Ini Penyebab Ganda Campuran Hancur Lebur di Singapura Terbuka

Sabtu, 15 April 2017 - 12:00 WIB
Ini Penyebab Ganda Campuran Hancur Lebur di Singapura Terbuka
Ini Penyebab Ganda Campuran Hancur Lebur di Singapura Terbuka
A A A
SINGAPURA - Indonesia gagal meloloskan ganda campuran ke semifinal Singapura Terbuka 2017. Satu-satunya harapan, Praveen Jordan/Debby Susanto, terdepak di perempat final setelah menyerah 17-21 dan 13-21 dari pasangan Thailand Dechapol Puavaranukron/Sapsiree Taerattanachai, Jumat (14/4/2017).

Tim Merah Putih menurunkan empat pasang ganda campuran Pelatnas PBSI Cipayung di turnamen berhadiah total USD350.000 tersebut. Namun, tiga pasangan lainnya, yakni Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, dan Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti, tersingkir di babak pertama.

Pelatih ganda campuran Indonesia Richard Mainaky mengungkapkan, kekalahan Praveen/Debby bukan masalah teknis melainkan persiapan latihan kurang konsisten. Ke depan, Richard akan memberikan program latihan yang pas untuk pasangan yang diproyeksi menggantikan juara Olimpiade Rio 2016, Tontowi/Liliyana.

"Ini menjadi pekerjaan rumah buat saya untuk memberikan program yang pas buat Praveen/Debby. Saya pikir, sudah saatnya mereka benar-benar menggantikan Tontowi/Liliyana,” ujar Richard.

"Kami sudah siapkan strategi Praveen/Debby melawan pasangan Thailand. Setengah jam pertama, mereka sudah unggul. Tapi, khususnya Jordan, masih kurang konsisten di lapangan. Dia kurang sabar, sehingga kerap membuat kesalahan. Pada akhirnya malah suka bingung, karena error-nya terlalu banyak," ungkap Richard seperti dilansir laman resmi PBSI.

Dengan kekalahan Praveen/Debby, kini rekor pertemuan keduanya 3-2 untuk keunggulan Dechapol Puavaranukron/Sapsiree Taerattanachai. Ini kekalahn kedua beruntun yang diderita Jordan/Debby setelah pada final Swiss Terbuka 2017, 19 Maret 2017, Praveen/Debby menyerah 18-21 dan 15-21.

Mengenai kegagalan dua pasangan muda Alfian/Annisa dan Ronald/Melati, Richard menyatakan mereka hanya menjalankan program rutin, sehingga terabaikan. "Dapat dibilang mereka dinomorduakan sementara. Dampaknya harus saya terima dan ke depannya harus bekerja keras lagi,” kata Richard.

Terakhir kali ganda campuran Indonesia meraih gelar di Singapura Terbuka pada edisi 2013 dan 2014 lewat pasangan Tontowi/Liliyana.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3172 seconds (0.1#10.140)