Marc Marquez Korban Ambisi Bos Tim Repsol Honda?
Rabu, 27 Juli 2022 - 05:05 WIB
SILVERSTONE - Kegilaan manajer tim Repsol Honda Alberto Puig dalam memimpin tim, termasuk para pembalapnya, dituding sebagai salah satu penyebab kecelakaan yang dialami Marc Marquez . Puig terlalu ambisius untuk menjadikan timnya yang terbaik di MotoGP .
Seorang pengamat yang juga mantan manajer tim Sito Pons, Manolo Burillo, mengungkapkan korelasi tersebut. Dia menyampaikan anekdot tentang Honda dan Alberto Puig .
Menurut Burillo, Puig menjadi sosok yang kontroversial dan lekat dengan kata-kata pedas sejak mengalami kecelakaan di Le Mans saat dia masih menjadi pembalap. Dari sana, Puig selalu menuntut dirinya lebih dan lebih lagi.
“Alberto Puig memberi tekanan pada pengemudinya dengan meneriaki mereka, saya tahu apa yang bisa dia katakan kepada mereka,” ucap Burillo yang menggambarkan kondisi Paddock Honda di bawah kepemimpinannya.
Burillo pun mengaitkan tuntutan Puig tersebut dengan peristiwa di Jerez pada Juli 2020. Peristiwa yang merupakan titik balik dalam karier dan kehidupan Marc Marquez dengan sejumlah prestasi sebelumnya.
Burillo menggambarkan ketika balapan berlangsung, Marquez mengalami tekanan berat dari Puig. Tak ayal, sang pembalap seolah-olah menggambarkan itu adalah balapan terakhirnya dalam karier.
“Mungkin jatuhnya Marc Marquez di Jerez juga karena kegilaan Puig. Karena Alberto, pada saat Marc kembali dan berada di urutan ketiga dengan hanya Maverick dan Quartararo di depannya,” ucap Burillo dikutip laman Paddock GP, Selasa (26/7/2022).
“lebih dari setengah panjang tubuhnya dicondongkan ke luar tembok di trek lurus, memberi tekanan pada Marquez, dengan brutal melambaikan tangannya seolah-olah itu adalah balapan terakhir dalam hidup Marc atau Kejuaraan,” lanjutnya.
"Alberto menekan para pembalapnya dengan meneriaki mereka,” simpulan dari Burillo.
Tekanan keras Puig sudah terlihat sedari dulu sebelum Marquez mengambil alih tim utama. Dia juga menjadi aktor dari dipecatnya Dani Pedrosa yang menurut Burillo adalah hal yang tidak perlu.
Lihat Juga: Profil David Alonso, Pembalap Moto3 Juara GP Barcelona 2024 Pemilik Kemenangan Terbanyak dalam Semusim!
Seorang pengamat yang juga mantan manajer tim Sito Pons, Manolo Burillo, mengungkapkan korelasi tersebut. Dia menyampaikan anekdot tentang Honda dan Alberto Puig .
Menurut Burillo, Puig menjadi sosok yang kontroversial dan lekat dengan kata-kata pedas sejak mengalami kecelakaan di Le Mans saat dia masih menjadi pembalap. Dari sana, Puig selalu menuntut dirinya lebih dan lebih lagi.
“Alberto Puig memberi tekanan pada pengemudinya dengan meneriaki mereka, saya tahu apa yang bisa dia katakan kepada mereka,” ucap Burillo yang menggambarkan kondisi Paddock Honda di bawah kepemimpinannya.
Burillo pun mengaitkan tuntutan Puig tersebut dengan peristiwa di Jerez pada Juli 2020. Peristiwa yang merupakan titik balik dalam karier dan kehidupan Marc Marquez dengan sejumlah prestasi sebelumnya.
Burillo menggambarkan ketika balapan berlangsung, Marquez mengalami tekanan berat dari Puig. Tak ayal, sang pembalap seolah-olah menggambarkan itu adalah balapan terakhirnya dalam karier.
“Mungkin jatuhnya Marc Marquez di Jerez juga karena kegilaan Puig. Karena Alberto, pada saat Marc kembali dan berada di urutan ketiga dengan hanya Maverick dan Quartararo di depannya,” ucap Burillo dikutip laman Paddock GP, Selasa (26/7/2022).
“lebih dari setengah panjang tubuhnya dicondongkan ke luar tembok di trek lurus, memberi tekanan pada Marquez, dengan brutal melambaikan tangannya seolah-olah itu adalah balapan terakhir dalam hidup Marc atau Kejuaraan,” lanjutnya.
"Alberto menekan para pembalapnya dengan meneriaki mereka,” simpulan dari Burillo.
Tekanan keras Puig sudah terlihat sedari dulu sebelum Marquez mengambil alih tim utama. Dia juga menjadi aktor dari dipecatnya Dani Pedrosa yang menurut Burillo adalah hal yang tidak perlu.
Lihat Juga: Profil David Alonso, Pembalap Moto3 Juara GP Barcelona 2024 Pemilik Kemenangan Terbanyak dalam Semusim!
(sha)
tulis komentar anda