Tankendo, Seni Bela Diri Jepang yang Menggunakan Pedang Pendek
loading...
A
A
A
Tankendo merupakan salah satu jenis seni bela diri asal Jepang. Jika dibandingkan seni bela diri lain, Tankendo ini mungkin masih terdengar cukup asing bagi masyarakat umum.
Menurut All Japan Jukendo Federation, Tankendo ini memiliki arti ‘Way of the Short Sword’ atau ‘Jalan Pedang Pendek’. Nama tersebut mewakili ciri khas dari seni bela diri tersebut, yakni menggunakan pedang pendek
Tankendo merupakan seni bela diri yang memiliki hubungan dengan Jukendo. Konon, dulu teknik tersebut berawal dari era Meiji dan Meisho sebagai upaya terhadap modernisasi tentara Jepang.
Saat Perang Dunia 1, tentara Jepang dibekali bayonet sebagai senjata tambahan selain senapan. Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan latihan untuk pertempuran jarak dekat menggunakan bayonet.
Setelahnya, dicarilah sejumlah referensi dari berbagai teknik dan kemudian diputuskan untuk mengadaptasinya dari teknik Kodachi (pedang pendek). Jadi, selain penggunaan bayonet, Tankendo ini juga mengadopsi teknik Kodachi.
Tankendo tampak mirip dengan seni bela diri Kendo. Namun, tetap saja terdapat sejumlah perbedaan yang menjadi ciri khasnya.
Salah satu perbedaan utamanya adalah penggunaan shinai (pedang bambu) pendek sekitar 53 cm. Hal ini berbeda dengan pedang yang lebih panjang untuk bela diri Kendo.
Kemudian, pada bagian perlengkapan, praktisi Tankendo juga mengenakan baju pelindung yang sama seperti Kendo, hanya saja mereka memakai kote (sarung tangan) di bagian tangan kanan saja.
Sempat dilarang saat era pendudukan sekutu di Jepang, The All Japan Jukendo Federation memperkenalkan kembali seni bela diri Tankendo ini pada 1978. Meski masih kurang dikenal, namun sejak saat itu telah banyak orang mulai mengetahui jenis bela diri ini.
Lihat Juga: Martin atau Bagnaia, Siapakah yang Akan Berada di Puncak Klasemen? Saksikan MotoGP Jepang di Vision+
Menurut All Japan Jukendo Federation, Tankendo ini memiliki arti ‘Way of the Short Sword’ atau ‘Jalan Pedang Pendek’. Nama tersebut mewakili ciri khas dari seni bela diri tersebut, yakni menggunakan pedang pendek
Sejarah Tankendo
Tankendo merupakan seni bela diri yang memiliki hubungan dengan Jukendo. Konon, dulu teknik tersebut berawal dari era Meiji dan Meisho sebagai upaya terhadap modernisasi tentara Jepang.
Saat Perang Dunia 1, tentara Jepang dibekali bayonet sebagai senjata tambahan selain senapan. Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan latihan untuk pertempuran jarak dekat menggunakan bayonet.
Setelahnya, dicarilah sejumlah referensi dari berbagai teknik dan kemudian diputuskan untuk mengadaptasinya dari teknik Kodachi (pedang pendek). Jadi, selain penggunaan bayonet, Tankendo ini juga mengadopsi teknik Kodachi.
Karakteristik Tankendo
Tankendo tampak mirip dengan seni bela diri Kendo. Namun, tetap saja terdapat sejumlah perbedaan yang menjadi ciri khasnya.
Salah satu perbedaan utamanya adalah penggunaan shinai (pedang bambu) pendek sekitar 53 cm. Hal ini berbeda dengan pedang yang lebih panjang untuk bela diri Kendo.
Kemudian, pada bagian perlengkapan, praktisi Tankendo juga mengenakan baju pelindung yang sama seperti Kendo, hanya saja mereka memakai kote (sarung tangan) di bagian tangan kanan saja.
Sempat dilarang saat era pendudukan sekutu di Jepang, The All Japan Jukendo Federation memperkenalkan kembali seni bela diri Tankendo ini pada 1978. Meski masih kurang dikenal, namun sejak saat itu telah banyak orang mulai mengetahui jenis bela diri ini.
Lihat Juga: Martin atau Bagnaia, Siapakah yang Akan Berada di Puncak Klasemen? Saksikan MotoGP Jepang di Vision+
(yov)