Bawa Juve Juara Serie A, Sarri: Saya Bahagia di Masa Senja
loading...
Pelatih Juventus Maurizio Sarri dimandikan para pemain usai La Vecchia Signora juara Serie A 2019/2020.Foto/Football Italia
A
A
A
TURIN - Usia Maurizio Sarri sudah tidak muda lagi. Pelatih Si Nyonya Tua alias La Vecchia Signora itu, saat ini berusia 61 tahun lebih 6 bulan. Di masa senjanya, pria kelahiran Naples, Italia, 10 Januari 1959 tersebut masih mampu menorehkan prestasi hebat.
(Baca juga: Hancurkan Sampdoria, Juventus Rebut Scudetto Kesembilan Beruntun)
Sarri mengantarkan Jvuentus meraih gelar juara Serie A Italia 2019/2020,usai menang 2-0 atas Sampdoria pada Senin (27/7/2020) dini hari WIB. Juve mengunci gelar juara setelah mengumpulkan 83 poin, meninggalkan Inter Milan di posisi runner-up dengan 76 poin.
(Baca juga: Juventus Juara Serie A, Chiellini Ukir Rekor Sensasional)
Bagi Sarri , meraih scudetto di masa senja sesuatu yang luar biasa. “Tentu saja saya punya perasaan khusus. Sangat sulit untuk menang, menjadi semakin rumit untuk terus menang, karena menerima sesuatu begitu saja dalam olahraga adalah salah satu kebohongan terbesar di dunia," ujar Sarri dilansir Sky Sport Italia.
“Itu bukan jalan di taman, ini panjang yang sulit dan menegangkan. Kami layak mendapat banyak pujian, karena kami terus berjuang, bertekad, dan melawan rasa lapar gelar untuk mengejar delapan kemenangan berturut-turut," tambah Sarri.
"Saya meninggalkan lapangan pertandingan, karena berusaha menghindari seember air yang dilemparkan ke saya. Saya tidak berhasil melarikan diri, tubuh saya basah. Tapi tidak masalah, saya sangat bahagia," pungkasnya.
(Baca juga: Hancurkan Sampdoria, Juventus Rebut Scudetto Kesembilan Beruntun)
Sarri mengantarkan Jvuentus meraih gelar juara Serie A Italia 2019/2020,usai menang 2-0 atas Sampdoria pada Senin (27/7/2020) dini hari WIB. Juve mengunci gelar juara setelah mengumpulkan 83 poin, meninggalkan Inter Milan di posisi runner-up dengan 76 poin.
(Baca juga: Juventus Juara Serie A, Chiellini Ukir Rekor Sensasional)
Bagi Sarri , meraih scudetto di masa senja sesuatu yang luar biasa. “Tentu saja saya punya perasaan khusus. Sangat sulit untuk menang, menjadi semakin rumit untuk terus menang, karena menerima sesuatu begitu saja dalam olahraga adalah salah satu kebohongan terbesar di dunia," ujar Sarri dilansir Sky Sport Italia.
“Itu bukan jalan di taman, ini panjang yang sulit dan menegangkan. Kami layak mendapat banyak pujian, karena kami terus berjuang, bertekad, dan melawan rasa lapar gelar untuk mengejar delapan kemenangan berturut-turut," tambah Sarri.
"Saya meninggalkan lapangan pertandingan, karena berusaha menghindari seember air yang dilemparkan ke saya. Saya tidak berhasil melarikan diri, tubuh saya basah. Tapi tidak masalah, saya sangat bahagia," pungkasnya.
(zil)
Lihat Juga :
