Tyson Fury Roboh di Ronde 3, Comeback Kalahkan Francis Ngannou
loading...
A
A
A
Tyson Fury terjatuh di ronde ketiga tapi mampu bangkit untuk membalikkan keadaan saat mengalahkan Francis Ngannou dalam pertarungan kelas berat di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (29/10/2023) pagi WIB. Ini tidak semudah yang diperkirakan oleh sebagian besar publik, namun Tyson Fury mampu menangkis perlawanan Francis Ngannou yang menjadi pertaruhan nama besarnya.
Tyson Fury yang tak terkalahkan bangkit dari knockdown pada ronde ketiga dan bertinju untuk meraih kemenangan angka tipis (split-decision) selama 10 ronde atas Ngannou dalam pertarungan tanpa gelar yang sangat dinanti-nantikan di Kingdom Arena yang baru saja dibangun di Riyadh, Arab Saudi. Fury bertarung dengan ceroboh dan tidak dapat melukai Ngannou yang memiliki determinasi tinggi, namun ia lolos sebagai pemenang karena ia menang atas penilaian juri Alan Krebs (95-94) dan Juan Carlos Pelayo (96-93). Juri Ed Garner memberikan nilai yang sangat kompetitif bagi Ngannou, 95-94.
Francis Ngannou, 37 tahun, memberikan penampilan yang luar biasa dalam laga tinju profesional pertama mantan juara kelas berat UFC ini dan tetap tampil berbahaya sampai bel akhir pertandingan berbunyi untuk mengakhiri laga utama berbayar ini. Fury yang memiliki tinggi badan 205 cm dan berat badan 125 kilogram memasuki ring sebagai unggulan 20-1, namun ia sangat berhati-hati dalam tujuh ronde terakhir saat Ngannou menjatuhkannya dengan sebuah hook kiri.
"Tidak, itu jelas tidak ada dalam naskah," kata Fury dalam wawancara setelah pertandingan di atas ring. "Francis adalah petarung yang luar biasa, kuat, pemukul yang hebat, petinju yang jauh lebih baik dari yang kita semua kira. ... Dengar, dia adalah pria yang sangat canggung dan dia adalah pemukul yang baik, dan saya sangat menghormatinya - sebelum pertarungan dan sesudahnya."
Duel Tyson Fury vs Francis Ngannou menuai banyak kritik, terutama dari para penggemar tinju. Karena Ngannou yang berpostur 193 cm tidak pernah bertinju sebagai petinju profesional sebelum Sabtu malam, sedangkan Fury adalah petinju kelas berat tingkat elit yang telah mengalahkan petinju tangguh Deontay Wilder melalui KO teknikal di ronde ketujuh dan KO di ronde ke-11 serta juara bertahan Wladimir Klitschko melalui kemenangan angka mutlak.
Setidaknya, kemenangan Fury memastikan bahwa Fury dapat melanjutkan pertarungan yang jauh lebih penting yang telah ia tandatangani kontraknya. Fury (33-0-1, 24 KO) dan petinju Ukraina, Oleksandr Usyk (21-0, 14 KO), kini diharapkan untuk ambil bagian dalam pertarungan penyatuan gelar kelas berat yang telah lama didiskusikan, mungkin paling cepat pada tanggal 23 Desember di Kingdom Arena.
Fury yang berasal dari Inggris mengalami luka kecil di sisi kiri dahinya pada awal pertarungannya dengan Ngannou, namun tidak mengeluarkan banyak darah dan hanya berdampak kecil pada pertarungan mereka. Dengan asumsi bahwa luka tersebut akan sembuh dengan cepat, Fury diperkirakan akan dapat menghadapi Usyk dalam delapan minggu.
Namun, sang juara WBC tidak berkomitmen ketika ditanya tentang menghadapi Fury pada tanggal 23 Desember.
"Dengar, saya akan pulang," kata Fury. "Saya sudah berada di kamp pelatihan selama 12 minggu. Saya menjalani pemusatan latihan yang panjang, sulit dan berat. Saya akan pulang, beristirahat dan kita lihat apa yang akan terjadi selanjutnya."
Kapanpun mereka bertarung, kecuali jika Fury-Usyk berakhir imbang atau no-contest, Fury, 35 tahun, atau Usyk, 36 tahun, akan keluar dari pertarungan mereka sebagai juara kelas berat pertama yang bersatu dalam era empat sabuk. Usyk, yang menyaksikan Fury mengalahkan Ngannou dari kursi penonton, memiliki sabuk IBF, IBO, WBA dan WBO.
Fury mewaspadai kekuatan Ngannou sepanjang ronde ke-10 dan ronde terakhir pada Sabtu malam. Ia berkali-kali mencengkeram Ngannou selama tiga menit terakhir dan jelas-jelas hanya berusaha mencapai bel akhir pertandingan. Fury mencium Ngannou di sisi kepalanya dan mengusap kepalanya sebagai bentuk penghormatan segera setelah laga mereka berakhir.
Tyson Fury yang tak terkalahkan bangkit dari knockdown pada ronde ketiga dan bertinju untuk meraih kemenangan angka tipis (split-decision) selama 10 ronde atas Ngannou dalam pertarungan tanpa gelar yang sangat dinanti-nantikan di Kingdom Arena yang baru saja dibangun di Riyadh, Arab Saudi. Fury bertarung dengan ceroboh dan tidak dapat melukai Ngannou yang memiliki determinasi tinggi, namun ia lolos sebagai pemenang karena ia menang atas penilaian juri Alan Krebs (95-94) dan Juan Carlos Pelayo (96-93). Juri Ed Garner memberikan nilai yang sangat kompetitif bagi Ngannou, 95-94.
Francis Ngannou, 37 tahun, memberikan penampilan yang luar biasa dalam laga tinju profesional pertama mantan juara kelas berat UFC ini dan tetap tampil berbahaya sampai bel akhir pertandingan berbunyi untuk mengakhiri laga utama berbayar ini. Fury yang memiliki tinggi badan 205 cm dan berat badan 125 kilogram memasuki ring sebagai unggulan 20-1, namun ia sangat berhati-hati dalam tujuh ronde terakhir saat Ngannou menjatuhkannya dengan sebuah hook kiri.
"Tidak, itu jelas tidak ada dalam naskah," kata Fury dalam wawancara setelah pertandingan di atas ring. "Francis adalah petarung yang luar biasa, kuat, pemukul yang hebat, petinju yang jauh lebih baik dari yang kita semua kira. ... Dengar, dia adalah pria yang sangat canggung dan dia adalah pemukul yang baik, dan saya sangat menghormatinya - sebelum pertarungan dan sesudahnya."
Duel Tyson Fury vs Francis Ngannou menuai banyak kritik, terutama dari para penggemar tinju. Karena Ngannou yang berpostur 193 cm tidak pernah bertinju sebagai petinju profesional sebelum Sabtu malam, sedangkan Fury adalah petinju kelas berat tingkat elit yang telah mengalahkan petinju tangguh Deontay Wilder melalui KO teknikal di ronde ketujuh dan KO di ronde ke-11 serta juara bertahan Wladimir Klitschko melalui kemenangan angka mutlak.
Setidaknya, kemenangan Fury memastikan bahwa Fury dapat melanjutkan pertarungan yang jauh lebih penting yang telah ia tandatangani kontraknya. Fury (33-0-1, 24 KO) dan petinju Ukraina, Oleksandr Usyk (21-0, 14 KO), kini diharapkan untuk ambil bagian dalam pertarungan penyatuan gelar kelas berat yang telah lama didiskusikan, mungkin paling cepat pada tanggal 23 Desember di Kingdom Arena.
Fury yang berasal dari Inggris mengalami luka kecil di sisi kiri dahinya pada awal pertarungannya dengan Ngannou, namun tidak mengeluarkan banyak darah dan hanya berdampak kecil pada pertarungan mereka. Dengan asumsi bahwa luka tersebut akan sembuh dengan cepat, Fury diperkirakan akan dapat menghadapi Usyk dalam delapan minggu.
Namun, sang juara WBC tidak berkomitmen ketika ditanya tentang menghadapi Fury pada tanggal 23 Desember.
"Dengar, saya akan pulang," kata Fury. "Saya sudah berada di kamp pelatihan selama 12 minggu. Saya menjalani pemusatan latihan yang panjang, sulit dan berat. Saya akan pulang, beristirahat dan kita lihat apa yang akan terjadi selanjutnya."
Kapanpun mereka bertarung, kecuali jika Fury-Usyk berakhir imbang atau no-contest, Fury, 35 tahun, atau Usyk, 36 tahun, akan keluar dari pertarungan mereka sebagai juara kelas berat pertama yang bersatu dalam era empat sabuk. Usyk, yang menyaksikan Fury mengalahkan Ngannou dari kursi penonton, memiliki sabuk IBF, IBO, WBA dan WBO.
Fury mewaspadai kekuatan Ngannou sepanjang ronde ke-10 dan ronde terakhir pada Sabtu malam. Ia berkali-kali mencengkeram Ngannou selama tiga menit terakhir dan jelas-jelas hanya berusaha mencapai bel akhir pertandingan. Fury mencium Ngannou di sisi kepalanya dan mengusap kepalanya sebagai bentuk penghormatan segera setelah laga mereka berakhir.
(aww)