117 Atlet dari Berbagai Negara Beradu Ketepatan Mendarat

Sabtu, 14 Juli 2018 - 03:00 WIB
117 Atlet dari Berbagai Negara Beradu Ketepatan Mendarat
117 Atlet dari Berbagai Negara Beradu Ketepatan Mendarat
A A A
BATU - Kawasan Gunung Banyak, Kota Batu, Jawa Timur, menjadi ajang beradu ketapatan mendarat bagi 117 orang atlet paralayang dari 16 negara. Mereka mengikuti Paragliding Accuracy World Cup 2018, dan Paragliding Accuracy Asian Cup 3rd.

Kejuaraan dunia paralayang, yang digelar untuk kali kedua di Kota Batu ini, juga diikuti oleh para atlet Tim Nasional Indonesia. Mereka merupakan atlet, yang akan berlaga di Asian Games pada bulan Agustus mendatang.

Panitia pertandingan, Sugeng Santoso menyebutkan, kejuaraan dunia paralayang di Kota Batu ini, merupakan salah satu agenda tahunan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI). “Kejuaraan di Kota Batu, merupakan seri kejuaraan ketiga dari rangkaian kejuaraan yang digelar FASI,” ungkapnya.

Nomor yang dipertandingan di kejuaraan ini, menurutnya khusus untuk ketepatan mendarat. Selain sebagai upaya pembinaan prestasi para atlet. Kejuaraan ini, juga menjadi ajang promosi wisata, dan pengenalan olahraga paralayang kepada masyarakat.

Dia menyebutkan, ada dua kelompok kejuaraan yang digelar di Kota Batu, kali ini. Yakni, untuk para atlet dunia, yang bertanding di Paragliding Accuracy Wolrd Cup 2018, dan kelompok yang khusus untuk para atlet Asia, yang bertanding di Paragliding Accuracy Asian Cup 3rd.

Beberapa negara Asia, yang mengirimkan atletnya dalam kejuaraan ini, antara lain Jepang, China, Korea Selatan, Thailand, dan Indonesia. Sedangkan dari luas negara-negara Asia, tercatat dari Serbia, Siprus, dan Eropa.

Kepala Pelatih Tim Nasional Indonesia, Gendon Subandono menyebutkan, ada sejumlah atlet yang sekarang sedang mengikuti pelatnas, diikutsertakan dalam kejuaraan dunia ini. “Mereka sengaja kita ajak ke sini, untuk melakukan penyegaran sekaligus pemantaban sebelum menghadapi Asian Games,” ujarnya.

Ada sebanyak 18 orang atlet nasional yang turun di kejuaraan dunia paralayang untuk kelas akurasi pendaratan. Mereka terdiri dari 10 atlet putra, dan 8 atlet putri. Setelah mengikuti kejuaraan dunia ini, mereka akan kembali menjalani pemusatan latihan.

Selama mengikuti kejuaraan dunia di Kota Batu, Gendon mengaku, tidak ada target khusus bagi para atlet. “Yang terpenting mereka bisa menjalani pemantaban, dan mengukur kemampuan bakal lawan-lawannya di Asian Games, yang juga turun bertanding di kejuaraan dunia ini,” tuturnya.

Peluang Indonesia, untuk meraih medali emas dari cabang paralayang di Asian Games 2018, sangat terbuka luas. Mengingat, juara dunia untuk kelas akurasi pendaratan adalah atlet Indonesia. Target perolehan medali di ajang Asian Games, yang dipatok Kementrian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora), untuk cabang paralayang adalah meraih satu medali emas.

Gendon menyebutkan, pesaing terberat Indonesia, di ajang Asian Games untuk cabang olah raga paralayang, adalah atlet-atlet dari Thailand, Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang, yang kebetulan mereka juga bertanding di kejuaraan dunia di Kota Batu.

Salah satu atlet Tim Nasional Indonesia, Ike Ayu Wulandari mengaku, sangat senang bisa mengikuti kejuaraan dunia di Kota Batu, yang juga menjadi tanah kelahirannya. “Saya bisa berlomba sambil berlatih sebelum nanti bertanding di Asian Games,” ujarnya.

Selama ini, dia menjalani pemusatan latihan di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Setelah kejuaraan dunia di Kota Batu, dia bersama anggota tim nasional lainnya, akan kembali menjalani pemusatan latihan di Puncak.

Atlet putri yang kini berusia 23 tahun tersebut, akan bertanding di Asian Games dalam kelas individu, dan beregu. Baik untuk ketepatan mendarat, maupun lintas alam. “Harapannya, bisa mempersembahkan medali emas untuk Indonesia,” ungkapnya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3459 seconds (0.1#10.140)