Cerdas dan Jago Rusak Pikiran Lawan, tapi Nilai IQ Muhammad Ali di Bawah Rata-Rata

JAKARTA - Menyebut nama Cassius Marcellus Clay Jr mungkin terdengar asing bagi sebagian publik. Namun, jika disebutkan nama Muhammad Ali , mungkin pikiran sebagian besar publik melayang pada sosok mantan juara dunia tinju kelas berat terhebat sepanjang masa.

Ya, mendiang Muhammad Ali sudah menjadi legenda tinju serta ikon budaya yang tidak hanya dikenang karena kehebatan atletisnya, namun juga aktivitasnya di luar arena.

"Ali dikenal karena kemampuan strategis dan taktisnya di atas ring. Dia juga terkenal karena kemampuannya mengakali lawan-lawannya dengan permainan kata-kata yang cerdas dan omong kosongnya," tulis laman Essentially Sports, yang dikutip Rabu (12/7/2023).



Disebutkan juga bahwa Ali merupakan seorang ahli perang psikologis, dan sering kali dapat masuk ke dalam pikiran lawannya, mengganggu fokus mereka dan meruntuhkan kepercayaan diri mereka.

Dengan kemahirannya tersebut, lantas sehebat apa dan berapa skor IQ pria kelahiran 17 Januari 1942 ini?

^{(Foto: Instagram @muhammadali)}

Dari beberapa sumber yang ada, nilai IQ Muhammad Ali disebut-sebut 78. Nilai yang di bawah rata-rata kisaran. Namun, penting juga untuk diketahui bahwa kecerdasan tidak hanya ditentukan oleh nilai IQ.

"Kecerdasan dan kemampuan berpikir kreatif Ali memainkan peran penting dalam kesuksesannya sebagai petinju. Petinju legendaris ini juga menderita disleksia yang mengakibatkan kurangnya rasa percaya diri di sekolah," sebut Essentially Sports.

Di luar ring, Ali dikenal sebagai sosok yang sangat peduli dengan hak-hak sipil. Dengan statusnya sebagai atlet yang populer, dia kerap berbicara lantang untuk menentang ketidakadilan dan ketidaksetaraan.

^{(Foto: Instagram @muhammadali)}

Karisma dan kefasihannya membantunya menjadi suara yang kuat untuk perubahan sosial. Dia

Muhammad Ali merupakan pelopor dalam dunia olahraga, membuka jalan bagi para atlet di masa mendatang untuk menggunakan posisinya buat berbicara tentang isu-isu sosial dan politik.

Meskipun tidak memiliki IQ yang tinggi, kreativitas dan kerja keras Ali membuatnya menjadi salah satu petinju terhebat sepanjang masa. Dia mampu beradaptasi dan berkembang sepanjang kariernya, terus berinovasi dalam gayanya.

Ketangguhannya juga membantunya mengatasi kesulitan dan kemunduran, seperti pengasingannya dari dunia tinju karena menolak untuk ikut dalam Perang Vietnam.

^{(Foto: Instagram @muhammadali)}

Dalam otobiografinya, Ali menulis, "Saya adalah yang terhebat, saya bukan yang terpintar".



Kata-kata tersebut merupakan kesaksian atas kerja keras, dedikasi, dan keterampilannya dalam meraih kesuksesannya, baik di dalam maupun di luar lapangan.