PSSI Kecolongan Dokter Gadungan, Presidium Suporter: Siapa yang Terbitkan Rekomendasi Masuk Timnas dan Klub?
loading...
A
A
A
Richard Achmad Supriyanto selaku Sekjen Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia (PN-SSI) menyayangkan kejadian dokter gadungan Elwizan Aminuddin, yang terjadi di sepak bola Indonesia . Menurutnya, PSSI benar-benar kecolongan dan ini merupakan sebuah catatan buruk untuk federasi sepak bola di Tanah Air meskipun sudah berlalu.
"Ini sangat disayangkan sekelas federasi sampai lolos dokter gadungan. Aminuddin pun lama berkecimpung lama di timnas dan klub," kata Richard Achmad Supriyanto kepada MNC Portal Indonesia (MPI).
Elwizan Aminuddin saat ini telah ditangkap jajaran Polresta Sleman di Cibodas, Tangerang, Rabu (24/1/2024). Dia beraksi menjadi dokter gadungan sejak 2013 hingga 2021.
Selain pernah menjadi dokter gadungan di beberapa klub, Elwizan juga pernah menjadi dokter untuk skuad Timnas Indonesia U-19. Richard menegaskan kasus dokter gadungan Elwizan Aminuddin harus ditelusuri siapa yang menerbitkan rekomendasi sampai bisa masuk ke klub dan tim nasional.
Lebih lanjut, Richard mengatakan bahwa dirinya tidak memahami prosedur dalam pemilihan dokter dan staf Timnas Indonesia U-19. Namun, dia nilai harus ada perbaikan demi perbaikan dalam pemilihan staf timnas agar rifak timbul persoalan serupa.
"Saya tidak tahu proses pemilihan dokter atau staf pakai parameternya apa, rekomendasinya siapa. Harus juga ditelusuri siapa yang menerbitkan rekomendasi dokter itu bisa masuk ke timnas dan klub," kata mantan Ketua Umum (Ketum) The Jakmania.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Yunus Nusi mengatakan PSSI pun lebih selektif dalam merekrut internal tim termasuk dokter untuk saat ini. Sebab, dia pastikan ofisial timnas akan diselidiki asal usul yang bersangkutan secara mendalam.
"Contoh kalau dia misal dari Lulusan FKUI, kita akan tanyakan ke FKUI. Benar atau tidak. Kita juga tanyakan ke IDI. Kita juga tanyakan ke lembaga- lembaga terkait. Kemudian pengalaman dia," katanya.
Yunus mengatakan pengecekan administrasi memang menjadi hal yang cukup krusial. Jadi, seleksi administrasi harus sangat diperketat agar tidak kecolongan lagi.
"Sekarang setiap dokter dan lainnya yang mau bertugas di klub liga 1 ,2 dan 3, apalagi di timnas indonesia juga harus dicek terlebih dahulu administrasi secara detail. Hal itu untuk memastikan kasus serupa tidak lagi terulang kembali," ucapnya.
"(Mereka harus) melengkapi, fotocopy ijazah dokter yang sudah dilegalisir oleh fakultas kedokteran yang mengeluarkan, mempunyai STR (surat tanda registrasi), baik utk dokter, maupun fisioterapis. Mempunyai SIP (surat izin praktik) yang masih berlaku, baik untuk tenaga dokter maupun tenaga fisioterapis," imbuhnya.
"Ini sangat disayangkan sekelas federasi sampai lolos dokter gadungan. Aminuddin pun lama berkecimpung lama di timnas dan klub," kata Richard Achmad Supriyanto kepada MNC Portal Indonesia (MPI).
Elwizan Aminuddin saat ini telah ditangkap jajaran Polresta Sleman di Cibodas, Tangerang, Rabu (24/1/2024). Dia beraksi menjadi dokter gadungan sejak 2013 hingga 2021.
Selain pernah menjadi dokter gadungan di beberapa klub, Elwizan juga pernah menjadi dokter untuk skuad Timnas Indonesia U-19. Richard menegaskan kasus dokter gadungan Elwizan Aminuddin harus ditelusuri siapa yang menerbitkan rekomendasi sampai bisa masuk ke klub dan tim nasional.
Lebih lanjut, Richard mengatakan bahwa dirinya tidak memahami prosedur dalam pemilihan dokter dan staf Timnas Indonesia U-19. Namun, dia nilai harus ada perbaikan demi perbaikan dalam pemilihan staf timnas agar rifak timbul persoalan serupa.
"Saya tidak tahu proses pemilihan dokter atau staf pakai parameternya apa, rekomendasinya siapa. Harus juga ditelusuri siapa yang menerbitkan rekomendasi dokter itu bisa masuk ke timnas dan klub," kata mantan Ketua Umum (Ketum) The Jakmania.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Yunus Nusi mengatakan PSSI pun lebih selektif dalam merekrut internal tim termasuk dokter untuk saat ini. Sebab, dia pastikan ofisial timnas akan diselidiki asal usul yang bersangkutan secara mendalam.
"Contoh kalau dia misal dari Lulusan FKUI, kita akan tanyakan ke FKUI. Benar atau tidak. Kita juga tanyakan ke IDI. Kita juga tanyakan ke lembaga- lembaga terkait. Kemudian pengalaman dia," katanya.
Yunus mengatakan pengecekan administrasi memang menjadi hal yang cukup krusial. Jadi, seleksi administrasi harus sangat diperketat agar tidak kecolongan lagi.
"Sekarang setiap dokter dan lainnya yang mau bertugas di klub liga 1 ,2 dan 3, apalagi di timnas indonesia juga harus dicek terlebih dahulu administrasi secara detail. Hal itu untuk memastikan kasus serupa tidak lagi terulang kembali," ucapnya.
"(Mereka harus) melengkapi, fotocopy ijazah dokter yang sudah dilegalisir oleh fakultas kedokteran yang mengeluarkan, mempunyai STR (surat tanda registrasi), baik utk dokter, maupun fisioterapis. Mempunyai SIP (surat izin praktik) yang masih berlaku, baik untuk tenaga dokter maupun tenaga fisioterapis," imbuhnya.
(yov)