Tunggu Kejutan Diakhir Bursa

Senin, 05 Oktober 2020 - 11:35 WIB
Penyerang Crystal Palace Wilfried Zaha dikabarkan ingin pergi dariPalace dan dikaitkan dengan Arsenal serta Everton. Foto/Reuters
MANCHESTER - Tahan napas dan tunggu kejutan yang bisa terjadi pada penutupan bursa transfer pemain . Tak jarang, tekanan deadline transfer membuat klub-klub kerap melakukan pembelian tidak terencana dan di luar nalar kebutuhan.

Operasi tersebut tak selalu berhasil, tapi juga tidak juga gagal 100%. Pengalaman operasi pada detik-detik akhir bursa transfer pernah dilakoni klub-klub top Liga Primer, seperti dialami Liverpool. Pada Januari 2011, prioritas mereka mencari pengganti Fernando Torres yang hijrah ke Chelsea. Tapi, sudah mendapatkan Luis Suarez dari Ajax Amsterdam, Liverpool masih belum puas. (Baca: Amalan yang Dapat Mempercepat Datangnya Rezeki)

Mereka menjatuhkan pilihan pada penyerang Newcastle United, Andy Carroll yang ditebus seharga 35 juta poundsterling. Sayangnya, Carroll gagal memenuhi ekspektasi. Penyerang jangkung itu hanya mencetak enam gol dalam 26 pertandingan liga untuk Liverpool sebelum akhirnya bergabung dengan West Ham dalam kontrak permanen pada Mei 2013.



Kesalahan serupa juga pernah dilakukan Manchester City (Man City) saat mendatangkan Benjani Mwaruwari jelang penutupan bursa transfer Agustus 2008. Konferensi penyambutan telah disiapkan The Citizens, tetapi harus diundur karena sang penyerang telat datang karena tertidur dan melewatkan dua penerbangan ke Manchester.

Pada saat itu, Man City tampaknya merasa menyesal karena khawatir dengan cedera lutut Mwaruwari yang sudah berlangsung lama sehingga mencoba mundur dari kesepakatan awal. Seorang juru bicara Man City kemudian menyatakan kesepakatan itu belum tercapai sebelum tenggat waktu tengah malam tetapi, empat hari kemudian, Liga Primer mengonfirmasi bahwa telah menerima dokumen yang diperlukan tepat waktu dan kepindahan itu resmi selesai. (Baca juga: Masa Pendaftaran Beasiswa Unggulan Ditutup Hari ini)

Benjani membuat awal yang ideal untuk karier di Man City, mencetak gol pada debutnya dalam kemenangan 2-1 melawan Manchester United, tetapi cedera membatasi penampilannya. Setelah itu, bermain 22 pertandingan lebih lanjut dan mencetak tiga gol lagi selama periode dua tahun sebelum pergi pada 2010 ketika kontraknya berakhir.

Panic buying turut dilakukan Manchester United (MU). Kurang dari satu jam sebelum jendela transfer musim panas 2013 ditutup, The Red Devils mengonfirmasi penandatanganan Marouane Fellaini seharga 27,5 juta poundsterling, 4 juta poundsterling dari klausul rilisnya. Itu terjadi karena pelatih David Moyes baru menyadari klausul rilis Fellaini senilai 23,5 juta yang sudah melewati batas waktunya, 31 Juli dan MU terlambat bernegosiasi dengan Everton.

Setelah Moyes dipecat, karier Fellaini cenderung naik turun di bawah Louis Van Gaal dan Jose Mourinho hingga akhirnya hengkang ke klub Liga Super China, Shandong Luneng pada Januari 2019. Total dari 177 penampilannya, Fellaini mencetak 22 gol. Di era Van Gaal, MU turut menggelontorkan dana senilai 168 juta poundsterling untuk memboyong tujuh pemain di bursa transfer musim panas 2014 di antaranya Radamel Falcao, Daley Blind, Angel di Maria, Timothy Fosu Mensah, Marcos Rojo, dan Ander Herrera, tapi itu tidak menjadi jaminan. Falcao, Di Maria, dan Rojo gagal bersinar.

Namun tak semua gagal. Seperti kisah Arsenal. Memboyong Mikel Arteta dari Everton satu jam sebelum bursa transfer 31 Agustus 2011 ditutup. Banyak yang menganggap Arsene Wenger melakukan kesalahan karena tidak sebanding dengan kualitas Cesc Fabregas. Arteta membuktikan tudingan itu keliru. Gelandang Spanyol tersebut akhirnya mampu menunjukkan kualitas dan pengaruh besarnya di lapangan. Arteta bahkan dipercaya menjadi kapten The Gunners. (Baca juga: Jangan Pernah Malas Pakai Masker karena Ini Alasannya)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More