Inggris Kuasai 32 Besar Liga Europa
Kamis, 10 Desember 2020 - 11:30 WIB
LEIPZIG - Manchester United (MU) melengkapi daftar tim Liga Primer yang akan bermain di babak 32 besar Liga Europa . Sebelumnya sudah ada Arsenal, Tottenham Hotspur dan Leicester City yang mendapatkan tiket fase gugur kompetisi kasta kedua Eropa terebut.
MU akhirnya harus turun ke kasta kedua setelah menyerah 2-3 saat bertandang ke Red Bull Arena, Rabu (9/12), markas RB Leipzig. Akibatnya, The Red Devils menelan pil pahit gagal melaju ke babak 16 besar Liga Champions usai kalah 2-3 pada pertandingan pamungkas Grup H. (Baca: Juventus Gilas Barcelona, Manchester United Dihajar Leipzig)
Kekalahan di Jerman memastikan MU finish di urutan ketiga klasemen akhir Grup H dengan sembilan poin. Dari enam pertandingan, mereka mengemas tiga kemenangan dan tiga kekalahan. Harry Maguire dkk pun tereliminasi ke babak 32 besar Liga Europa.
Kegagalan MU musim ini semakin memperpanjang performa buruk mereka di pentas Eropa setelah Sir Alex Ferguson pensiun 2013 lalu. Sejak menembus final musim 2010-11 The Red Devils belum berhasil melewati perempat final atau selama tujuh musim. Dari statistik, persentase kemenangan MU di Liga Champions selama tujuh musim sejak Ferguson pergi adalah 45,71%. Padahal, tujuh tahun sebelumnya mencapai 61,33%.
Kegagalan MU menembus babak 16 besar menjadikan Ole Gunnar Solskjaer menjadi pelatih pertama klub Inggris yang kalah dalam enam dari 10 pertandingan pertamanya di Liga Champions. Kemampuannya menangani MU semakin disorot. (Baca juga: Unsoed Kukuhkan 4 Guru Besar Baru)
Kekalahan dari Leipzig menegaskan bahwa Solskjaer seperti kesulitan membangun konsistensi permainan timnya. MU boleh saja bangga dijuluki sebagai raja comeback atas keberhasilan mereka membalikkan situasi dan memenangkan pertandingan di lima laga tandang terakhir di semua kompetisi sepanjang musim ini, termasuk kemenangan 2-1 atas Paris Saint Germain (PSG) (21/10). Itu sekaligus menjadi kemenangan tandang kesembilan beruntun yang diraih MU di Liga Primer.
Tetapi, keajaiban tersebut meninggalkan MU di Red Bull Arena. Berbekal kemenangan 5-0 di pertemuan pertama di Old Trafford (29/10) dan hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos, The Red Devils justru kelimpungan menghadapi Leipzig.
Gawang David de Gea kebobolan tiga gol melalui Angelino (2), Amadou Haidara (13) serta Justin Kluivert (69). MU gagal membalikkan keadaan dan hanya memperkecil defisit skor melalui gol Bruno Fernandes (80) dan bunuh diri Ibrahima Konate (82).
Solskjaer mengakui segala yang direncanakannya tidak berjalan dengan baik. Dia mengatakan timnya berada dalam tekanan tuah rumah dan kesulitan mengembangkan permainan. “Kami melakukan semua yang biasanya kami lakukan dalam persiapan. Kami tahu bahwa semua orang ingin tampil untuk pertandingan seperti ini,” kata Solskjaer dilansir bbc. (Baca juga: Mau Suntik Vaksin Covid-19, Lihat Dulu Daftar Harganya!)
MU akhirnya harus turun ke kasta kedua setelah menyerah 2-3 saat bertandang ke Red Bull Arena, Rabu (9/12), markas RB Leipzig. Akibatnya, The Red Devils menelan pil pahit gagal melaju ke babak 16 besar Liga Champions usai kalah 2-3 pada pertandingan pamungkas Grup H. (Baca: Juventus Gilas Barcelona, Manchester United Dihajar Leipzig)
Kekalahan di Jerman memastikan MU finish di urutan ketiga klasemen akhir Grup H dengan sembilan poin. Dari enam pertandingan, mereka mengemas tiga kemenangan dan tiga kekalahan. Harry Maguire dkk pun tereliminasi ke babak 32 besar Liga Europa.
Kegagalan MU musim ini semakin memperpanjang performa buruk mereka di pentas Eropa setelah Sir Alex Ferguson pensiun 2013 lalu. Sejak menembus final musim 2010-11 The Red Devils belum berhasil melewati perempat final atau selama tujuh musim. Dari statistik, persentase kemenangan MU di Liga Champions selama tujuh musim sejak Ferguson pergi adalah 45,71%. Padahal, tujuh tahun sebelumnya mencapai 61,33%.
Kegagalan MU menembus babak 16 besar menjadikan Ole Gunnar Solskjaer menjadi pelatih pertama klub Inggris yang kalah dalam enam dari 10 pertandingan pertamanya di Liga Champions. Kemampuannya menangani MU semakin disorot. (Baca juga: Unsoed Kukuhkan 4 Guru Besar Baru)
Kekalahan dari Leipzig menegaskan bahwa Solskjaer seperti kesulitan membangun konsistensi permainan timnya. MU boleh saja bangga dijuluki sebagai raja comeback atas keberhasilan mereka membalikkan situasi dan memenangkan pertandingan di lima laga tandang terakhir di semua kompetisi sepanjang musim ini, termasuk kemenangan 2-1 atas Paris Saint Germain (PSG) (21/10). Itu sekaligus menjadi kemenangan tandang kesembilan beruntun yang diraih MU di Liga Primer.
Tetapi, keajaiban tersebut meninggalkan MU di Red Bull Arena. Berbekal kemenangan 5-0 di pertemuan pertama di Old Trafford (29/10) dan hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos, The Red Devils justru kelimpungan menghadapi Leipzig.
Gawang David de Gea kebobolan tiga gol melalui Angelino (2), Amadou Haidara (13) serta Justin Kluivert (69). MU gagal membalikkan keadaan dan hanya memperkecil defisit skor melalui gol Bruno Fernandes (80) dan bunuh diri Ibrahima Konate (82).
Solskjaer mengakui segala yang direncanakannya tidak berjalan dengan baik. Dia mengatakan timnya berada dalam tekanan tuah rumah dan kesulitan mengembangkan permainan. “Kami melakukan semua yang biasanya kami lakukan dalam persiapan. Kami tahu bahwa semua orang ingin tampil untuk pertandingan seperti ini,” kata Solskjaer dilansir bbc. (Baca juga: Mau Suntik Vaksin Covid-19, Lihat Dulu Daftar Harganya!)
tulis komentar anda