Minimal Butuh 10 Tahun untuk Lahirkan Bintang Bulu Tangkis
Kamis, 12 November 2020 - 19:21 WIB
JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, PB Djarum dan PB Jaya Raya menyatakan bahwa butuh perjuangan besar dalam melahirkan pahlawan bulu tangkis Indonesia. Klub membutuhkan waktu tidak sedikit, setidaknya 10 tahun agar bisa mewujudkan ambisinya tersebut.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan pahlawan bulu tangkis Indonesia tidak lahir secara instan. Ada peran besar klub dalam proses pencarian hingga pembentukan bakat pemain, sehingga kelak dapat berjuang di kejuaraan internasional.
"Di PB Djarum, kami melakukan dua sistem perekrutan yaitu audisi umum dan audisi khusus. Audisi Umum formatnya kita datang ke kota-kota di Indonesia. Sementara audisi khusus, kita melihat jika ada calon atlet yang bagus, akan kita ajak untuk tes di Kudus selama dua hingga tiga hari," kata Yoppy pada acara bincang media hari pahlawan melalui zoom, Rabu (12/11).
Dimulai dengan proses pencarian bibit berbakat ini, klub mulai mengasah kemampuan dan mental atlet yang kelak akan membela Indonesia di kancah dunia. Untuk itu, Yoppy menambahkan bahwa klub merupakan pondasi dalam mencetak pahlawan bulutangkis Indonesia. Bahkan, dia mengakui butuh 10 tahun untuk menempa calon atlet mulai dari titik nol. "10 tahun itu tidak sebentar. Dalam masa waktu yang lama itu, banyak tantangan yang klub rasakan untuk menghasilkan seorang atlet agar bisa berprestasi," ujar Yoppy.
Menurut Yoppy, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan adalah bukti nyata pebulutangkis binaan PB Djarum dan PB Jaya Raya yang merajai gelanggang ganda putra. "Hendra dan Ahsan itu contoh di depan mata. Pada saat semuanya kalah di kejuaraan dunia, mereka berdua jadi penyelamat. Kemudian di luar lapangan, publik pun menaruh hormat terhadap keduanya. Mereka adalah pahlawan bulu tangkis indonesia," ujar Yoppy.
Hal senada juga disampaikan Ketua Harian PB Jaya Raya Imelda Wigoena, yang berhasil meraih gelar juara All England 1979 di nomor ganda campuran bersama Christian Hadinata. PB Jaya Raya, lanjutnya, menggelar seleksi atlet sebanyak dua kali dalam satu tahun. Selain itu, klub bulutangkis yang bermarkas di kawasan Bintaro, Jakarta ini, melakukan "jemput bola" ke klub-klub di daerah untuk mencari bakat pebulutangkis belia. "Jika tekniknya bagus kemudian fisiknya hebat, tentu klub tertarik untuk membina si atlet. Tapi saya menitikberatkan pada masalah mental si atlet pada saat perekrutan, karena ini bukan hal yang mudah dan harus menjadi perhatian khusus," paparnya.
(ruf)
tulis komentar anda