Asal Usul Miralem Pjanic dapat Julukan Sang Pianis
Minggu, 05 Juli 2020 - 21:01 WIB
BARCELONA - Barcelona telah mengumumkan kedatangan gelandang timnas Bosnia dan Herzegovina, Miralem Pjanic , dengan biaya 60 juta euro dan 5 juta euro dalam biaya tambahan. Pjanic mendapatjulukan sang Pianis.
Kisah Miralem Pjanic sangat menarik, membawanya dari Tuzla, sebuah kota di Bosnia dan Herzegovina, ke Barcelona, melalui perjalanannya di Luksemburg, Perancis, dan Italia. Dalam pengumumannya, gelandang berusia 30 tahun ini akan bergabung dengan FC Barcelona dari Juventus pada musim 2020/21, dengan kontrak hingga 2024.
Di Camp Nou, Pjanic ingin menambah koleksi gelarnya – ia memenangi tiga gelar Serie A bersama Juventus, dan dapat bertambah menjadi empat ketika ia pindah ke Barcelona – ia juga ingin melanjutkan petualangannya untuk meraih gelar yang belum ia dapatkan hingga saat ini: Liga Champions. (Baca juga: Pjanic Resmi Jadi Pemain Barcelona )
La Liga akan menjadi liga Eropa ketiga untuk Pjanic. Setelah meninggalkan Bosnia untuk pindah ke Luksemburg, dimana ayahnya bermain sepak bola tingkat semi-pro untuk FC Schifflange 95, Pjanic mengasah kemampuannya disana lalu kemudian pindah ke klub Perancis, FC Metz di usia 14 tahun. Ia mencatatkan debut profesional bersama Metz di usia 17 tahun, dan bermain sangat luar biasa hingga dipinang oleh Lyon di musim berikutnya.
Setelah tiga musim bermain di Lyon, ia memulai petualangannya di Italia bersama AS Roma. Disana, Pjanic memperlihatkan kemampuannya bermain di berbagai posisi lini tengah, dan mencetak banyak gol dari tendangan bebas, keahlian yang ia pelajari dari Juninho Pernambucano di Lyon.
Legenda AS Roma, Francesco Totti, mengakui kemampuan Pjanić, memuji kecerdasannya, yang menurutnya dapat menutupi gaya bermainnya yang tidak cepat. Pada tahun 2011, Totti berkata: “Teknik bermain Pjanic sangat luar biasa, meskipun ia terlihat sedikit lambat. Ia berpikir lebih cepat dari pemain lainnya, dan itu sangat menyulitkan bagi tim lawan.”
Kecepatannya dalam berpikir dan gaya bermainnya yang elegan, membuat Pjanic dijuluki ‘Il Pianista’, Sang Pianis di Italia – sebuah julukan yang mirip dengan namanya, dan juga kemampuannya mengolah bola.
Setelah lima musim di Roma, Juventus memanggilnya. Di Juventus, ia mengatur lini tengah dan menjuarai gelar pertama dalam karirnya, yakni Serie A dan Coppa Italia, dan juga mencapai final Liga Champions di Cardiff, walaupun Bianconeri akhirnya harus kalah dari Real Madrid.
Pjanic akan melanjutkan rivalitasnya dengan Real Madrid, tidak dengan Juventus tapi dengan Barcelona. Barcelona telah mendatangkan pemain yang kemampuan tekniknya dapat memperkuat lini tengah tim.
Ia juga menguasai bahasa Bosnia, Luksemburg, Perancis, Italia, Inggris, dan Jerman, dan dengan kemampuan bahasanya, tak akan sulit bagi Sang Pianis untuk mempelajari bahasa lokal, dan juga bahasa sepak bola di Barcelona. (Baca juga: Asal Usul Cules Sebutan untuk Pendukung Barcelona )
Kisah Miralem Pjanic sangat menarik, membawanya dari Tuzla, sebuah kota di Bosnia dan Herzegovina, ke Barcelona, melalui perjalanannya di Luksemburg, Perancis, dan Italia. Dalam pengumumannya, gelandang berusia 30 tahun ini akan bergabung dengan FC Barcelona dari Juventus pada musim 2020/21, dengan kontrak hingga 2024.
Di Camp Nou, Pjanic ingin menambah koleksi gelarnya – ia memenangi tiga gelar Serie A bersama Juventus, dan dapat bertambah menjadi empat ketika ia pindah ke Barcelona – ia juga ingin melanjutkan petualangannya untuk meraih gelar yang belum ia dapatkan hingga saat ini: Liga Champions. (Baca juga: Pjanic Resmi Jadi Pemain Barcelona )
La Liga akan menjadi liga Eropa ketiga untuk Pjanic. Setelah meninggalkan Bosnia untuk pindah ke Luksemburg, dimana ayahnya bermain sepak bola tingkat semi-pro untuk FC Schifflange 95, Pjanic mengasah kemampuannya disana lalu kemudian pindah ke klub Perancis, FC Metz di usia 14 tahun. Ia mencatatkan debut profesional bersama Metz di usia 17 tahun, dan bermain sangat luar biasa hingga dipinang oleh Lyon di musim berikutnya.
Setelah tiga musim bermain di Lyon, ia memulai petualangannya di Italia bersama AS Roma. Disana, Pjanic memperlihatkan kemampuannya bermain di berbagai posisi lini tengah, dan mencetak banyak gol dari tendangan bebas, keahlian yang ia pelajari dari Juninho Pernambucano di Lyon.
Legenda AS Roma, Francesco Totti, mengakui kemampuan Pjanić, memuji kecerdasannya, yang menurutnya dapat menutupi gaya bermainnya yang tidak cepat. Pada tahun 2011, Totti berkata: “Teknik bermain Pjanic sangat luar biasa, meskipun ia terlihat sedikit lambat. Ia berpikir lebih cepat dari pemain lainnya, dan itu sangat menyulitkan bagi tim lawan.”
Kecepatannya dalam berpikir dan gaya bermainnya yang elegan, membuat Pjanic dijuluki ‘Il Pianista’, Sang Pianis di Italia – sebuah julukan yang mirip dengan namanya, dan juga kemampuannya mengolah bola.
Setelah lima musim di Roma, Juventus memanggilnya. Di Juventus, ia mengatur lini tengah dan menjuarai gelar pertama dalam karirnya, yakni Serie A dan Coppa Italia, dan juga mencapai final Liga Champions di Cardiff, walaupun Bianconeri akhirnya harus kalah dari Real Madrid.
Pjanic akan melanjutkan rivalitasnya dengan Real Madrid, tidak dengan Juventus tapi dengan Barcelona. Barcelona telah mendatangkan pemain yang kemampuan tekniknya dapat memperkuat lini tengah tim.
Ia juga menguasai bahasa Bosnia, Luksemburg, Perancis, Italia, Inggris, dan Jerman, dan dengan kemampuan bahasanya, tak akan sulit bagi Sang Pianis untuk mempelajari bahasa lokal, dan juga bahasa sepak bola di Barcelona. (Baca juga: Asal Usul Cules Sebutan untuk Pendukung Barcelona )
(sha)
tulis komentar anda