Jelang Olimpiade Paris 2024, Jonatan Christie dan Anthony Ginting Dapat Wejangan dari Taufik Hidayat
loading...
A
A
A
JAKARTA – Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat memberi wejangan kepada Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting dalam persiapan menjelang Olimpiade Paris 2024 . Dia ingin kedua jagoan Tim Merah-Putih itu menjaga mental dan menyiapkannya dengan baik agar bisa menampilkan performa terbaik di pesta olahraga terakbar di dunia itu.
Seperti diketahui, Jojo -sapaan Jonatan- dan Ginting menjadi dua dari enam wakil Indonesia yang lolos ke Olimpiade Paris 2024 dari cabang olahraga (Cabor) bulu tangkis. Ajang empat tahunan itu sendiri akan digelar pada 26 Juli hingga 11 Agustus mendatang.
Sayang, dalam turnamen terakhir yang diikuti kedua tunggal putra terbaik Tim Merah-Putih itu di BWF World Tour, yakni pada gelaran Indonesia Open 2024, hasilnya kurang memuaskan. Jojo dan Ginting gugur di babak 32 besar turnamen Super 1000.
Kedua pemain itu pun mengakui bahwa tekanan besar yang mereka hadapi menjelang Paris 2024 semakin tinggi. Terlebih, mereka tampil di depan publik sendiri di Indonesia Open 2024. Alhasil, mereka malah terbebani dan tak mampu bermain maksimal.
Sebagai mentor, Taufik Hidayat pun mengungkapkan bahwa salah satu pesan yang selalu dikatakannya kepada kedua juniornya itu adalah soal mempersiapkan mental sebaik mungkin. Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu sangat yakin, jika dari segi mental mereka siap, maka performa terbaik yang mereka miliki bisa ditampilkan di Paris 2024.
“Yang selalu saya sampaikan karena tinggal sebulan lagi ke Jojo dan Ginting di luar luar latihan ya, dalam arti sekali kita masuk lapangan secara mental siap, kita punya teknik fisik itu keluar semua. Tapi kalo mental udah drop dan banyak gangguan, hal-hal kecil aja akan sangat mengganggu. Nah kita akan bermain lepas jika mental kita kuat,” kata Taufik kepada awak media, termasuk MNC Portal Indonesia, saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Selain itu, Taufik juga berpesan pada pemain ranking tiga dan sembilan dunia itu untuk sejenak melupakan masalah-masalah kecil yang ada di sekitar mereka. Sebab menurutnya, mereka harus fokus mempersiapkan diri dan menganggap ini menjadi kesempatan terakhir mereka mentas di Olimpiade.
“Saya ingatkan juga pemain bulutangkis untuk lupakan yang namanya masalah keluarga, pacar, orang deket, dll. Kita fokus untuk Olimpiade dulu karena kita tau Olimpiade ini empat tahun sekali, anggaplah ini Olimpiade terakhir karena kita belum tentu edisi berikutnya masih main karena kita belum tahu,” ucap legenda kelahiran Bandung itu.
Lebih lanjut, Taufik juga bicara soal gangguan dari penggunaan media sosial di mana kritik dan hujatan keras kerap dilontarkan oleh warganet kepada mereka. Dia berpesan jika para atlet tak kuat menghadapi permasalahan itu, lebih baik jangan bermain media sosial lebih dulu menjelang dan selama Paris 2024.
“Saya harap juga untuk atlet lupakan semua itu karena gangguan gangguan kecil itu akan menganggu ke lapangan. Apalagi mungkin tipikalnya anak dulu dan sekarang beda. Sekarang ini zaman media sosial,” ujar pria berusia 42 tahun itu.
“Kalau mereka baper, mereka merasa terganggu dengan itu, mendingan enggak usah dibaca. Kalau mereka kuat dan siap, ya baca tapi anggap angin lalu. Jadi saya rasa sayang gitu dengan latihan panjang, konsisten daru awal sampai akhir masuk olimpik malah terganggu hal kecil, kalau enggak sekarang kapan lagi?” ujar dia.
Seperti diketahui, Jojo -sapaan Jonatan- dan Ginting menjadi dua dari enam wakil Indonesia yang lolos ke Olimpiade Paris 2024 dari cabang olahraga (Cabor) bulu tangkis. Ajang empat tahunan itu sendiri akan digelar pada 26 Juli hingga 11 Agustus mendatang.
Sayang, dalam turnamen terakhir yang diikuti kedua tunggal putra terbaik Tim Merah-Putih itu di BWF World Tour, yakni pada gelaran Indonesia Open 2024, hasilnya kurang memuaskan. Jojo dan Ginting gugur di babak 32 besar turnamen Super 1000.
Kedua pemain itu pun mengakui bahwa tekanan besar yang mereka hadapi menjelang Paris 2024 semakin tinggi. Terlebih, mereka tampil di depan publik sendiri di Indonesia Open 2024. Alhasil, mereka malah terbebani dan tak mampu bermain maksimal.
Sebagai mentor, Taufik Hidayat pun mengungkapkan bahwa salah satu pesan yang selalu dikatakannya kepada kedua juniornya itu adalah soal mempersiapkan mental sebaik mungkin. Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu sangat yakin, jika dari segi mental mereka siap, maka performa terbaik yang mereka miliki bisa ditampilkan di Paris 2024.
“Yang selalu saya sampaikan karena tinggal sebulan lagi ke Jojo dan Ginting di luar luar latihan ya, dalam arti sekali kita masuk lapangan secara mental siap, kita punya teknik fisik itu keluar semua. Tapi kalo mental udah drop dan banyak gangguan, hal-hal kecil aja akan sangat mengganggu. Nah kita akan bermain lepas jika mental kita kuat,” kata Taufik kepada awak media, termasuk MNC Portal Indonesia, saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Selain itu, Taufik juga berpesan pada pemain ranking tiga dan sembilan dunia itu untuk sejenak melupakan masalah-masalah kecil yang ada di sekitar mereka. Sebab menurutnya, mereka harus fokus mempersiapkan diri dan menganggap ini menjadi kesempatan terakhir mereka mentas di Olimpiade.
“Saya ingatkan juga pemain bulutangkis untuk lupakan yang namanya masalah keluarga, pacar, orang deket, dll. Kita fokus untuk Olimpiade dulu karena kita tau Olimpiade ini empat tahun sekali, anggaplah ini Olimpiade terakhir karena kita belum tentu edisi berikutnya masih main karena kita belum tahu,” ucap legenda kelahiran Bandung itu.
Lebih lanjut, Taufik juga bicara soal gangguan dari penggunaan media sosial di mana kritik dan hujatan keras kerap dilontarkan oleh warganet kepada mereka. Dia berpesan jika para atlet tak kuat menghadapi permasalahan itu, lebih baik jangan bermain media sosial lebih dulu menjelang dan selama Paris 2024.
“Saya harap juga untuk atlet lupakan semua itu karena gangguan gangguan kecil itu akan menganggu ke lapangan. Apalagi mungkin tipikalnya anak dulu dan sekarang beda. Sekarang ini zaman media sosial,” ujar pria berusia 42 tahun itu.
“Kalau mereka baper, mereka merasa terganggu dengan itu, mendingan enggak usah dibaca. Kalau mereka kuat dan siap, ya baca tapi anggap angin lalu. Jadi saya rasa sayang gitu dengan latihan panjang, konsisten daru awal sampai akhir masuk olimpik malah terganggu hal kecil, kalau enggak sekarang kapan lagi?” ujar dia.
(tdy)