Catat! Lawan Lyon, Bukan Pertandingan Terakhir Sarri
loading...
A
A
A
TURIN - Beban berat bakal dipikul Maurizio Sarri saat Juventus menjamu Lyon pada laga leg kedua 16 besar Liga Champions di Stadion Allianz, Sabtu (8/8/2020) dini hari WIB. Laga ini bisa diibaratkan sebagai ajang pertaruhan buat pelatih berkacamata tersebut.
Juventus belum lama ini baru saja merayakan keberhasilan memertahankan trofi kesembilan secara beruntun di Serie A. Itu merupakan gelar pertama Sarri di Liga Italia dalam karier kepelatihannya. (Baca juga: Depay Tegaskan Lyon Akan Hadapi Juventus Tanpa Rasa Takut )
Dominasi Juventus di kompetisi domestik bukanlah hal yang asing terdengar di telinga penggemar sepak bola. Pasalnya, dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir Si Nyonya Tua mampu menjadi penguasa Serie A.
Lantas, bagaimana di kompetisi Eropa? Statistik Juventus tampil di Liga Champions mungkin tidak sebanding dengan pencapaiannya di Serie A. Betapa tidak, sejak 1996, klub yang bermarkas di Turin tersebut belum pernah menghadirkan trofi Si Kuping Besar buat penggemar.
Sejumlah pemain top dunia pun sengaja didatangkan untuk mengakhiri dahaga tersebut, seperti yang dilakukan klub ketika mendatangkan Cristiano Ronaldo. Namun, megabintang asal Portugal itu belum mampu berbuat banyak.
Di musim ini misalnya. Peluang Juventus lolos ke perempat final bisa dikatakan cukup berat, sebab mereka harus membalikkan defisit 0-1 usai Lyon mengalahkan Juventus pada pertemuan pertama 16 besar. (Baca juga: Misi Sulit Madrid di Manchester, Hanya 5 Tim Melaju Setelah Kalah di Kandang )
Kendati bermain di kandang sendiri, tapi bukan berarti Sarri tidak memikul beban. Buktinya, dalam sepekan terakhir ini spekulasi mengenai pergantian pelatih di Juventus semakin gencar diberitakan media lokal.
Disinggung apakah pertandingan leg kedua 16 besar Liga Champions melawan Lyon menjadi laga terakhir Sarri?
"Tidak. Saya pikir pertanyaan ini pada dasarnya menyebut direktur kami amatir, yang saya pikir tidak. Mereka akan membuat evaluasi berdasarkan secara keseluruhan di musim ini, jadi jika mereka sudah memutuskan untuk mendapatkan pelatih baru, besok tidak akan ada bedanya, begitu juga dengan kemenangan," ungkap Sarri.
"Ini pertandingan penting tetapi juga penting untuk memenangkan Scudetto, dan kami sudah memiliki banyak dari itu musim ini. Adalah penting untuk menjadi bagian dari elit Eropa dengan mencapai turnamen delapan final di Portugal, jadi kami peduli, tetapi itu membuatnya menjadi pertandingan yang penting, bukan yang lain."
Lihat Juga: Tijjani Reijnders Gelandang Produktif di Liga Champions, Eliano Semoga Bisa Tiru Sang Kakak
Juventus belum lama ini baru saja merayakan keberhasilan memertahankan trofi kesembilan secara beruntun di Serie A. Itu merupakan gelar pertama Sarri di Liga Italia dalam karier kepelatihannya. (Baca juga: Depay Tegaskan Lyon Akan Hadapi Juventus Tanpa Rasa Takut )
Dominasi Juventus di kompetisi domestik bukanlah hal yang asing terdengar di telinga penggemar sepak bola. Pasalnya, dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir Si Nyonya Tua mampu menjadi penguasa Serie A.
Lantas, bagaimana di kompetisi Eropa? Statistik Juventus tampil di Liga Champions mungkin tidak sebanding dengan pencapaiannya di Serie A. Betapa tidak, sejak 1996, klub yang bermarkas di Turin tersebut belum pernah menghadirkan trofi Si Kuping Besar buat penggemar.
Sejumlah pemain top dunia pun sengaja didatangkan untuk mengakhiri dahaga tersebut, seperti yang dilakukan klub ketika mendatangkan Cristiano Ronaldo. Namun, megabintang asal Portugal itu belum mampu berbuat banyak.
Di musim ini misalnya. Peluang Juventus lolos ke perempat final bisa dikatakan cukup berat, sebab mereka harus membalikkan defisit 0-1 usai Lyon mengalahkan Juventus pada pertemuan pertama 16 besar. (Baca juga: Misi Sulit Madrid di Manchester, Hanya 5 Tim Melaju Setelah Kalah di Kandang )
Kendati bermain di kandang sendiri, tapi bukan berarti Sarri tidak memikul beban. Buktinya, dalam sepekan terakhir ini spekulasi mengenai pergantian pelatih di Juventus semakin gencar diberitakan media lokal.
Disinggung apakah pertandingan leg kedua 16 besar Liga Champions melawan Lyon menjadi laga terakhir Sarri?
"Tidak. Saya pikir pertanyaan ini pada dasarnya menyebut direktur kami amatir, yang saya pikir tidak. Mereka akan membuat evaluasi berdasarkan secara keseluruhan di musim ini, jadi jika mereka sudah memutuskan untuk mendapatkan pelatih baru, besok tidak akan ada bedanya, begitu juga dengan kemenangan," ungkap Sarri.
"Ini pertandingan penting tetapi juga penting untuk memenangkan Scudetto, dan kami sudah memiliki banyak dari itu musim ini. Adalah penting untuk menjadi bagian dari elit Eropa dengan mencapai turnamen delapan final di Portugal, jadi kami peduli, tetapi itu membuatnya menjadi pertandingan yang penting, bukan yang lain."
Lihat Juga: Tijjani Reijnders Gelandang Produktif di Liga Champions, Eliano Semoga Bisa Tiru Sang Kakak
(sha)