Pahlawan Perang Peraih Emas Pertama Sri Lanka di Paralimpiade Tokyo 2020
Rabu, 01 September 2021 - 02:04 WIB
TOKYO - Seluruh masyarakat Sri Lanka layak berbangga menyaksikan Paralimpiade Tokyo 2020 . Ini tak lepas dari keberhasilan atlet lempar lembing, Dinesh Priyantha Herath, menyabet medali emas pertama.
Prestasi ini yang dipersembahkan Dinesh Priyantha Herath terjadi di kelas F46 putra Paralimpiade Tokyo 2020 . Selain menyumbang emas pertama, ia memecahkan rekor dunia baru dengan lemparan terbaiknya sejauh 67,79 meter.
Herath berada satu peringkat di atas pemain favorit dari India, Devendra Jhajharia dan Jhajharia Sundar yang meraih perak dan perunggu. Devendra mencatat lemparan terbaik di angka 64,35 meter dan Sundar di angka 64,01.
BACA JUGA: Raih Perunggu Paralimpiade Tokyo, Keluarga Sapto Yogo Purnomo di Banyumas Terharu
Keberhasilan Herath sangat berkesan bagi Pemimpin tim Sri Lanka, Deepal Lekam Ralalage. Deepal tidak dapat menahan emosi dan air matanya saat menerima kenyataan ini.
"Anda tidak tahu betapa berartinya medali ini bagi saya sebagai sebuah bangsa. Kami telah menunggu hari ini selama bertahun-tahun. Itu sebabnya air mata ini tidak berhenti. Medali emas dari Herath ini akan mengukir jalan baru bagi olahraga di negara kita. Pemerintah sudah melakukan banyak hal dan mudah-mudahan jika kita bisa meraih beberapa medali lagi dari sini, maka tidak ada yang seperti itu,” tuturnya.
Menariknya, Herath memiliki masa lalu berbeda dari yang lainnya. Atlet berusia 32 tahun ini merupakan mantan tentara perang.
BACA JUGA: Berita Transfer Liga Italia: Juventus Pulangkan Moise Kean
Herath sempat mengikuti aksi militer untuk memperjuangkan negaranya melawan Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE). Ia pun tertembak sebanyak tiga peluru pada lengan kirinya saat tergabung dalam peperangan.
Selepas itu, Herath memilih untuk pensiun dari tentara dan lebih sering menghabiskan waktu untuk berolahraga. Keputusan ini sempat ditentang oleh keluarganya karena berkaitan dengan finansial.
“Ya, istri saya sangat kesal dengan saya melakukan olahraga. Namun, sekarang dia mendukung saya. Saya memiliki tiga anak dan saya tidak sabar untuk pergi dan melihat mereka. Mereka akan senang melihat saya kembali dengan emas, ”kata Herath dikutip dari laman resmi Paralimpiade, Selasa (31/8/2021)
“Butuh waktu empat tahun bagi saya untuk menyatukan tangan saya. Itu adalah saat-saat yang paling menguji dalam hidup saya. Namun, lembing telah memberi saya segalanya, itu telah membantu saya mendapatkan kembali hidup saya dan emas ini adalah hasil dari semua kerja keras yang telah saya lakukan, ”kata Herath.
Prestasi ini yang dipersembahkan Dinesh Priyantha Herath terjadi di kelas F46 putra Paralimpiade Tokyo 2020 . Selain menyumbang emas pertama, ia memecahkan rekor dunia baru dengan lemparan terbaiknya sejauh 67,79 meter.
Herath berada satu peringkat di atas pemain favorit dari India, Devendra Jhajharia dan Jhajharia Sundar yang meraih perak dan perunggu. Devendra mencatat lemparan terbaik di angka 64,35 meter dan Sundar di angka 64,01.
BACA JUGA: Raih Perunggu Paralimpiade Tokyo, Keluarga Sapto Yogo Purnomo di Banyumas Terharu
Keberhasilan Herath sangat berkesan bagi Pemimpin tim Sri Lanka, Deepal Lekam Ralalage. Deepal tidak dapat menahan emosi dan air matanya saat menerima kenyataan ini.
"Anda tidak tahu betapa berartinya medali ini bagi saya sebagai sebuah bangsa. Kami telah menunggu hari ini selama bertahun-tahun. Itu sebabnya air mata ini tidak berhenti. Medali emas dari Herath ini akan mengukir jalan baru bagi olahraga di negara kita. Pemerintah sudah melakukan banyak hal dan mudah-mudahan jika kita bisa meraih beberapa medali lagi dari sini, maka tidak ada yang seperti itu,” tuturnya.
Menariknya, Herath memiliki masa lalu berbeda dari yang lainnya. Atlet berusia 32 tahun ini merupakan mantan tentara perang.
BACA JUGA: Berita Transfer Liga Italia: Juventus Pulangkan Moise Kean
Herath sempat mengikuti aksi militer untuk memperjuangkan negaranya melawan Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE). Ia pun tertembak sebanyak tiga peluru pada lengan kirinya saat tergabung dalam peperangan.
Selepas itu, Herath memilih untuk pensiun dari tentara dan lebih sering menghabiskan waktu untuk berolahraga. Keputusan ini sempat ditentang oleh keluarganya karena berkaitan dengan finansial.
“Ya, istri saya sangat kesal dengan saya melakukan olahraga. Namun, sekarang dia mendukung saya. Saya memiliki tiga anak dan saya tidak sabar untuk pergi dan melihat mereka. Mereka akan senang melihat saya kembali dengan emas, ”kata Herath dikutip dari laman resmi Paralimpiade, Selasa (31/8/2021)
“Butuh waktu empat tahun bagi saya untuk menyatukan tangan saya. Itu adalah saat-saat yang paling menguji dalam hidup saya. Namun, lembing telah memberi saya segalanya, itu telah membantu saya mendapatkan kembali hidup saya dan emas ini adalah hasil dari semua kerja keras yang telah saya lakukan, ”kata Herath.
(yov)
tulis komentar anda