Ini 'Ramuan Ajaib' Zidane yang Bawa Real Madrid Juara LaLiga
loading...
A
A
A
MADRID - Real Madrid akhirnya mengunci gelar Primera Liga musim 2019/2020. Inilah gelar ke-34 mereka sepanjang sejarah, sekaligus menghentikan dominasi Barcelona dalam dua musim terakhir. Madrid mengunci gelar setelah menundukkan Villareal 2-1 di Stadion Estadio Alfredo Di Stefano, Jumat (17/7).
Bahkan, seandainya Madrid kalah, mereka tetap akan meraih gelar karena pada saat bersamaan Blaugrana menelan kekalahan 1-2 dari Osasna di Camp Nou. "Kami benar-benar ingin memenangi gelar liga ini, dan itulah yang telah kami lakukan. Mereka semua melakukan penampilan luar biasa, terutama Karim Benzema, Thibaut Courtois, dan Casemiro. Sementara Sergio Ramos lebih dari sekadar kapten,” kata Presiden Madrid Florentino Perez kepada jaringan televisi Spanyol, Movistar.
Pelatih Madrid Zinedine Zidane menegaskan bahwa kemenangan Primera Liga memang menjadi tujuan timnya sejak awal. Dia menganggap, mengangkat trofi kompetisi domestik tertinggi di sepak bola Spanyol tersebut lebih membahagiakan dibandingkan Liga Champions. (Baca: Zidane: Juara LaLiga Lebih Bermakna dari Juara Liga Champion)
"Liga Champions adalah Liga Champions, tetapi gelar liga ini membuat saya lebih bahagia karena Primera Liga luar biasa. Kami adalah yang terbaik karena mendapat poin terbanyak. Itu saja. Memang benar saya memiliki peran saya, tetapi pemain adalah orang-orang yang percaya,” tambah Zidane dikutip Marca.
Lalu, bagaimana Madrid mendapatkan gelar? Berikut ini beberapa poin yang dianggap menjadi faktor penentu Madrid sebagai juara seperti yang disampaikan BCW Indonesia kepada LaLiga untuk KORAN SINDO.
Pola pikir positif Zidane
Agustus silam, Real Madrid tak diunggulkan menjuarai musim ini, setelah pada musim sebelumnya tertinggal 19 poin dari FC Barcelona dan transfer pemain yang tak begitu bagus. Namun, Zidane memiliki aura positif sejak awal musim. Dia terus meyakinkan dunia bahwa Madrid memiliki pemain-pemain terbaik, dan gelar Primera Liga adalah misi utama mereka musim ini.
Fokus tim setelah jeda pandemi Covid-19
Fokus Madrid setelah jeda pandemi Covid-19 sangat krusial--dan membantu skuad asuhan Zidane menang 10 pertandingan beruntun untuk merebut gelar dari FC Barcelona. (Baca juga: Harta Tak Dibawa Mati, Ibu Berkursi Roda Diseret ke Pengadilan)
Kuartet Courtois-Ramos-Varane-Casemiro
Hanya kebobolan 23 gol dari 37 pertandingan terbukti krusial bagi Madrid untuk meraih gelar juara. Tujuh clean sheet dalam delapan pertandingan menjadi modal meraih gelar juara, dan hanya kebobolan empat gol dalam 10 pertandingan setelah jeda Covid-19 membuktikan betapa solidnya pertahanan mereka. Kiper Thibaut Courtois berhasil menjaga gawangnya tak kebobolan selama 500 menit.
Produktivitas Benzema dan 21 pemain berbeda
Raihan 21 gol Karim Benzema sangat krusial, tapi dia juga dibantu keseluruhan tim. Jeda kompetisi juga membantu para pemain yang cedera pulih dan kembali bermain, seperti Marco Asensio dan bek kiri Ferland Mendy. Tidak ada tim lainnya di Primera Liga– termasuk FC Barcelona – yang memiliki kedalaman skuad seperti Real Madrid.
Kemenangan El Clasico
Pertandingan kunci musim ini bagi Real Madrid adalah kemenangan 2-0 atas FC Barcelona dalam El Clasico pada Maret. Pertandingan ini sangat sengit dan ditentukan oleh gol-gol dari Vinicius Junior dan Mariano Diaz. Tiga poin ini terbukti sangat krusial. Setidaknya jadi modal Madrid unggul head-to-head dan memberikan keunggulan psikologis. (Baca juga: Putin Perintahkan Rusia Latihan Perang besar-besaran dan Dadakan)
Pemain Kunci
Sergio Ramos
Memimpin Real Madrid dengan karakter yang kuat dan energi luar biasa sepanjang musim ini, dan dia berhasil meraih gelar Primera Liga ke-5 (kedua sebagai kapten). Ramos juga memiliki kontribusi di lini serang Madrid. Kemampuannya mengambil tendangan penalti terbukti krusial.
Karim Benzema
Menjadi penyerang andalan Madrid pada musim ini. Musim ini ia mencetak 21 gol di Primera Liga--lebih banyak dari kombinasi gol Eden Hazard, Gareth Bale, Luka Jovic, Marco Asensio, James Rodríguez, Lucas Vazquez, Vinicius Junior, dan Rodrygo Goes.
Thibaut Courtois
Hanya kebobolan 20 gol dalam 34 pertandingan. Courtois bisa menjadi kiper Madrid pertama yang meraih penghargaan Zamora sebagai kiper terbaik sejak Casillas pada musim 2007/08. Lima clean sheet beruntun setelah jeda Covid-19 sangat krusial bagi Madrid untuk menggusur FC Barcelona.
Casemiro
Statistik Casemiro menunjukkan bahwa dia memiliki keunggulan--di antara semua pemain Primera Liga pada musim 2019/20. Catatan tekel dalam tiap pertandingannya adalah yang terbaik kedua, intersep dan pelanggarannya terbaik ketiga di liga, dan tidak ada gelandang lain di Primera Liga yang memiliki sapuan bola sebanyak dirinya. (Lihat videonya: Pasien Covid-19 Kabur dari Rumah sakit karena Takut Biaya Mahal)
Fede Valverde
Fede Valverde juga menjadi andalan Real Madrid pada musim 2019/20. Energi dan kebugaran Valverde membantunya menjadi andalan tim utama, dan kemampuan operannya juga sangat membantu tim. Kepercayaan dirinya terus tumbuh sepanjang musim ini berkat gol-golnya atas SD Eibar dan Real Sociedad. (Maruf)
Lihat Juga: Barcelona vs Real Sociedad di LaLiga 2024/25, Simak Jadwal dan Link Streamingnya di Vision+
Bahkan, seandainya Madrid kalah, mereka tetap akan meraih gelar karena pada saat bersamaan Blaugrana menelan kekalahan 1-2 dari Osasna di Camp Nou. "Kami benar-benar ingin memenangi gelar liga ini, dan itulah yang telah kami lakukan. Mereka semua melakukan penampilan luar biasa, terutama Karim Benzema, Thibaut Courtois, dan Casemiro. Sementara Sergio Ramos lebih dari sekadar kapten,” kata Presiden Madrid Florentino Perez kepada jaringan televisi Spanyol, Movistar.
Pelatih Madrid Zinedine Zidane menegaskan bahwa kemenangan Primera Liga memang menjadi tujuan timnya sejak awal. Dia menganggap, mengangkat trofi kompetisi domestik tertinggi di sepak bola Spanyol tersebut lebih membahagiakan dibandingkan Liga Champions. (Baca: Zidane: Juara LaLiga Lebih Bermakna dari Juara Liga Champion)
"Liga Champions adalah Liga Champions, tetapi gelar liga ini membuat saya lebih bahagia karena Primera Liga luar biasa. Kami adalah yang terbaik karena mendapat poin terbanyak. Itu saja. Memang benar saya memiliki peran saya, tetapi pemain adalah orang-orang yang percaya,” tambah Zidane dikutip Marca.
Lalu, bagaimana Madrid mendapatkan gelar? Berikut ini beberapa poin yang dianggap menjadi faktor penentu Madrid sebagai juara seperti yang disampaikan BCW Indonesia kepada LaLiga untuk KORAN SINDO.
Pola pikir positif Zidane
Agustus silam, Real Madrid tak diunggulkan menjuarai musim ini, setelah pada musim sebelumnya tertinggal 19 poin dari FC Barcelona dan transfer pemain yang tak begitu bagus. Namun, Zidane memiliki aura positif sejak awal musim. Dia terus meyakinkan dunia bahwa Madrid memiliki pemain-pemain terbaik, dan gelar Primera Liga adalah misi utama mereka musim ini.
Fokus tim setelah jeda pandemi Covid-19
Fokus Madrid setelah jeda pandemi Covid-19 sangat krusial--dan membantu skuad asuhan Zidane menang 10 pertandingan beruntun untuk merebut gelar dari FC Barcelona. (Baca juga: Harta Tak Dibawa Mati, Ibu Berkursi Roda Diseret ke Pengadilan)
Kuartet Courtois-Ramos-Varane-Casemiro
Hanya kebobolan 23 gol dari 37 pertandingan terbukti krusial bagi Madrid untuk meraih gelar juara. Tujuh clean sheet dalam delapan pertandingan menjadi modal meraih gelar juara, dan hanya kebobolan empat gol dalam 10 pertandingan setelah jeda Covid-19 membuktikan betapa solidnya pertahanan mereka. Kiper Thibaut Courtois berhasil menjaga gawangnya tak kebobolan selama 500 menit.
Produktivitas Benzema dan 21 pemain berbeda
Raihan 21 gol Karim Benzema sangat krusial, tapi dia juga dibantu keseluruhan tim. Jeda kompetisi juga membantu para pemain yang cedera pulih dan kembali bermain, seperti Marco Asensio dan bek kiri Ferland Mendy. Tidak ada tim lainnya di Primera Liga– termasuk FC Barcelona – yang memiliki kedalaman skuad seperti Real Madrid.
Kemenangan El Clasico
Pertandingan kunci musim ini bagi Real Madrid adalah kemenangan 2-0 atas FC Barcelona dalam El Clasico pada Maret. Pertandingan ini sangat sengit dan ditentukan oleh gol-gol dari Vinicius Junior dan Mariano Diaz. Tiga poin ini terbukti sangat krusial. Setidaknya jadi modal Madrid unggul head-to-head dan memberikan keunggulan psikologis. (Baca juga: Putin Perintahkan Rusia Latihan Perang besar-besaran dan Dadakan)
Pemain Kunci
Sergio Ramos
Memimpin Real Madrid dengan karakter yang kuat dan energi luar biasa sepanjang musim ini, dan dia berhasil meraih gelar Primera Liga ke-5 (kedua sebagai kapten). Ramos juga memiliki kontribusi di lini serang Madrid. Kemampuannya mengambil tendangan penalti terbukti krusial.
Karim Benzema
Menjadi penyerang andalan Madrid pada musim ini. Musim ini ia mencetak 21 gol di Primera Liga--lebih banyak dari kombinasi gol Eden Hazard, Gareth Bale, Luka Jovic, Marco Asensio, James Rodríguez, Lucas Vazquez, Vinicius Junior, dan Rodrygo Goes.
Thibaut Courtois
Hanya kebobolan 20 gol dalam 34 pertandingan. Courtois bisa menjadi kiper Madrid pertama yang meraih penghargaan Zamora sebagai kiper terbaik sejak Casillas pada musim 2007/08. Lima clean sheet beruntun setelah jeda Covid-19 sangat krusial bagi Madrid untuk menggusur FC Barcelona.
Casemiro
Statistik Casemiro menunjukkan bahwa dia memiliki keunggulan--di antara semua pemain Primera Liga pada musim 2019/20. Catatan tekel dalam tiap pertandingannya adalah yang terbaik kedua, intersep dan pelanggarannya terbaik ketiga di liga, dan tidak ada gelandang lain di Primera Liga yang memiliki sapuan bola sebanyak dirinya. (Lihat videonya: Pasien Covid-19 Kabur dari Rumah sakit karena Takut Biaya Mahal)
Fede Valverde
Fede Valverde juga menjadi andalan Real Madrid pada musim 2019/20. Energi dan kebugaran Valverde membantunya menjadi andalan tim utama, dan kemampuan operannya juga sangat membantu tim. Kepercayaan dirinya terus tumbuh sepanjang musim ini berkat gol-golnya atas SD Eibar dan Real Sociedad. (Maruf)
Lihat Juga: Barcelona vs Real Sociedad di LaLiga 2024/25, Simak Jadwal dan Link Streamingnya di Vision+
(ysw)