Persipura Lapor ke FIFA dan AFC, Optimistis Liga 2 Dilanjutkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Persipura Jayapura masih ngotot agar Liga 2 2022/2023 dilanjutkan. Klub berjulukan Mutiara Hitam itu telah mengadukan masalah ini ke FIFA dan AFC agar ada titik terang keberlanjutan kompetisi.
Manajer Persipura Yan Mandenas menjelaskan, penghentian Liga 2 telah merugikan banyak pihak. Hal itu berdampak tidak ada pemasukan apapun pad klub. Alhasil, tim Liga 2 mengalami krisis keuangan karena tidak ada kompetisi.
Yan menambahkan, aliran subsisi kepada kontestan Liga 2 pun ikut tidak berlanjut dampak terhentinya kompetisi. Kondisi itu pastinya memperkeruh keuangan para tim kontestan. Sejauh ini, subsidi klub dari LIB baru berjalan dua kali. Sisanya sampai sekarang tidak diberikan subsidi.
"Pasti, pemain dikorbankan, klub juga dikorbankan. Sebab, mulai Oktober sampai sekarang bayar gaji masih berjalan, operasional klub juga berjalan," kata Yan Mandenas di Jakarta, Senin (30/1/2023).
Sebelumnya, PT LIB sebagai operator liga merencanakan akan melanjutkan Liga 2 pada 23 Februari 2023, setelah Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Namun, itu hanya sekadar masukan karena PSSI yang akan memutuskan apakah Liga 2 berlanjut.
Yan Mandenas mengatakan ppihaknya akan terus memperjuangkan agar Liga 2 kembali dilanjutkan. Dia optimistis perjuangan itu akan berbuah manis, sebab pihaknya sudah mengadu ke FIFA terkait persoalan itu.
"Saya pikir sementara ini langkah-langkah kami sudah lakukan ke FIFA. Kami sudah surati FIFA, AFC, kemudian dari APPI juga sudah surati ke FIFPRO dan sampaikan ke FIFA juga," mata Yan Mandenas di Jakarta, Senin (30/1/2023).
Dia mengatakan perjuangan pun berlanjutnya dengan menyampaikan keluh dan kesah para kontestan Liga 2 ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali. Tujuannya agar kompetisi kasta kedua itu bisa kembali dilanjutkan.
"Langkah kami yang sangat tepat dilakukan ialah datang dan sampaikan ke pemerintah. Itu agar pemerintah harus mampu menyelesaikan masalah ini walaupun PSSI sifatnya independen, tapi dia berada di bawah pemerintah," ucapnya
Yan Mandenas mengatakan pemerintah sifatnya hanya menyambung lidah kepada PSSI. Hal itu demi kebaikan sepak bola Indonesia saat ini. "Pemerintah berkewajiban untuk mediasi semua permasalahan," katanya.
Manajer Persipura Yan Mandenas menjelaskan, penghentian Liga 2 telah merugikan banyak pihak. Hal itu berdampak tidak ada pemasukan apapun pad klub. Alhasil, tim Liga 2 mengalami krisis keuangan karena tidak ada kompetisi.
Yan menambahkan, aliran subsisi kepada kontestan Liga 2 pun ikut tidak berlanjut dampak terhentinya kompetisi. Kondisi itu pastinya memperkeruh keuangan para tim kontestan. Sejauh ini, subsidi klub dari LIB baru berjalan dua kali. Sisanya sampai sekarang tidak diberikan subsidi.
"Pasti, pemain dikorbankan, klub juga dikorbankan. Sebab, mulai Oktober sampai sekarang bayar gaji masih berjalan, operasional klub juga berjalan," kata Yan Mandenas di Jakarta, Senin (30/1/2023).
Sebelumnya, PT LIB sebagai operator liga merencanakan akan melanjutkan Liga 2 pada 23 Februari 2023, setelah Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Namun, itu hanya sekadar masukan karena PSSI yang akan memutuskan apakah Liga 2 berlanjut.
Yan Mandenas mengatakan ppihaknya akan terus memperjuangkan agar Liga 2 kembali dilanjutkan. Dia optimistis perjuangan itu akan berbuah manis, sebab pihaknya sudah mengadu ke FIFA terkait persoalan itu.
"Saya pikir sementara ini langkah-langkah kami sudah lakukan ke FIFA. Kami sudah surati FIFA, AFC, kemudian dari APPI juga sudah surati ke FIFPRO dan sampaikan ke FIFA juga," mata Yan Mandenas di Jakarta, Senin (30/1/2023).
Dia mengatakan perjuangan pun berlanjutnya dengan menyampaikan keluh dan kesah para kontestan Liga 2 ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali. Tujuannya agar kompetisi kasta kedua itu bisa kembali dilanjutkan.
"Langkah kami yang sangat tepat dilakukan ialah datang dan sampaikan ke pemerintah. Itu agar pemerintah harus mampu menyelesaikan masalah ini walaupun PSSI sifatnya independen, tapi dia berada di bawah pemerintah," ucapnya
Yan Mandenas mengatakan pemerintah sifatnya hanya menyambung lidah kepada PSSI. Hal itu demi kebaikan sepak bola Indonesia saat ini. "Pemerintah berkewajiban untuk mediasi semua permasalahan," katanya.
(sha)