Pelari Ethiopia Dilarang Tampil Selama 12 Tahun akibat Doping
Selasa, 23 Juni 2020 - 02:02 WIB
ADDIS ABABA - Pelari maraton asal Ethiopia, Etaferahu Temesgen Wodaj, mendapat hukuman berat setelah terbukti mengonsumsi doping . Dia dilarang tampil selama 12 tahun yang berarti kariernya berakhir hari ini.
Wodaj, 30 tahun, ketahuan mengonsumsi doping setelah sampel urin miliknya dites oleh Unit Integritas Atletik (AIU) pada November 2019. Dalam urin Wodaj mengandung erythropoietin (EPO) yang notabene zat terlarang WADA. (Baca juga: Badan Atletik Dunia Gelontorkan Hibah pada Atlet Terdampak Virus Corona )
Sampel urin Wodaj diambil ketika ikut lomba lari Waterfront Marathon di Toronto di Kanada pada Oktober 2019. Pada saat itu, Wodaj finis di posisi kedelapan, sekaligus memecahkan rekor pribadinya dengan catatan waktu 2 jam 27 menit 21 detik.
Sebulan setelah perlombaan, Wodaj dinyatakan positif doping. Dia sempat mengajukan keberatan dan meminta analisis sampel B serta membuat pernyataan publik bahwa uji labratorium keliru. Namun, pada 28 Februari 2020, sampel B Wodaj kembali dinyatakan positif.
Hukuman berat dijatuhkan kepada Wodaj karena ia membuat laporan palsu yang menjelaskan bahwa ia seakan-akan korban dari kelalaian pihak klinik sehigga di dalam tubuhnya terkandung erythropoietin (EPO). Namun, AIU melakukan investigasi, dan mendapati dokter yang namanya dibawa-bawa Wodaj adalah gadungan.
Ia dihukum larangan tampil selama empat tahun atas hasil tes positif doping dan hukuman delapan tahun karena memalsukan laporan kesehatan. (Lihat Grafis: Liga Champions Dilanjutkan Bulan Agustus di Lisbon )
Wodaj, 30 tahun, ketahuan mengonsumsi doping setelah sampel urin miliknya dites oleh Unit Integritas Atletik (AIU) pada November 2019. Dalam urin Wodaj mengandung erythropoietin (EPO) yang notabene zat terlarang WADA. (Baca juga: Badan Atletik Dunia Gelontorkan Hibah pada Atlet Terdampak Virus Corona )
Sampel urin Wodaj diambil ketika ikut lomba lari Waterfront Marathon di Toronto di Kanada pada Oktober 2019. Pada saat itu, Wodaj finis di posisi kedelapan, sekaligus memecahkan rekor pribadinya dengan catatan waktu 2 jam 27 menit 21 detik.
Sebulan setelah perlombaan, Wodaj dinyatakan positif doping. Dia sempat mengajukan keberatan dan meminta analisis sampel B serta membuat pernyataan publik bahwa uji labratorium keliru. Namun, pada 28 Februari 2020, sampel B Wodaj kembali dinyatakan positif.
Hukuman berat dijatuhkan kepada Wodaj karena ia membuat laporan palsu yang menjelaskan bahwa ia seakan-akan korban dari kelalaian pihak klinik sehigga di dalam tubuhnya terkandung erythropoietin (EPO). Namun, AIU melakukan investigasi, dan mendapati dokter yang namanya dibawa-bawa Wodaj adalah gadungan.
Ia dihukum larangan tampil selama empat tahun atas hasil tes positif doping dan hukuman delapan tahun karena memalsukan laporan kesehatan. (Lihat Grafis: Liga Champions Dilanjutkan Bulan Agustus di Lisbon )
(sha)
tulis komentar anda