Ketum PSSI Ogah Mundur Jelang KLB, Anggota TGIPF Waspadai Manuver Iwan Bule Cs
Senin, 31 Oktober 2022 - 13:20 WIB
JAKARTA - Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI digadang-gadang jadi momentum reformasi pengurus sepak bola nasional. Anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Anton Sanjoyo dan Akmal Marhali, meminta KLB berjalan independen tanpa kecurangan apa pun.
Menjelang KLB PSSI yang direncanakan berlangsung Januari 2023, Anton Sanjoyo dan Akmal Marhal mencium indikasi kejanggalan. Pasalnya, pengurus PSSI yang dipimpin Mochamad Iriawan belum juga melaksanakan rekomendasi pertama TGIPF terkait pertanggung jawaban Tragedi Kanjuruhan, yaitu mengundurkan diri.
“KLB yang dicanangkan PSSI tidak sesuai rekomendasi kami, KLB yang dimaksud oleh TGIPF adalah ketika para pengurus PSSI mengundurkan diri terjadi kekosongan kekuasaan, kemudian baru diadakan KLB akibat mundurnya para Exco,” kata Akmal ketika dihubungi MNC Portal Indonesia.
Baca Juga: Pundit Sepak Bola Vietnam Kritik STY karena Terlalu Dekat dengan Iwan Bule
Terpisah, anggota TGIPF lainnya, Anton Sanjoyo kepada wartawan di Jakarta, mengatakan saat ini tuntutan dari masyarakat adalah reformasi total di tubuh PSSI. Artinya, lanjut pria yang biasa disapa Bung Joy, semua pengurus lama tidak boleh lagi menjabat bahkan kalau perlu merevisi statuta PSSI yang kontradiktif dengan hukum negara.
"Reformasi total itu di antaranya mengganti semua Exco sekarang, kedua, menghapus semua statuta PSSI yang bertentangan dengan hukum negara," tegas Bung Joy.
Dengan tetap bercokolnya nama-nama pengurus lama, kata anggota TGIPF, terdapat kemungkinan KLB akan digelar dalam rangka formalitas untuk melanjutkan rezim sekarang.
"Sekarang, problemnya ada tuntutan reformasi total, baik yang diminta TGIPF maupun masyarakat," lanjutnya.
Sampai saat ini, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule belum memberi pernyataan tak akan mencalonkan diri lagi. Malahan, dia menegaskan tak akan mundur serta memilih menunggu KLB untuk dievaluasi.
Menjelang KLB PSSI yang direncanakan berlangsung Januari 2023, Anton Sanjoyo dan Akmal Marhal mencium indikasi kejanggalan. Pasalnya, pengurus PSSI yang dipimpin Mochamad Iriawan belum juga melaksanakan rekomendasi pertama TGIPF terkait pertanggung jawaban Tragedi Kanjuruhan, yaitu mengundurkan diri.
“KLB yang dicanangkan PSSI tidak sesuai rekomendasi kami, KLB yang dimaksud oleh TGIPF adalah ketika para pengurus PSSI mengundurkan diri terjadi kekosongan kekuasaan, kemudian baru diadakan KLB akibat mundurnya para Exco,” kata Akmal ketika dihubungi MNC Portal Indonesia.
Baca Juga: Pundit Sepak Bola Vietnam Kritik STY karena Terlalu Dekat dengan Iwan Bule
Terpisah, anggota TGIPF lainnya, Anton Sanjoyo kepada wartawan di Jakarta, mengatakan saat ini tuntutan dari masyarakat adalah reformasi total di tubuh PSSI. Artinya, lanjut pria yang biasa disapa Bung Joy, semua pengurus lama tidak boleh lagi menjabat bahkan kalau perlu merevisi statuta PSSI yang kontradiktif dengan hukum negara.
"Reformasi total itu di antaranya mengganti semua Exco sekarang, kedua, menghapus semua statuta PSSI yang bertentangan dengan hukum negara," tegas Bung Joy.
Dengan tetap bercokolnya nama-nama pengurus lama, kata anggota TGIPF, terdapat kemungkinan KLB akan digelar dalam rangka formalitas untuk melanjutkan rezim sekarang.
"Sekarang, problemnya ada tuntutan reformasi total, baik yang diminta TGIPF maupun masyarakat," lanjutnya.
Sampai saat ini, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule belum memberi pernyataan tak akan mencalonkan diri lagi. Malahan, dia menegaskan tak akan mundur serta memilih menunggu KLB untuk dievaluasi.
(sto)
tulis komentar anda