Kemenangan Emosional Gasly di GP Italia
Selasa, 08 September 2020 - 14:35 WIB
MONZA - Kesalahan yang dilakukan Lewis Hamilton pada Grand Prix (GP) Italia, akhir pekan kemarin, ternyata membuat balapan berlangsung menarik. Hal itu dibuktikan dengan kejutan dari pembalap Scuderia Alpha Tauri Pierre Gasly yang di luar dugaan merebut kemenangan di balapan tersebut.
Gasly tidak menyangka bisa menjadi yang terbaik seusai menjalani 53 putaran di Sirkuit Monza, Minggu (6/9). Pembalap berusia 24 tahun itu sangat emosional setelah menjalani karier yang naik-turun di Formula One (F1) dalam 18 bulan terakhir. Bagaimana tidak, dia sempat terdepak dari tim Red Bull Racing pada paruh pertama dan digantikan rookie Alexander Albon pada Agustus tahun lalu. (Baca: Gegara Resesi, Singapura Mulai Tak Ramah Pada TKA)
Namun, Gasly tak menyerah dan ingin membuktikan dirinya layak menjadi pembalap di tim utama Red Bull. Hasilnya, dia mampu melakukannya bersama AlphaTauri, yang dinilai sebagai tim kedua dari tim Red Bull. Dia mengaku bangga bisa mewujudkan impiannya merebut kemenangan di balapan nanti.
“Beberapa bulan lalu, saya naik podium pertama di Brasil. Hari ini adalah kemenangan pertama saya di Monza bersama AlphaTauri yang merupakan tim Italia. Jadi, ini benar-benar sangat spesial. Kami bekerja sangat keras, hari demi hari, balapan demi balapan, setelah semua yang terjadi pada saya dalam 18 bulan terakhir,” kata Gasly, dilansir situs resmi F1.
Kemenangan kali ini juga terasa sangat spesial. Pasalnya, Gasly jadi pembalap Prancis pertama yang memenangi balapan F1 sejak terakhir terjadi pada 24 tahun silam. Ketika itu, Olivier Panis berhasil mengumandangkan lagu kebangsaan Prancis La Marseillaise seusai merebut podium pertama di GP Monako pada 1996. (Baca juga: Ternyata Tidur Bisa Cegah Alzheimer)
Tim asal Italia itu juga memiliki sejarah manis di Monza ketika Sebastian Vettel memenangi balapan di sana pada 2008 kala tim itu masih bernama Toro Rosso. Pembalap asal Jerman itu menjadi talenta baru, yang kemudian dipromosikan ke tim senior Red Bull dan menghasilkan empat gelar juara dunia F1. Keberhasilan Gasly ini diharapkan bisa mengikuti jejak Vettel di tahun-tahun mendatang.
Namun, banyak yang menilai jika kemenangan Gasly berbau keberuntungan. Pasalnya, Hamilton yang sempat menguasai balapan tak mampu mempertahankan keunggulannya setelah dihukum penalti 10 detik akibat memasuki pit lane pada waktu yang tidak semestinya. Situasi itu menghambat Hamilton pada balapan yang sempat dihentikan akibat kecelakaan pembalap Ferrari Charles Leclerc.
Meski Hamilton jauh di barisan belakang, balapan justru berlangsung lebih menarik. Pasalnya, Gasly bersaing ketat dengan pembalap McLaren Carlos Sainz Jr yang akhirnya harus puas di podium kedua dengan selisih 0,415 detik. Hamilton pun memuji Gasly yang mampu mengatasi tekanan dari rivalnya dengan sangat baik dan sekaligus menjawab pertanyaan Red Bull yang telah mendepaknya ke tim keduanya. (Lihat videonya: Inilah Kriteria Wanita Muslimah yang Dirindukan Surga)
"Saya merasa dia (Gasly) memiliki banyak bakat dan tidak mendapatkan keadilan di Red Bull hingga akhirnya diturunkan posisinya. Tidak mudah bagi pembalap saat itu terjadi. Saya berempati dengan itu. Saya sangat terkesan. Saya pikir dia telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dan pantas untuk sukses. Semoga itu menciptakan kesempatan baginya untuk maju,” ucap Hamilton. (Raikhul Amar)
Gasly tidak menyangka bisa menjadi yang terbaik seusai menjalani 53 putaran di Sirkuit Monza, Minggu (6/9). Pembalap berusia 24 tahun itu sangat emosional setelah menjalani karier yang naik-turun di Formula One (F1) dalam 18 bulan terakhir. Bagaimana tidak, dia sempat terdepak dari tim Red Bull Racing pada paruh pertama dan digantikan rookie Alexander Albon pada Agustus tahun lalu. (Baca: Gegara Resesi, Singapura Mulai Tak Ramah Pada TKA)
Namun, Gasly tak menyerah dan ingin membuktikan dirinya layak menjadi pembalap di tim utama Red Bull. Hasilnya, dia mampu melakukannya bersama AlphaTauri, yang dinilai sebagai tim kedua dari tim Red Bull. Dia mengaku bangga bisa mewujudkan impiannya merebut kemenangan di balapan nanti.
“Beberapa bulan lalu, saya naik podium pertama di Brasil. Hari ini adalah kemenangan pertama saya di Monza bersama AlphaTauri yang merupakan tim Italia. Jadi, ini benar-benar sangat spesial. Kami bekerja sangat keras, hari demi hari, balapan demi balapan, setelah semua yang terjadi pada saya dalam 18 bulan terakhir,” kata Gasly, dilansir situs resmi F1.
Kemenangan kali ini juga terasa sangat spesial. Pasalnya, Gasly jadi pembalap Prancis pertama yang memenangi balapan F1 sejak terakhir terjadi pada 24 tahun silam. Ketika itu, Olivier Panis berhasil mengumandangkan lagu kebangsaan Prancis La Marseillaise seusai merebut podium pertama di GP Monako pada 1996. (Baca juga: Ternyata Tidur Bisa Cegah Alzheimer)
Tim asal Italia itu juga memiliki sejarah manis di Monza ketika Sebastian Vettel memenangi balapan di sana pada 2008 kala tim itu masih bernama Toro Rosso. Pembalap asal Jerman itu menjadi talenta baru, yang kemudian dipromosikan ke tim senior Red Bull dan menghasilkan empat gelar juara dunia F1. Keberhasilan Gasly ini diharapkan bisa mengikuti jejak Vettel di tahun-tahun mendatang.
Namun, banyak yang menilai jika kemenangan Gasly berbau keberuntungan. Pasalnya, Hamilton yang sempat menguasai balapan tak mampu mempertahankan keunggulannya setelah dihukum penalti 10 detik akibat memasuki pit lane pada waktu yang tidak semestinya. Situasi itu menghambat Hamilton pada balapan yang sempat dihentikan akibat kecelakaan pembalap Ferrari Charles Leclerc.
Meski Hamilton jauh di barisan belakang, balapan justru berlangsung lebih menarik. Pasalnya, Gasly bersaing ketat dengan pembalap McLaren Carlos Sainz Jr yang akhirnya harus puas di podium kedua dengan selisih 0,415 detik. Hamilton pun memuji Gasly yang mampu mengatasi tekanan dari rivalnya dengan sangat baik dan sekaligus menjawab pertanyaan Red Bull yang telah mendepaknya ke tim keduanya. (Lihat videonya: Inilah Kriteria Wanita Muslimah yang Dirindukan Surga)
"Saya merasa dia (Gasly) memiliki banyak bakat dan tidak mendapatkan keadilan di Red Bull hingga akhirnya diturunkan posisinya. Tidak mudah bagi pembalap saat itu terjadi. Saya berempati dengan itu. Saya sangat terkesan. Saya pikir dia telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dan pantas untuk sukses. Semoga itu menciptakan kesempatan baginya untuk maju,” ucap Hamilton. (Raikhul Amar)
(ysw)
tulis komentar anda