Venue dan Persiapan Atlet Terhenti Gara-gara Corona Jadi Alasan PON 2020 Ditunda
Kamis, 23 April 2020 - 15:18 WIB
JAKARTA - Penundaan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua ke Oktober 2021 didasari sejumlah pertimbangan, di antaranya venue pertandingan belum siap.
"Pertimbangannya pertama, penyelesaian pekerjaan fisik venue yang masih berlangsung dan tidak bisa diteruskan pengerjaannya,” ungkap Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainuddin Amali di Jakarta, Kamis (23/4/2020).
Dia menjelaskan, bahan dan barang kebutuhan kurang tersedia. Sementara bahan untuk pembangunan yang mesti didatangkan dari luar Papua mengalami hambatan karena sebagai dampak penutupan oleh Pemprov Papua. ”Di samping itu, tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di sana sebagian juga didatangkan dari luar Papua," tambah Zainuddin. (Baca : Resmi Ditunda, PON 2020 Papua Digelar Oktober 2021)
Pertimbangan lain yaitu situasi pandemi Covid-19 di seluruh dunia, maka muncul kesulitan pengadaan peralatan. "Negara-negara produsen yang tadinya diharapkan kita bisa minta untuk suplai peralatan-peralatan olahraga yang akan digunakan ternyata juga mengalami kondisi yang sama. Produksi mereka terkendala. Belum lagi kita bicara distribusi dan pengirimannya dan berbagai hal yang juga menyangkut itu," jelas Zainuddin.
Menurut Zainuddin, usulan penundaan PON 2020 juga diajukan sejumlah persatuan cabang olahraga. Dilihat dari sisi kesiapan kontingen, pandemi Covid-19 menyebabkan seluruh latihan yang terpusat di daerah-daerah atau pelatda terhenti.
"Sekarang ini mereka melakukan latihan secara mandiri, tentu hanya untuk menjaga kebugaran saja tapi untuk prestasi yang maksimal, tidak bisa kita harapkan," kata Zainuddin.
Padahal PON adalah puncak prestasi olahraga di tingkat nasional sehingga target prestasi di PON pun dinilai tidak dapat tercapai bila hanya dilatih dalam waktu satu dua hari. "Saya kira, waktu satu tahun penundaan adalah waktu ideal baik untuk persiapan infrastruktur, venue dan tempat penginapan maupun untuk persiapan kontingen serta pengadaan alatnya," katanya.
"Pertimbangannya pertama, penyelesaian pekerjaan fisik venue yang masih berlangsung dan tidak bisa diteruskan pengerjaannya,” ungkap Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainuddin Amali di Jakarta, Kamis (23/4/2020).
Dia menjelaskan, bahan dan barang kebutuhan kurang tersedia. Sementara bahan untuk pembangunan yang mesti didatangkan dari luar Papua mengalami hambatan karena sebagai dampak penutupan oleh Pemprov Papua. ”Di samping itu, tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di sana sebagian juga didatangkan dari luar Papua," tambah Zainuddin. (Baca : Resmi Ditunda, PON 2020 Papua Digelar Oktober 2021)
Pertimbangan lain yaitu situasi pandemi Covid-19 di seluruh dunia, maka muncul kesulitan pengadaan peralatan. "Negara-negara produsen yang tadinya diharapkan kita bisa minta untuk suplai peralatan-peralatan olahraga yang akan digunakan ternyata juga mengalami kondisi yang sama. Produksi mereka terkendala. Belum lagi kita bicara distribusi dan pengirimannya dan berbagai hal yang juga menyangkut itu," jelas Zainuddin.
Menurut Zainuddin, usulan penundaan PON 2020 juga diajukan sejumlah persatuan cabang olahraga. Dilihat dari sisi kesiapan kontingen, pandemi Covid-19 menyebabkan seluruh latihan yang terpusat di daerah-daerah atau pelatda terhenti.
"Sekarang ini mereka melakukan latihan secara mandiri, tentu hanya untuk menjaga kebugaran saja tapi untuk prestasi yang maksimal, tidak bisa kita harapkan," kata Zainuddin.
Padahal PON adalah puncak prestasi olahraga di tingkat nasional sehingga target prestasi di PON pun dinilai tidak dapat tercapai bila hanya dilatih dalam waktu satu dua hari. "Saya kira, waktu satu tahun penundaan adalah waktu ideal baik untuk persiapan infrastruktur, venue dan tempat penginapan maupun untuk persiapan kontingen serta pengadaan alatnya," katanya.
(muh)
tulis komentar anda