CEO Dorna Sports Lebih Suka Komentari Polemik 2015 ketimbang Bahas Covid-19
Sabtu, 25 April 2020 - 16:09 WIB
MADRID - Carmelo Ezpeleta selaku CEO Dorna Sports mengaku lebih suka mengomentari polemik yang terjadi pada 2015 ketika Marc Marquez dan Valentino Rossi berseteru ketimbang membahas mengenai situasi MotoGP 2020, yang terganggu akibat pandemi virus corona. Pasalnya, Ezpeleta tidak memiliki jadwal yang pasti kapan akan memulai balapan roda dua paling bergengsi ini.
Dalam keadaaan darurat kesehatan seperti ini, memutuskan pertandingan sepak bola jauh lebih mudah ketimbang membahas mengenai status MotoGP 2020. Sebab, kata Ezpeleta, ada banyak negara yang terlibat dalam kejuaraan grand prix ini.
"Kami memiliki banyak negara dan kita semua harus pindah dari negara satu ke negara yang lain. Penting untuk melihat setiap informasi mengenai aktivitas olahraga apa yang mereka izinkan untuk kami lakukan. Jadi skenarionya adalah memulai pada Agustus di Brno atau Austria. Ini merupakan opsi yang paling realistis buat kami dan memungkinkan kami melakukan 12,13 atau 14 balapan," kata Ezpeleta dikutip dari Corsedimoto, Sabtu (25/4).
Opsi kedua adalah memulai balapan pada November dan Desember. Berbicara mengenai skenario ini, Ezpeleta menekankan jika pihaknya akan fokus pada dua atau tiga sirkuit dengan melakukan tiga balapan di setiap sirkuit. Jelas dalam hal skenario memulai balapan tertutup dan jumlah kehadiran dikurangi menjadi keharusan, termasuk tidak adanya jurnalis dari media, hanya TV dan sejumlah fotografer yang diperbolehkan menyaksikan balapan.
"Kami sedang mempertimbangkan angka sekitar 1.200 orang yang akan pergi ke masing-masing dokter umum. Semua orang akan diuji sebelum dan sesudah balapan. Angka-angka ini akan memprediksi sekitar 40 orang untuk tim pabrik MotoGP, 25 untuk tim satelit, 20 untuk Moto2 dan 15 untuk Moto3."
Tetap merencanakan tempat pertemuan yang lebih baik, tempat tidur dan makan dengan pemisahan yang diperlukan. "Ini adalah logistik yang sangat rumit yang kami usulkan kepada pemerintah tempat-tempat di mana kami harus pergi, sehingga mereka dapat memberi kami persetujuan."
Covid-19 ini benar-benar membuat Ezpeleta tampak frustrasi. Betapa tidak, selama ini ia dikenal mampu menyelesaikan masalah apa pun, seperti yang terjadi ketika Marquez dan Rossi berselisih. Tapi virus yang berasal dari Wuhan ini membuat pria berkacamata itu tampak tak berdaya.
"Dibandingkan dengan kekacauan yang kita miliki sekarang, 2015 dialami sebagai musim di lautan perdamaian," canda CEO Dorna. "Di sana kami tahu apa yang sedang terjadi, kami melihat di mana mereka berada, apa yang bisa terjadi, dll," pungkas Ezpeleta.
Lihat Juga: Cosplay Robot Terminator, Jorge Martin Rayakan Gelar Juara MotoGP 2024 di Sirkuit Catalunya
Dalam keadaaan darurat kesehatan seperti ini, memutuskan pertandingan sepak bola jauh lebih mudah ketimbang membahas mengenai status MotoGP 2020. Sebab, kata Ezpeleta, ada banyak negara yang terlibat dalam kejuaraan grand prix ini.
"Kami memiliki banyak negara dan kita semua harus pindah dari negara satu ke negara yang lain. Penting untuk melihat setiap informasi mengenai aktivitas olahraga apa yang mereka izinkan untuk kami lakukan. Jadi skenarionya adalah memulai pada Agustus di Brno atau Austria. Ini merupakan opsi yang paling realistis buat kami dan memungkinkan kami melakukan 12,13 atau 14 balapan," kata Ezpeleta dikutip dari Corsedimoto, Sabtu (25/4).
Opsi kedua adalah memulai balapan pada November dan Desember. Berbicara mengenai skenario ini, Ezpeleta menekankan jika pihaknya akan fokus pada dua atau tiga sirkuit dengan melakukan tiga balapan di setiap sirkuit. Jelas dalam hal skenario memulai balapan tertutup dan jumlah kehadiran dikurangi menjadi keharusan, termasuk tidak adanya jurnalis dari media, hanya TV dan sejumlah fotografer yang diperbolehkan menyaksikan balapan.
"Kami sedang mempertimbangkan angka sekitar 1.200 orang yang akan pergi ke masing-masing dokter umum. Semua orang akan diuji sebelum dan sesudah balapan. Angka-angka ini akan memprediksi sekitar 40 orang untuk tim pabrik MotoGP, 25 untuk tim satelit, 20 untuk Moto2 dan 15 untuk Moto3."
Tetap merencanakan tempat pertemuan yang lebih baik, tempat tidur dan makan dengan pemisahan yang diperlukan. "Ini adalah logistik yang sangat rumit yang kami usulkan kepada pemerintah tempat-tempat di mana kami harus pergi, sehingga mereka dapat memberi kami persetujuan."
Covid-19 ini benar-benar membuat Ezpeleta tampak frustrasi. Betapa tidak, selama ini ia dikenal mampu menyelesaikan masalah apa pun, seperti yang terjadi ketika Marquez dan Rossi berselisih. Tapi virus yang berasal dari Wuhan ini membuat pria berkacamata itu tampak tak berdaya.
"Dibandingkan dengan kekacauan yang kita miliki sekarang, 2015 dialami sebagai musim di lautan perdamaian," canda CEO Dorna. "Di sana kami tahu apa yang sedang terjadi, kami melihat di mana mereka berada, apa yang bisa terjadi, dll," pungkas Ezpeleta.
Lihat Juga: Cosplay Robot Terminator, Jorge Martin Rayakan Gelar Juara MotoGP 2024 di Sirkuit Catalunya
(mirz)
tulis komentar anda