Kisah Alwi Farhan, Pebulu Tangkis Muda yang Hari-Harinya Dipenuhi Keberuntungan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Alwi Farhan tercatat sebagai pebulu tangkis muda yang tergabung di sektor tunggal putra Pelatnas PBSI di bawah asuhan Irwansyah. Pemain kelahiran 12 Mei 2005 tersebut sudah dipercaya untuk bersaing di level senior saat usianya masih 17 tahun.
Walaupun usia Alwi masih terbilang sangat muda, namun ia berhasil menempati peringkat 94 dunia. Keberhasilan itu membawanya masuk dalam skuad SEA Games 2023 bersama seniornya yakni Chico Aura Dwi Wardoyo, Shesar Hiren Rhustavito, dan Christian Adinata.
Ada dalam skuad utama membuat Alwi mendapat banyak kesempatan untuk berlatih dengan para senior yang telah memiliki banyak pengalaman. Apalagi saat ini, ia bisa berlatih dengan pemain top level dunia seperti Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie yang merupakan pemain peringkat dua dan tiga dunia.
Kesempatan yang dianggap Alwi sebagai sebuah keberuntungan ini pun tidak ingin disia-siakan. Ia ingin mengembangkan potensi dirinya agar bisa mengikuti jejak Ginting dan Jonatan.
"Saya sekarang kan latihan sama pemain world number two dan three. Jadi ini suatu keberuntungan banget sih. Kadang kan lihat (Viktor) Axelsen gitu latihannya di Dubai, panggil pemain dari mana-mana. Saya di sini dapat latihan sama pemain yang sudah besar-besar juga. Suatu privilege," ungkap Alwi saat ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung.
Latihan bersama para senior dan juga bintang dunia membuat Alwi memetik banyak pelajaran. Salah satunya adalah cara mengatur diri antara dunia bulu tangkis dan kehidupan di luar lapangan yang bisa berjalan seimbang.
"Ya dapet contoh yang bagus gitu di luar dan dalam lapangan. Kadang kita kan juga sering sharing-sharing, caranya gimana. Misal dari kak Chico (menyarankan) mainnya lebih enjoy, main enggak usah takut-takut, berjuang aja. Enggak usah pikirin nama besar lawan, itu selalu. Ketekunan, disiplin, cara mereka mengatur kehidupan di luar lapangan, di dalam lapangan, fokus (itu yang banyak dicontoh dari senior)," jelasnya.
Di sisi lain, Alwi juga merasa senang dengan kekeluargaan yang dimiliki skuad tunggal putra di bawah arahan Irwansyah. Terlebih ia adalah pemain paling muda di antara delapan tunggal putra skuad utama lainnya.
"Tim tunggal putra tuh family banget jadi ngasih tahu satu sama lain, kayak kita pertandingan pun diucapin good luck. Kadang kita sebagai junior 'wah gila world number two, world number three bisa ngasih semangat'. Jadi energi tambahan sih apalagi kita ingat latihan udah bareng," tutur Alwi.
Kini, pemain jebolan Mansion Exist itu diharapkan bisa melahirkan prestasi-prestasi apik di usia mudanya. Terakhir, ia sukses menjadi runner-up di kelas senior di Osaka International Challenge 2023 pada awal bulan April. Tahun ini, ia pun masih akan mengikuti kompetisi junior di ajang Asian Junior Championships dan World Junior Championships.
Walaupun usia Alwi masih terbilang sangat muda, namun ia berhasil menempati peringkat 94 dunia. Keberhasilan itu membawanya masuk dalam skuad SEA Games 2023 bersama seniornya yakni Chico Aura Dwi Wardoyo, Shesar Hiren Rhustavito, dan Christian Adinata.
Ada dalam skuad utama membuat Alwi mendapat banyak kesempatan untuk berlatih dengan para senior yang telah memiliki banyak pengalaman. Apalagi saat ini, ia bisa berlatih dengan pemain top level dunia seperti Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie yang merupakan pemain peringkat dua dan tiga dunia.
Kesempatan yang dianggap Alwi sebagai sebuah keberuntungan ini pun tidak ingin disia-siakan. Ia ingin mengembangkan potensi dirinya agar bisa mengikuti jejak Ginting dan Jonatan.
"Saya sekarang kan latihan sama pemain world number two dan three. Jadi ini suatu keberuntungan banget sih. Kadang kan lihat (Viktor) Axelsen gitu latihannya di Dubai, panggil pemain dari mana-mana. Saya di sini dapat latihan sama pemain yang sudah besar-besar juga. Suatu privilege," ungkap Alwi saat ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung.
Latihan bersama para senior dan juga bintang dunia membuat Alwi memetik banyak pelajaran. Salah satunya adalah cara mengatur diri antara dunia bulu tangkis dan kehidupan di luar lapangan yang bisa berjalan seimbang.
"Ya dapet contoh yang bagus gitu di luar dan dalam lapangan. Kadang kita kan juga sering sharing-sharing, caranya gimana. Misal dari kak Chico (menyarankan) mainnya lebih enjoy, main enggak usah takut-takut, berjuang aja. Enggak usah pikirin nama besar lawan, itu selalu. Ketekunan, disiplin, cara mereka mengatur kehidupan di luar lapangan, di dalam lapangan, fokus (itu yang banyak dicontoh dari senior)," jelasnya.
Di sisi lain, Alwi juga merasa senang dengan kekeluargaan yang dimiliki skuad tunggal putra di bawah arahan Irwansyah. Terlebih ia adalah pemain paling muda di antara delapan tunggal putra skuad utama lainnya.
"Tim tunggal putra tuh family banget jadi ngasih tahu satu sama lain, kayak kita pertandingan pun diucapin good luck. Kadang kita sebagai junior 'wah gila world number two, world number three bisa ngasih semangat'. Jadi energi tambahan sih apalagi kita ingat latihan udah bareng," tutur Alwi.
Kini, pemain jebolan Mansion Exist itu diharapkan bisa melahirkan prestasi-prestasi apik di usia mudanya. Terakhir, ia sukses menjadi runner-up di kelas senior di Osaka International Challenge 2023 pada awal bulan April. Tahun ini, ia pun masih akan mengikuti kompetisi junior di ajang Asian Junior Championships dan World Junior Championships.
(yov)