Atlet Muda Indonesia Raih Medali Emas di Pentas Catur Dunia

Selasa, 20 September 2016 - 02:02 WIB
Atlet Muda Indonesia Raih Medali Emas di Pentas Catur Dunia
Atlet Muda Indonesia Raih Medali Emas di Pentas Catur Dunia
A A A
JAKARTA - Prestasi membanggakan dibuat enam atlet muda Indonesia. Meski masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), mereka sudah bisa mencetak prestasi pada kejuaraan catur level internasional.

Tim Indonesia yang terdiri dari enam orang berjaya di ajang Malaysia Internasional Chess Festival 2016. Mereka berhasil meraih dua medali emas, dua perak dan dua perunggu. Berkat prestasi ini, Indonesia dinyatakan sebagai negara yang mendapatkan rating dari Badan Catur Internasional FIDE.

"Prestasi ini sangat membanggakan dibandingkan tahun lalu. Apalagi tahun ini ada 10 negara yang ikut. Ini bagus, sebab tahun lalu hanya satu emas," ucap Dirjen Pendidikan Dasar Menengah, Hamid Muhammad saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (19/9/2016).

Dalam ajang Malaysia Internasional Chess Festival tahun ini, diselenggarakan lima nomor pertandingan yaitu rapid chess team, blitz chess individual, challenger, swensen dan open individual. Indonesia sendiri hanya menerjunkan wakilnya ke dalam tiga nomor yakni rapid chess team, swensen putra dan swensen puti.

"Satu lagi emas didapat dari nomor Swensen U-14 putra yakni atas nama Daru Okta Buana. Sedangkan dua perak didapat dari nomor Swensen U-14 putra atas nama Putu Luhur Apngal Kusuma dan Swensen U-14 putri atas nama Amalia Hasanah," ungkap Hamid.

"Adapun dua perunggu didapat dari nomor Swensen yakni putra Devito Alfionaldi Firgianto dan putrid Nora Amalia. Keenam anak ini akan dibina hingga SMA untuk diharapkan meraih Grand Master dan Master Internasional," tambahnya.

Untuk nomor rapid chess team, medali emas disumbangkan Putu Luhur Apngal Kusuma, Daru Okta Buana, Skolastika Faustina Ivana dan Amalia Hasanah. Menanggapi keberhasilannya ini, Daru mengaku bahagia dan ia tak ragu menceritakan kisah perjuangannya di Negeri Jiran.

"Saya harus bersusah payah untuk melawan tuan rumah, karena memang mereka paling kuat. Kendala yang saya hadapi adalah makanan yang berbeda rasa serta lama pertandingan yang memakan waktu 6 sampai 8 jam, sehingga waktu untuk istirahat sangat sempit," ungkapnya.
(bep)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8537 seconds (0.1#10.140)