Mantan Raja Kelas Terbang WBC Charlie Edwards Dihujat karena Kabur dari Duel Andrew Cain
Minggu, 16 Maret 2025 - 12:50 WIB
Mantan Raja Kelas Terbang WBC Charlie Edwards Dihujat karena Kabur dari Duel Andrew Cain
LIVERPOOL - Petinju Inggris, Charlie Edwards, menjadi bahan ejekan setelah penampilannya yang dinilai terlalu pasif dalam pertarungan melawan Andrew Cain, Sabtu (15/3/2025) malam waktu setempat. Alih-alih bertarung agresif, Edwards lebih banyak berlari menghindari pukulan lawan, membuat penonton geram dan melontarkan cemoohan sepanjang laga.
Bertarung dalam duel 12 ronde di M&S Bank Arena, Liverpool, Edwards tampak lebih fokus pada strategi "hit and move"—memukul lalu segera menjauh. Namun, sejak ronde ketiga, mantan juara dunia WBC kelas terbang itu dinilai terlalu sering menghindari pertarungan langsung, bahkan terlihat enggan melancarkan serangan. Ia beberapa kali mundur ke tali ring dan sesekali melakukan aksi showboating (provokasi) dengan tangan di belakang punggung, mengundang Cain untuk maju menyerang.
Penonton yang kecewa pun tak ragu menunjukkan ketidaksenangan mereka. Sorakan keras terdengar di ronde keempat dan kelima, seiring frustrasi Cain yang kesulitan mengejar lawannya. Bahkan, DJ yang bertugas memutar lagu di sela-sela ronde turut menyindir Edwards. Setelah ronde ke-10, lagu Runnin’ dari Naughty Boy terdengar di arena, disusul lagu dengan judul serupa dari Chase and Status usai ronde ke-11.
Meski Edwards merasa strateginya cukup untuk meraih kemenangan—bahkan sempat merayakannya bersama tim setelah bel pertandingan berbunyi—keputusan juri berkata lain. Cain dinyatakan menang melalui keputusan split decision dan berhak atas gelar juara kelas bantam Inggris dan Persemakmuran.
Mantan juara dunia Carl Frampton yang menyaksikan langsung laga tersebut mengaku memberi skor imbang. Namun, ia senang melihat Cain keluar sebagai pemenang.
"Saya sebenarnya menilai pertarungan ini imbang," ujar Frampton kepada TNT Sports. "Pada satu titik, saya pikir Cain akan mendominasi. Hanya ada satu petarung yang benar-benar ingin bertarung malam ini, dan itu adalah Andrew Cain. Walaupun saya memberi skor seri, saya lega Cain menang karena dia memang pantas mendapatkannya."
Lebih lanjut, Frampton menilai Edwards akan kesulitan mendapat pertarungan berikutnya karena gaya bertinjunya yang dianggap membosankan.
"Dengan gaya seperti yang ia tunjukkan malam ini, akan sulit baginya mendapatkan lawan. Tidak ada yang mau menonton pertarungan seperti itu," katanya.
Di media sosial, para penggemar tinju juga meluapkan kekesalan mereka. Seorang netizen menyebut duel ini sebagai "salah satu pertarungan terburuk yang pernah saya saksikan." Sementara itu, yang lain berkomentar, "Saya mungkin akan berhenti menonton tinju kalau performa Charlie Edwards yang seperti itu malah diberi kemenangan."
Ada juga yang menilai aksi Edwards mencoreng citra seorang petinju profesional. "Edwards memalukan, benar-benar mengecewakan untuk seorang petinju pro. Tidak pantas dibayar," tulis seorang pengguna media sosial.
Kemenangan ini menjadi pencapaian besar bagi Cain, sementara Edwards harus menghadapi kritik tajam yang bisa memengaruhi perjalanan kariernya di masa depan.
Bertarung dalam duel 12 ronde di M&S Bank Arena, Liverpool, Edwards tampak lebih fokus pada strategi "hit and move"—memukul lalu segera menjauh. Namun, sejak ronde ketiga, mantan juara dunia WBC kelas terbang itu dinilai terlalu sering menghindari pertarungan langsung, bahkan terlihat enggan melancarkan serangan. Ia beberapa kali mundur ke tali ring dan sesekali melakukan aksi showboating (provokasi) dengan tangan di belakang punggung, mengundang Cain untuk maju menyerang.
Penonton yang kecewa pun tak ragu menunjukkan ketidaksenangan mereka. Sorakan keras terdengar di ronde keempat dan kelima, seiring frustrasi Cain yang kesulitan mengejar lawannya. Bahkan, DJ yang bertugas memutar lagu di sela-sela ronde turut menyindir Edwards. Setelah ronde ke-10, lagu Runnin’ dari Naughty Boy terdengar di arena, disusul lagu dengan judul serupa dari Chase and Status usai ronde ke-11.
Meski Edwards merasa strateginya cukup untuk meraih kemenangan—bahkan sempat merayakannya bersama tim setelah bel pertandingan berbunyi—keputusan juri berkata lain. Cain dinyatakan menang melalui keputusan split decision dan berhak atas gelar juara kelas bantam Inggris dan Persemakmuran.
Mantan juara dunia Carl Frampton yang menyaksikan langsung laga tersebut mengaku memberi skor imbang. Namun, ia senang melihat Cain keluar sebagai pemenang.
"Saya sebenarnya menilai pertarungan ini imbang," ujar Frampton kepada TNT Sports. "Pada satu titik, saya pikir Cain akan mendominasi. Hanya ada satu petarung yang benar-benar ingin bertarung malam ini, dan itu adalah Andrew Cain. Walaupun saya memberi skor seri, saya lega Cain menang karena dia memang pantas mendapatkannya."
Lebih lanjut, Frampton menilai Edwards akan kesulitan mendapat pertarungan berikutnya karena gaya bertinjunya yang dianggap membosankan.
"Dengan gaya seperti yang ia tunjukkan malam ini, akan sulit baginya mendapatkan lawan. Tidak ada yang mau menonton pertarungan seperti itu," katanya.
Di media sosial, para penggemar tinju juga meluapkan kekesalan mereka. Seorang netizen menyebut duel ini sebagai "salah satu pertarungan terburuk yang pernah saya saksikan." Sementara itu, yang lain berkomentar, "Saya mungkin akan berhenti menonton tinju kalau performa Charlie Edwards yang seperti itu malah diberi kemenangan."
Ada juga yang menilai aksi Edwards mencoreng citra seorang petinju profesional. "Edwards memalukan, benar-benar mengecewakan untuk seorang petinju pro. Tidak pantas dibayar," tulis seorang pengguna media sosial.
Kemenangan ini menjadi pencapaian besar bagi Cain, sementara Edwards harus menghadapi kritik tajam yang bisa memengaruhi perjalanan kariernya di masa depan.
(sto)
Lihat Juga :
tulis komentar anda