai negara terbesar dalam turnamen sepak bola telah terpuruk dalam beberapa tahun terakhir. Di Qatar 2022 misalnya, Nationalmannschaft tersingkir di babak penyisihan grup untuk Piala Dunia kedua berturut-turut. Selain itu, kalah di babak 16 besar dari Inggris di Euro 2020.
Namun, menjadi tuan rumah kompetisi besar di Eropa ini membawa kembali kenangan indah bagi para penggemar Der Panzer.
Mereka memenangkan Piala Dunia 1974 di kandang sendiri, finis ketiga di bawah asuhan Jurgen Klinsmann pada turnamen yang mengubah permainan pada 2006 dan mencapai semifinal Euro 1988.
Sayang, penampilan Jerman kerap naik turun. Setelah kekalahan persahabatan yang mengecewakan dari Turki dan Austria pada November lalu, Jerman kemudian mengalahkan runner-up Piala Dunia, Prancis dan perempat finalis Qatar dan Belanda dalam pertandingan berturut-turut pada Maret lalu.
Itu adalah pertandingan pertama Toni Kroos setelah keputusannya untuk kembali dari tiga tahun pensiun internasional.
Kroos, 34, membawa pengalaman, kualitas dan ketabahan pada lini tengah yang tidak memiliki ketiganya. Sementara, lini belakang masih menjadi perhatian dan bentuk pertahanan terbaik Jerman mungkin adalah menyerang.
Belakangan ini Jerman menggunakan formasi 4-2-3-1, di mana Kroos dan Robert Andrich di depan empat bek dan tiga gelandang serang.
Reputasi Jerman sebagai negara terbesar dalam turnamen sepak bola telah terpuruk dalam beberapa tahun terakhir. Di Qatar 2022 misalnya, Nationalmannschaft tersingkir di babak penyisihan grup untuk Piala Dunia kedua berturut-turut. Selain itu, kalah di babak 16 besar dari Inggris di Euro 2020.
Namun, menjadi tuan rumah kompetisi besar di Eropa ini membawa kembali kenangan indah bagi para penggemar Der Panzer.
Mereka memenangkan Piala Dunia 1974 di kandang sendiri, finis ketiga di bawah asuhan Jurgen Klinsmann pada turnamen yang mengubah permainan pada 2006 dan mencapai semifinal Euro 1988.
Sayang, penampilan Jerman kerap naik turun. Setelah kekalahan persahabatan yang mengecewakan dari Turki dan Austria pada November lalu, Jerman kemudian mengalahkan runner-up Piala Dunia, Prancis dan perempat finalis Qatar dan Belanda dalam pertandingan berturut-turut pada Maret lalu.
Itu adalah pertandingan pertama Toni Kroos setelah keputusannya untuk kembali dari tiga tahun pensiun internasional.
Kroos, 34, membawa pengalaman, kualitas dan ketabahan pada lini tengah yang tidak memiliki ketiganya. Sementara, lini belakang masih menjadi perhatian dan bentuk pertahanan terbaik Jerman mungkin adalah menyerang.
Belakangan ini Jerman menggunakan formasi 4-2-3-1, di mana Kroos dan Robert Andrich di depan empat bek dan tiga gelandang serang.
tulis komentar anda