Liga Europa, Penguasa Kasta Kedua Eropa Rawan Dijegal

DUISBURG - Ambisi Sevilla mempertegas supremasi mereka sebagai penguasa Liga Europa mendapatkan ujian di babak perempat final di Schauinsland-Reisen-Arena Duisburg, dini hari nanti. Kepentingan sang lawan Wolverhampton Wanderers (Wolves) terhadap tiket Liga Champions musim depan membuat pertandingan bakal berlangsung menarik.

Sevilla jelas menjadi favorit. Mereka adalah klub tersukses sepanjang sejarah Liga Europa dengan torehan lima gelar yang diraih pada 2006, 2007, 2014, 2015, 2016. Perjalanan pasukan Julen Lopetegui di Liga Europa musim ini begitu meyakinkan. Mereka menjuarai Grup A dan melenggang mulus dengan menyingkirkan CFR Cluj di 32 besar (agregat 1-1) dan menang 2-0 atas AS Roma di babak 16 besar, Kamis (6/8).

Hebatnya lagi, Sevilla tidak terkalahkan di semua kompetisi sejak awal Februari. Jesus Navas dkk telah memenangkan enam dari tujuh pertandingan terakhir mereka di semua kompetisi, termasuk kemenangan 1-0 atas Valencia dalam pertandingan terakhir Primera Liga yang memastikan Sevilla finis di urutan keempat klasemen dan melaju ke Liga Champions musim depan. (Baca: Dramatis, MU Lolos ke Semifinal dengan Susah Payah)

Bukan hanya itu, Sevilla juga telah memenangkan tiga perempat final Liga Europa sebelumnya dengan mengalahkan FC Porto pada 2013/2014 (0-1, 4-1), Zenit St Peterburg pada 2014/2015 (2-1, 2-2), dan Athletic Bilbao pada 2015/2016 (5-4 adu penalti). Di setiap musim tersebut mereka bahkan sukses mengangkat trofi.

Menurut Lopetegui, berbagai catatan impresif tersebut semakin lengkap dengan kondusif skuadnya. Dia mengungkapkan sinergi dan dukungan penuh seluruh anggota tim merupakan kunci keberhasilan Sevilla. Tapi, mantan pelatih Real Madrid tersebut mengindikasikan belum memikirkan gelar juara dan fokus melewati hadangan Wolves terlebih dahulu.

Ambisi Lopetegui mengamankan kemenangan didukung kondisi skuad yang tidak terganggu cedera. Di lini depan, trio Youssef En-Nesyri, Munir El Haddadi, dan Lucas Ocampos menjadi ancaman serius. Mereka akan ditopang kreativitas Ever Banega, Joan Jordan, dan Fernando Francisco. (Baca juga: Negara teluk Minta PBB Perpanjang Embargo Senjata, Iran Kesal)

“Kekompakan dan soliditas tim yang telah membawa kami ke titik ini dan tim inilah yang akan terus membimbing kami. Sevilla berkompetisi dan percaya diri. Sekarang, kami hanya fokus pada pertandingan berikutnya melawan Wolves, bukan yang lain,” tandas Lopetegui, dilansir sevillafc.es.

Namun, Sevilla tidak boleh terlena lantaran Wolves bukan lawan enteng. Berstatus tim debutan di Liga Europa musim ini, kinerja armada Nuno Espirito Santo tergolong cukup baik. Keluar sebagai runner-up Grup K, Wolves berhasil menghentikan wakil Primera Liga lainnya, Espanyol, dengan agregat 3-1 di babak 32 besar dan jagoan Yunani Olympiacos dengan agregat 2-1 di babak 16 besar.

Status underdog diyakini membuat Wolves bakal tampil lepas. Selain itu, motivasi Raul Gimenez dkk semakin berlipat lantaran memiliki kepentingan prestisius. Mereka mengincar gelar juara Liga Europa sebagai jalan pintas untuk lolos ke Liga Champions musim depan. Itu menjadi opsi realistis mengingat Wolves hanya finis di urutan ketujuh klasemen akhir Liga Primer.

Santo mengindikasikan timnya akan mengerahkan seluruh kemampuan terbaik untuk mengalahkan Sevilla. Pelatih asal Portugal tersebut menganggap reputasi sang lawan sebagai tim tersukses di Liga Europa tidak membuat Wolves inferior dan justru semakin tertantang. (Lihat videonya: Kecelakaan Maut Tol Cipali, 8 Orang Tewas)

“Sevilla adalah tim besar dengan pemain besar dan pelatih hebat. Ini adalah tantangan besar bagi kami. Mari berkomitmen untuk itu. Mari menantang diri sendiri. Saya menonton pertandingan dan kami memiliki tantangan baru yang besar di depan kami. Jadi, mari kita lakukan," sebut Santo. (Alimansyah)