Cerita Perjuangan Seniesa Estrada Menjadi Juara Dunia Tinju Wanita, Sempat Dilatih sang Ayah
loading...
A
A
A
LAS VEGAS - Seniesa Carmen Estrada merupakan salah satu petinju wanita yang belum tersentuh kekalahan. Bahkan, dia berhasil menyatukan gelar kelas minimum atau terbang mini WBC/WBO usai mengalahkan Tina Rupprecht pada Maret lalu di Fresno, Amerika Serikat.
Petinju wanita berjuluk Super Bad itu tanpa ampun mendominasi jalannya pertarungan melawan Tina Rupprecht. Dalam duel tersebut, Estrada datang dengan gelar WBA miliknya, sedangkan Tina Rupprecht mempertaruhkan sabuk WBC-nya.
Bukan hanya mengunifikasi sabuk juara dunia, kemenangan atas Tina Rupprecht itu juga menambah daftar kemenangan Estrada 24 kali tanpa kekalahan, 9 di antaranya diakhirinya dengan KO/TKO.
Capaian tersebut tidak diraih Estrada secara instan. Ya, dia sudah mulai menggeluti dunia tinju sejak usianya 8 tahun.
Bukan hanya itu. Perjalanannya untuk menjadi seorang petinju bukan tanpa rintangan. Saat tumbuh dewasa, dia menghadapi kesulitan untuk menemukan seorang pelatih.
"Saya adalah satu-satunya gadis kecil di semua sasana di Los Angeles dan California bagian selatan," cerita Estrada mengenang perjuangannya menjadi seorang petinju, seperti dikutip Sky Sports.
(Foto: Instagram @seniesa_superbad)
Melihat putrinya begitu getol untuk menggeluti tinju, sang ayah akhirnya turun tangan untuk menjadi pelatih pada masa tersebut. Ayah Estrada sangat mendukung putrinya untuk mendobrak batasan dan membuktikan bahwa wanita dapat berprestasi dalam olahraga ini.
"Saya dilatih oleh ayah saya dari usia 8 tahun sampai sekitar 16 tahun, sepanjang karier amatir saya. Saya menjalani lebih dari 100 laga amatir," ujar Estrada.
Petinju wanita berjuluk Super Bad itu tanpa ampun mendominasi jalannya pertarungan melawan Tina Rupprecht. Dalam duel tersebut, Estrada datang dengan gelar WBA miliknya, sedangkan Tina Rupprecht mempertaruhkan sabuk WBC-nya.
Bukan hanya mengunifikasi sabuk juara dunia, kemenangan atas Tina Rupprecht itu juga menambah daftar kemenangan Estrada 24 kali tanpa kekalahan, 9 di antaranya diakhirinya dengan KO/TKO.
Capaian tersebut tidak diraih Estrada secara instan. Ya, dia sudah mulai menggeluti dunia tinju sejak usianya 8 tahun.
Bukan hanya itu. Perjalanannya untuk menjadi seorang petinju bukan tanpa rintangan. Saat tumbuh dewasa, dia menghadapi kesulitan untuk menemukan seorang pelatih.
"Saya adalah satu-satunya gadis kecil di semua sasana di Los Angeles dan California bagian selatan," cerita Estrada mengenang perjuangannya menjadi seorang petinju, seperti dikutip Sky Sports.
(Foto: Instagram @seniesa_superbad)
Melihat putrinya begitu getol untuk menggeluti tinju, sang ayah akhirnya turun tangan untuk menjadi pelatih pada masa tersebut. Ayah Estrada sangat mendukung putrinya untuk mendobrak batasan dan membuktikan bahwa wanita dapat berprestasi dalam olahraga ini.
"Saya dilatih oleh ayah saya dari usia 8 tahun sampai sekitar 16 tahun, sepanjang karier amatir saya. Saya menjalani lebih dari 100 laga amatir," ujar Estrada.