4 Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Tragedi Kanjuruhan

Jum'at, 07 Oktober 2022 - 20:02 WIB
Tragedi Kanjuruhan menjadi peristiwa paling kelam sepak bola nasional dengan korban meninggal 131 jiwa/foto/Reuters
MALANG - Tragedi Kanjuruhan menyedot perhatian dunia. Jumlah korban meninggal yang mencapai ratusan jiwa membuat publik tercengang. Sudah saatnya olahraga, termasuk sepak bola, menjadi tontonan yang menggembirakan bukan horor berwajah maut. Pelajaran apa yang bisa dipetik dari tragedi kemanusiaan di Kanjuruhan?

Data yang diungkap Kepolisian RI, Kamis (6/10/2022), jumlah korban dalam Tragedi Kanjuruhan menjadi 131 jiwa, koreksi dari sebelumnya 125 orang. Tragedi Kanjuruhan terjadi selepas Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya 2-3 dalam laga lanjutan Liga 1 2022/2023 , Sabtu (1/10/2022).



Penonton yang tak puas Arema FC kalah turun ke lapangan. Aparat kepolisian yang berjaga berusaha mengendalikan situasi tersebut dengan menembakkan gas air mata yang membuat massa panik. Jalan keluar yang terutup membuat situasi semakin kacau.

Sudah saatnya semua belajar dari traged maut itu. PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), Pihak Kepolisian, Panpel Pertandingan, sampai dengan suporter, yang sudah seharusnya sama-sama melihat ke dalam dan melakukan pembenahan agar tragedi kelam tak terjadi di kemudian hari.





Tim sindonews.com telah merangkum beberapa pelajaran penting yang bisa dijadikan catatan untuk evaluasi pada pertandingan-pertandingan yang akan datang. Berikut uraiannya:

1. Jam kickoff yang terlalu malam untuk laga berisiko tinggi

Menurut Founder Pandit Football sekaligus Pemimpin Redaksi Narasi, Zen RS, pertandingan yang terlalu malam punya risiko besar bagi penonton yang hadir pada pertandingan berisiko tinggi.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More