Air Mata La Dea di Estadio do Sport Lisboa

Jum'at, 14 Agustus 2020 - 12:13 WIB
loading...
Air Mata La Dea di Estadio do Sport Lisboa
Raut kesedihan terlihat di wajah para pemain Atalanta setelah menelan kekalahan 1-2 dari PSG pada babak perempat final Liga Champions di Estadioda Luz, Lisbon (13/8/2020). Foto/Reuters
A A A
LISABON - Kisah ajaib Atalanta di Liga Champions musim ini harus berakhir dengan air mata. La Dea kalah 1-2 dari Paris Saint-Germain (PSG) di Estadio do Sport Lisboa, Kamis (13/8/2020), hanya dalam waktu dua menit menjelang laga bubar.

Terasa menyesakkan lantaran mimpi indah Atalanta berprestasi di level tertinggi Eropa dirusak di masa perpanjangan waktu jelang akhir pertandingan. Dua gol kemenangan PSG yang dicetak Marquinhos dan Eric Maxim Choupo-Moting diciptakan pada menit ke-90 dan ke-90+3. Padahal, Atalanta sudah unggul sejak menit ke-26 lewat Mario Palasic.

Wajar jika media Italia memberikan apresiasi luar biasa. Ada yang menyebut Atalanta hanya tidak beruntung sehingga harus pulang dari Portugal. Ada pula yang menulis permainan Atalanta sudah membanggakan Italia. Ini mengacu pada realitas bahwa La Dea menjadi tim Italia terakhir di Liga Champions. (Baca: Gasperini Akui Atalanta Bisa Kalah dari PSG karena Neymar)

Kekalahan tersebut mengakhiri perjalanan Atalanta di Liga Champions . Begitu istimewa mengingat ini merupakan pertama kali mereka berpartisipasi di kompetisi elite Benua Biru sejak klub tersebut berdiri 17 Oktober 1907 atau 112 tahun silam.

Kekecewaan pun dirasakan Pelatih Gianpiero Gasperini. Dia mengatakan kebobolan dua gol di masa perpanjang waktu jelang akhir pertandingan begitu menyakitkan. Gasperini mengungkapkan Atalanta bisa saja kebobolan lebih awal dengan cara yang mungkin lebih baik.

Air Mata La Dea di Estadio do Sport Lisboa


“Kebobolan pada menit-menit akhir lebih menyakitkan. Kami mencapai menit ke-90 dengan keunggulan. Kami benar-benar siap dalam permainan, memiliki peluang, dan bisa bermain lebih baik dalam beberapa serangan balik. Tapi, sekali lagi, ini semua adalah tentang detail,” kata Gasperini, dilansir football-italia.net.

Faktor lain yang membuat Atalanta terlihat begitu kedodoran karena mereka bermain dua kali sepekan sepanjang Juli untuk menyelesaikan Seri A. Sementara PSG jauh lebih segar karena hanya menjalani dua pertandingan kompetitif sejak Maret. (Baca juga: Ilmuwan Jepang Bangunkan Mikroba yang tertidur Selama 100 Juta Tahun)

Kendati demikian, Gasperini enggan menjadikan hal itu sebagai kambing hitam. Pelatih berusia 62 tahun tersebut tetap membawa pasukannya pulang dengan kepala tegak. Dia bangga karena Atalanta telah berjuang luar biasa di Liga Champions sehingga fans mereka di Bergamo layak berpesta atas prestasi luar biasa tim.

Tidak diunggulkan sejak awal, Atalanta yang memiliki komposisi skuad sederhana benar-benar mengejutkan publik. Mengandalkan permainan kolektif dan disiplin tinggi, mereka keluar sebagai runner-up Grup C mendampingi Manchester City (Man City). Rafael Toloi dkk menyisihkan Valencia dengan agregat 8-4 di babak 16 besar sebelum kandas di tangan PSG.

Terlebih keberhasilan menduduki urutan ketiga klasmen akhir Seri A memastikan La Dea lolos ke fase grup Liga Champions musim depan. Hal itu membuat Gasperini bersemangat dan berharap Atalanta menunjukkan konsistensi penampilan seperti musim ini.

“Kami sangat kecewa karena merasa hampir mencapai semifinal. Itu akan luar biasa, tapi ini juga luar biasa. Kami ingin meningkatkan musim depan, mungkin bukan dalam hasil, tapi sebagai tim,”ujar pernyataan Atalanta.

Di sisi lain, berakhirnya perjalanan Atalanta semakin membuka jalan bagi PSG untuk menjuarai Liga Champions pertama kali. Itu merupakan ambisi utama Les Parisiens kendati lolos ke semifinal untuk kedua kali sepanjang sejarah setelah musim 1994/1995. (Baca juga: Bintang Tanda Jasa untuk Duo F, Upaya Jokowi Jinakkan Kekuatan Kritis)

Kemenangan atas Atalanta sekaligus mengakhiri catatan buruk PSG yang di tujuh musim sebelumnya selalu terhenti di fase knockout Liga Champions. Empat kali perempat final (2012/2013, 2013/2014,2014/2015, 2015/2016) dan tiga kali di babak 16 besar (2016/2017, 2017/2018, 2018/2019).

Terasa spesial mengingat pertandingan tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun PSG yang ke-50. Lolosnya PSG ke babak empat besar disambut sukacita Pelatih Thomas Tuchel. Menggunakan kruk karena kaki kirinya cedera, Tuchel menilai timnya sangat layak untuk menang karena unggul dalam segala aspek atas Atalanta.

“Saya tidak pernah merasa kami tidak akan mencetak gol pada akhirnya. Saya bahkan memberi tahu asisten saya, begitu kami mendapatkan peluang, saya yakin kami akan langsung membuat skor. Secara alami, ada sedikit keberuntungan. Tapi, jika Anda menonton keseluruhan pertandingan, kami pantas untuk lolos,” kata Tuchel. (Lihat videonya: Hujan Es Disertai Angin Kencang terjadi di Cimahi)

Kegembiraan juga dirasakan Neymar Jr. Dia mengungkapkan kepercayaan diri menjadi faktor utama keberhasilan PSG menuntaskan perlawanan Atalanta di menit-menit akhir pertandingan. Bintang asal Brasil tersebut menegaskan Les Parisiens akan tetap menunjukkan komitmen yang sama di semifinal, Selasa (18/8), ketika bersua antara pemenang RB Leipzig atau Atletico Madrid demi menjaga kans menjuarai Liga Champions musim ini.

“Saya bahkan tidak pernah berpikir tentang eliminasi. Tidak ada yang akan menghentikan saya untuk berpikir bahwa kami akan mencapai final. Itu sulit. Tapi, kami adalah tim yang hebat dengan rasa kekeluargaan yang besar. Mustahil untuk berpikir bahwa kami tersingkir," tandas Neymar. (Alimansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1223 seconds (0.1#10.140)