West Ham Tolak Tawaran Rp6,6 Triliun dari Konsorsium Misterius AS

Selasa, 15 September 2020 - 16:01 WIB
West Ham Tolak Tawaran Rp6,6 Triliun dari Konsorsium Misterius AS. Foto: The Sun
LONDON - Rencana mengambil alih klub West Ham United oleh konsorsium misterius asal Amerika Serikat (AS) menemui jalan buntu. Pemilih klub tradisional Inggris menolak tawaran sebesar 350 juta pound atau setara Rp6,6 triliun.

Pemilik West Ham United yang sekarang, David Sullivan dan David Gold, dilaporkan baru saja mengadakan pembicaraan dengan konsorsium asal Amerika Serikat terkait pengambil alihan aset klub. Namun, Sullivan dan Gold tak bersedia menjual West Ham United.

Tidak disebutkan secara rinci siapa konsorsium Amerika Serikat yang dimaksud. Namun, dalam laporan yang diterbitkan The Sun, Selasa (15/9/2020), calon pembeli merupakan pemodal besar yang sudah lama terlibat dalam industri olahraga. (Baca Juga: West Ham United Ingin Datangkan Mario Goetze )



“Sullivan dikontak pada pekan pertama bulan Agustus, tak lama setelah West Ham United lolos dari degradasi, mengamankan tempat di Premier League cuma dengan lima poin dari zona merah,” tulis The Sun dalam laporannya.

Laporan lain menyebut, Sullivan bukan tidak mau menjual West Ham United. Hanya saja, dua pemilik klub yang sekarang tidak setuju dengan skema yang ditawarkan. Pertama, nilai 350 juta pound dianggap terlalu kecil. Kedua, hanya saham minoritas klub yang boleh dilepas.

“Tetapi konsorsium AS menginginkan tak kurang dari 51 persen saham, sehingga mereka dapat mengambil keputusan penting,”

Menurut laporan Deloitte, saat ini West Ham United berada di urutan ke-18 dalam daftar klub berpenghasilan terbesar di dunia. Artinya, dalam kondisi keuangan yang tak buruk, posisi tawar Sullivan dan Gold bisa lebih kuat ketimbang calon pembeli misterius asal AS itu. (Lihat Grafis: Ansu Fati Penerus Lionel Messi )
(bbk)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More