3 Kelemahan Timnas Indonesia U-24 saat Kesulitan Runtuhkan Tembok Tebal Taiwan
loading...
A
A
A
HANGZHOU - Timnas Indonesia U-24 kehilangan tiga poin setelah gagal meruntuhkan tembok tebal Taiwan . Pada laga penyisihan Grup F Asian Games 2022 di Zhejiang Normal University East Stadium, Kamis (21/9/2023), skuad Indra Sjafri kalah dengan skor 0-1 melalui gol yang dicetak Wu Sen Yu di menit 42.
Kekalahan itu membuat peluang Timnas Indonesia lolos ke-16 besar cabang olahraga (cabor) sepak bola Asian Games 2022 semakin tipis. Hanya sedikit celah yang bisa dilewati Garuda Muda.
Sebenarnya apa yang membuat Timnas Indonesia kehilangan tiga poin dari Taiwan. Padahal dari segi pengalaman, Skuad Garuda Muda di atas kertas lebih diunggulkan ketimbang lawannya.
Satu hal yang mencolok adalah pemain Timnas Indonesia kurang memiliki kreativitas dalam permainan. Sehingga Egy Maulana Vikri dkk kesulitan untuk meruntuhkan tembok tebal Taiwan.
Kesulitan timnas Indonesia U-24 dalam menembus pertahanan rapat yang dibentuk oleh China Taipe ini disebabkan oleh para pemain yang masih minim kreativitas.
Kebanyakan serangan yang telah dibangun justru mandek ketika mendekati area kotak penalti lawan. Hal tersebut dikarenakan karena kurangnya playmaker handal dari kubu Indonesia sehingga membuat Garuda Muda hanya bermain umpan-umpan pendek tanpa tujuan yang pasti.
Umpan pendek yang seharusnya juga dibarengi dengan supply direct pass ke lini serang ini tidak terlihat dalam laga tersebut. Membuat lini serang kekurangan suplai bola dan kesulitan membuat peluang.
Lini pertahanan Indonesia memang telah menjadi PR sulit bagi siapapun pelatihnya termasuk Indra Sjafri. Bermain dengan umpan-umpan pendek membuat seluruh lini tengah ditambah dengan bek sayap Indonesia harus maju kedepan.
Hal tersebut membuat lini belakang Indonesia hanya di handle oleh dua bek atau terkadang hanya satu. Bahkan beberapa kali hanya terlihat Rizki Ridho yang terus berjibaku di lini pertahanan ini.
Dalam skenario gol China Taipei bahkan terlihat bagaimana Indonesia yang kurang memperdulikan lini pertahanan, sehingga lawan mampu unggul dengan mudahnya.
Sebenarnya masalah penyelesaian akhir atau finishing ini memang masih sulit untuk diatasi baik untuk timnas Indonesia U-24, senior, maupun kelompok usia lain.
Meskipun masih belum ada bomber tajam yang mampu mengkonversi semua peluang menjadi gol atau shot on target ini memang terus terlihat dalam skuad Garuda. Sehingga banyak peluang terbuang percumah.
Meskipun masalah tersebut terkadang dapat ditanggulangi dengan pemain lain selain striker yang mampu memanfaatkan peluang, namun keberadaan striker murni yang pandai dalam mengatur posisi dan memanfaatkan peluang sekecil apapun ini tentulah sangat dibutuhkan.
Hal tersebut berpengaruh pada permainan Indonesia yang selalu buntu ketika menghadapi lawan yang menerapkan strategi bertahan. Membuat tim Merah Putih kerap menceploskan tendangan jarak jauh yang kurang akurat.
Kekalahan itu membuat peluang Timnas Indonesia lolos ke-16 besar cabang olahraga (cabor) sepak bola Asian Games 2022 semakin tipis. Hanya sedikit celah yang bisa dilewati Garuda Muda.
Sebenarnya apa yang membuat Timnas Indonesia kehilangan tiga poin dari Taiwan. Padahal dari segi pengalaman, Skuad Garuda Muda di atas kertas lebih diunggulkan ketimbang lawannya.
Satu hal yang mencolok adalah pemain Timnas Indonesia kurang memiliki kreativitas dalam permainan. Sehingga Egy Maulana Vikri dkk kesulitan untuk meruntuhkan tembok tebal Taiwan.
Berikut 3 Kelemahan Timnas Indonesia U-24 saat Dikalahkan Taiwan
1. Masih Minim Kreativitas
Kesulitan timnas Indonesia U-24 dalam menembus pertahanan rapat yang dibentuk oleh China Taipe ini disebabkan oleh para pemain yang masih minim kreativitas.
Kebanyakan serangan yang telah dibangun justru mandek ketika mendekati area kotak penalti lawan. Hal tersebut dikarenakan karena kurangnya playmaker handal dari kubu Indonesia sehingga membuat Garuda Muda hanya bermain umpan-umpan pendek tanpa tujuan yang pasti.
Umpan pendek yang seharusnya juga dibarengi dengan supply direct pass ke lini serang ini tidak terlihat dalam laga tersebut. Membuat lini serang kekurangan suplai bola dan kesulitan membuat peluang.
2. Pertahanan yang Masih Lemah
Lini pertahanan Indonesia memang telah menjadi PR sulit bagi siapapun pelatihnya termasuk Indra Sjafri. Bermain dengan umpan-umpan pendek membuat seluruh lini tengah ditambah dengan bek sayap Indonesia harus maju kedepan.
Hal tersebut membuat lini belakang Indonesia hanya di handle oleh dua bek atau terkadang hanya satu. Bahkan beberapa kali hanya terlihat Rizki Ridho yang terus berjibaku di lini pertahanan ini.
Dalam skenario gol China Taipei bahkan terlihat bagaimana Indonesia yang kurang memperdulikan lini pertahanan, sehingga lawan mampu unggul dengan mudahnya.
3. Penyelesaian Akhir yang Masih Kurang Sempurna
Sebenarnya masalah penyelesaian akhir atau finishing ini memang masih sulit untuk diatasi baik untuk timnas Indonesia U-24, senior, maupun kelompok usia lain.
Meskipun masih belum ada bomber tajam yang mampu mengkonversi semua peluang menjadi gol atau shot on target ini memang terus terlihat dalam skuad Garuda. Sehingga banyak peluang terbuang percumah.
Meskipun masalah tersebut terkadang dapat ditanggulangi dengan pemain lain selain striker yang mampu memanfaatkan peluang, namun keberadaan striker murni yang pandai dalam mengatur posisi dan memanfaatkan peluang sekecil apapun ini tentulah sangat dibutuhkan.
Hal tersebut berpengaruh pada permainan Indonesia yang selalu buntu ketika menghadapi lawan yang menerapkan strategi bertahan. Membuat tim Merah Putih kerap menceploskan tendangan jarak jauh yang kurang akurat.
(yov)