3 Petinju Terhebat yang Bangkrut Setelah Pensiun dari Bertinju

Minggu, 01 Desember 2024 - 20:03 WIB
Holyfield sering kali menghabiskan uang untuk gaya hidup mewah, termasuk membeli rumah besar dan berbagai barang mahal. Ia juga mengeluarkan banyak uang untuk merawat kesehatan dan kebugarannya setelah pensiun.

Keputusan-keputusan finansialnya yang buruk, serta sejumlah permasalahan hukum, berkontribusi pada kebangkrutan yang ia alami pada tahun 2012. Salah satu penyebab utamanya adalah pengelolaan keuangan yang buruk, ditambah dengan biaya pemeliharaan rumah dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan penghasilannya pasca-pensiun.

Pada tahun 2012, Holyfield menjual rumahnya yang megah, yang sebelumnya merupakan tempat tinggal keluarganya selama bertahun-tahun. Meskipun demikian, Holyfield terus mencari cara untuk mendapatkan penghasilan, termasuk menjadi komentator tinju dan berpartisipasi dalam kegiatan amal.

3. Sugar Ray Leonard

Nama Sugar Ray Leonard menjadi salah satu legenda tinju yang dikenal karena kemampuannya dalam bertarung dan berbagai gelar juara dunia yang ia raih. Leonard adalah salah satu petinju dengan penghasilan terbesar di era 1980-an, dengan total kekayaan yang diperkirakan mencapai lebih dari USD120 juta selama kariernya. Namun, meskipun menjadi ikon tinju, Leonard tidak bisa menjaga kekayaannya setelah pensiun.



Setelah pensiun pada tahun 1997, Leonard menghadapi masalah keuangan yang cukup serius. Dia menghabiskan banyak uang untuk gaya hidup mewah, termasuk mobil-mobil mewah, rumah besar, dan barang-barang mahal lainnya. Selain itu, Leonard juga terlibat dalam beberapa investasi yang gagal, seperti bisnis yang tidak menguntungkan dan kegagalan finansial dari usaha-usaha lain.

Pada awal 2000-an, Leonard mengungkapkan bahwa ia mengalami kebangkrutan setelah sebagian besar kekayaannya habis akibat keputusan-keputusan finansial yang buruk. Meskipun demikian, Leonard tetap aktif di dunia tinju dengan menjadi komentator dan menghadiri berbagai acara terkait tinju.

Kasus kebangkrutan yang dialami oleh petinju-petinju ini menggambarkan betapa pentingnya pengelolaan keuangan yang bijaksana, terutama bagi mereka yang memiliki pendapatan tinggi namun berisiko menghabiskan uangnya dengan cepat. Meski mereka pernah mencapai puncak kejayaan dan kemewahan, keputusan-keputusan yang buruk di luar ring tinju dapat berakibat fatal pada keuangan mereka. Namun, sebagian besar dari mereka terus berusaha untuk bangkit, dengan mencari peluang lain di luar dunia tinju untuk menghidupi diri mereka setelah pensiun.
(aww)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More