Kisah Suryo Nugroho, Atlet Para Bulu Tangkis Indonesia Peraih Medali Paralimpiade Tokyo 2020
Rabu, 27 Juli 2022 - 16:03 WIB
SOLO - Suryo Nugroho adalah atlet para bulu tangkis Indonesia yang siap mengharumkan nama bangsa di ajang ASEAN Para Games 2022 pada 30 Juli-6 Agustus 2022. Sebelum event tersebut dimulai, ia bercerita bagaimana dirinya bisa menjadi atlet.
Suryo Nugroho sejatinya terlahir normal. Namun pada 2006 silam dirinya mengalami kecelakaan sehingga mengharuskan tangan kirinya diamputasi. Suryo merupakan salah satu atlet para bulu tangkis andalan Indonesia. Pemain kelahiran Surabaya itu bermain di sektor tunggal putra.
Sederet prestasi pernah diraih. Mulai dari merebut medali emas dan dua perak pada Asian Para Games Indonesia 2018 hingga menggondol medali perunggu Paralimpiade Tokyo 2020. Namun di balik prestasi mengilau tersebut, hidupnya penuh dengan rintangan.
BACA JUGA: Ranking BWF World Tour Jagoan Bulu Tangkis Indonesia usai Taipei Open 2022
Suryo mengatakan kalau sebelum kecelakaan yang menimpanya pada 2006, dirinya sudah menjadi seorang atlet dan tergabung dalam klub Hi-Qua Wima di Surabaya. "Sebelumnya saya sudah menjadi atlet. Sempat runner up U12 di Surabaya Internasional Cup 2005 gabung di klub Hi-Qua Wima," kata Suryo kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (27/7/2022).
Suryo bercerita kalau kecelakaan yang menimpanya itu mengharuskan tangan kirinya diamputasi. Kala itu, umurnya menginjak 11 tahun. Dia pun sempat memutuskan untuk vakum dari dunia tepok bulu hingga tiga tahun lamanya.
Pada 2009, Suryo mulai bangkit ketika mengetahui bahwa ada olahraga khusus untuk penyandang disabilitas. Semangatnya pun menggebu-gebu hingga akhirnya dia sukses meraih medali perunggu Paralimpiade Tokyo 2020.
BACA JUGA: Tiba di Solo, Atlet ASEAN Para Games 2022 Langsung Gelar Latihan
Suryo mengaku bahwa merebut medali perunggu Paralimpiade Tokyo 2020 merupakan pencapaian terbaiknya. "Saya sebenarnya terlahir normal, tetapi pada 2006 saya mengalami kecelakaan yang mengharuskan saya kehilangan tangan kiri saya untuk di amputasi. Lalu setelah kecelakaan itu saya sempat vakum selama kurang lebih 3 tahun,” ungkapnya.
"Mulai kembali ke bulu tangkis tahun 2009 karena dapat kabar kalau ada olahraga khusus disabilitas di NPC. Setelah itu saya mulai semangat kembali untuk bangkit. Perjalanan saya meraih perunggu di Paralimpiade Tokyo 2020 sangat panjang. Memulai dari nol di 2009 dengan kondisi yang berbeda cukup sulit. Jadi menurut saya perunggu itu adalah prestasi terbesar saya," pungkas Suryo.
Suryo Nugroho sejatinya terlahir normal. Namun pada 2006 silam dirinya mengalami kecelakaan sehingga mengharuskan tangan kirinya diamputasi. Suryo merupakan salah satu atlet para bulu tangkis andalan Indonesia. Pemain kelahiran Surabaya itu bermain di sektor tunggal putra.
Sederet prestasi pernah diraih. Mulai dari merebut medali emas dan dua perak pada Asian Para Games Indonesia 2018 hingga menggondol medali perunggu Paralimpiade Tokyo 2020. Namun di balik prestasi mengilau tersebut, hidupnya penuh dengan rintangan.
BACA JUGA: Ranking BWF World Tour Jagoan Bulu Tangkis Indonesia usai Taipei Open 2022
Suryo mengatakan kalau sebelum kecelakaan yang menimpanya pada 2006, dirinya sudah menjadi seorang atlet dan tergabung dalam klub Hi-Qua Wima di Surabaya. "Sebelumnya saya sudah menjadi atlet. Sempat runner up U12 di Surabaya Internasional Cup 2005 gabung di klub Hi-Qua Wima," kata Suryo kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (27/7/2022).
Suryo bercerita kalau kecelakaan yang menimpanya itu mengharuskan tangan kirinya diamputasi. Kala itu, umurnya menginjak 11 tahun. Dia pun sempat memutuskan untuk vakum dari dunia tepok bulu hingga tiga tahun lamanya.
Pada 2009, Suryo mulai bangkit ketika mengetahui bahwa ada olahraga khusus untuk penyandang disabilitas. Semangatnya pun menggebu-gebu hingga akhirnya dia sukses meraih medali perunggu Paralimpiade Tokyo 2020.
BACA JUGA: Tiba di Solo, Atlet ASEAN Para Games 2022 Langsung Gelar Latihan
Suryo mengaku bahwa merebut medali perunggu Paralimpiade Tokyo 2020 merupakan pencapaian terbaiknya. "Saya sebenarnya terlahir normal, tetapi pada 2006 saya mengalami kecelakaan yang mengharuskan saya kehilangan tangan kiri saya untuk di amputasi. Lalu setelah kecelakaan itu saya sempat vakum selama kurang lebih 3 tahun,” ungkapnya.
"Mulai kembali ke bulu tangkis tahun 2009 karena dapat kabar kalau ada olahraga khusus disabilitas di NPC. Setelah itu saya mulai semangat kembali untuk bangkit. Perjalanan saya meraih perunggu di Paralimpiade Tokyo 2020 sangat panjang. Memulai dari nol di 2009 dengan kondisi yang berbeda cukup sulit. Jadi menurut saya perunggu itu adalah prestasi terbesar saya," pungkas Suryo.
(yov)
tulis komentar anda