Si Pecundang yang Menjadi Raja: Kebangkitan Luar Biasa Daniel Dubois
Sabtu, 28 Desember 2024 - 10:10 WIB
RAKSASA LEMBUT DENGAN TANGAN BESI
Gaya tinju Dubois selalu menjadi sebuah paradoks-kombinasi dari ketepatan teknis dan kekuatan mentah. Tinjunya, yang diasah melalui dedikasi bertahun-tahun, kini menjadi senjata penghancur klinis. Dia adalah predator metodis yang terbaik, mengintai mangsanya dengan ketenangan yang nyaris tenang sebelum melepaskan kombinasi yang eksplosif.
Lahir di Greenwich dari keluarga yang gemar bertinju, Daniel dibesarkan dalam sebuah rumah tangga yang menjadikan olahraga tarung sebagai gaya hidup. Adik perempuannya, Caroline Dubois, adalah seorang petinju ternama, dan kakak beradik ini sering berbicara tentang dorongan bersama untuk menjadi yang terbaik.
Ambisi dan semangat kompetitif mereka yang sama telah membentuk perjalanan Daniel. Namun, di luar ring, Dubois tetaplah orang yang tidak banyak bicara, sikapnya yang pendiam sering disalahartikan sebagai penyendiri.
Beberapa orang berspekulasi bahwa ia berada dalam spektrum autisme, menyamakannya dengan Forrest Gump karena kecemerlangannya yang bersahaja dan sifatnya yang sederhana. Dubois tidak pernah berkomentar secara terbuka tentang masalah ini, tetapi tindakannya berbicara lebih keras daripada kata-kata.
"Saya mungkin bukan orang yang pintar," ia pernah berseloroh setelah meraih kemenangan, meminjam kalimat dari Gump, "tapi saya tahu bagaimana rasanya menang."
PERCAYA PADA DIRI SENDIRI
Transformasi Dubois pada tahun 2024 bersifat psikologis dan juga fisik. Setelah dihantui oleh keraguan diri, dia sekarang memancarkan kepercayaan diri yang tenang yang berbatasan dengan ketenangan seperti Zen. "Ia akhirnya menyadari bahwa kemampuannya sudah cukup," kata pelatihnya, Shane McGuigan.
"Daniel selalu memiliki kemampuannya, tetapi sekarang dia percaya pada kemampuannya."
Keyakinan yang baru ditemukan ini telah diterjemahkan menjadi petarung yang lebih tajam dan mudah beradaptasi. Dubois telah menunjukkan kemampuan untuk menyesuaikan diri di tengah laga, sebuah kualitas yang tidak ia miliki di awal kariernya. Melawan Miller, ia dengan ahli menetralisir agresi petinju Amerika itu dengan pukulan balasan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda