Potensi Kejutan Pasukan Thomas Tucel Bikin Bayern Tak Nyaman
loading...
A
A
A
Dia bakal memaksimalkan kekuatan terbaiknya. Trio Neymar, Kylian Mbappe, dan Angel di Maria mendapatkan dukungan dari Juan Bernat, Ander Herrera, Marquinhos, dan Leandro Paredes. Di sektor belakang, posisi penjaga gawang diisi Sergio Rico. (Baca juga: DPR Pertanyakan Standar Ganda BPOM Terhadap Obat Buatan Unair)
Kejeniusan Tuchel tidak serta merta membuat PSG melenggang mudah menjadi juara. Pasalnya, Bayern di bawah Flick sedang berada di puncak permainan seusai menjuarai Bundesliga dan DFB Pokal musim ini. Berbeda dengan Tuchel, Flick justru sempat dipandang sebelah mata saat ditunjuk sebagai pelatih interim menggantikan Niko Kovac, November 2019.
Maklum, pengalamannya menangani tim tergolong minim dan lebih sering menjadi asisten pelatih, yakni di tim nasional Jerman (2006—2014) dan Kovac di Bayern (2019). Keraguan itu perlahan menghilang karena Flick membuktikan keputusan Bayern memberikan kontrak hingga 2023 sangat tepat.
Dia membawa Die Roten tidak terkalahkan dalam 29 pertandingan kompetitif terakhir mereka, menang 28 kali dan seri satu kali. Di bawah komando Flick, Bayern begitu hebat dalam permainan ofensif. Menggelontorkan 42 gol dalam 10 pertandingan menjadikan mereka sebagai klub dengan rasio gol per pertandingan terbaik dalam sejarah Liga Champions.
Keberadaan Robert Lewandowski sebagai penyerang andalan lewat torehan 55 gol dalam 46 pertandingan terakhir plus Serge Gnabry dan Thomas Mueller membuat Die Roten wajib diwaspadai. Wajar Flick begitu yakin timnya mampu mengatasi PSG sekaligus membawa Bayern meraih treble winners keduanya setelah musim 2012/2013 era Jupp Heynckes. (Lihat videonya: Keajabian Mourinho Ditunggu di Liga Primer, Koeman Mendapat Kecaman)
Satu-satunya pekerjaan rumah yang harus dibereskan pelatih berusia 55 tahun itu adalah pertahanan di mana Bayern telah kebobolan delapan gol di Liga Champions musim ini.
“Kami tahu PSG memiliki pemain cepat dan kami harus mengatur pertahanan kami secara berbeda. Mereka adalah tim yang hebat. Mereka berjuang menuju semifinal dan kemudian mencapai final," tandas Flick. (Alimansyah)
Kejeniusan Tuchel tidak serta merta membuat PSG melenggang mudah menjadi juara. Pasalnya, Bayern di bawah Flick sedang berada di puncak permainan seusai menjuarai Bundesliga dan DFB Pokal musim ini. Berbeda dengan Tuchel, Flick justru sempat dipandang sebelah mata saat ditunjuk sebagai pelatih interim menggantikan Niko Kovac, November 2019.
Maklum, pengalamannya menangani tim tergolong minim dan lebih sering menjadi asisten pelatih, yakni di tim nasional Jerman (2006—2014) dan Kovac di Bayern (2019). Keraguan itu perlahan menghilang karena Flick membuktikan keputusan Bayern memberikan kontrak hingga 2023 sangat tepat.
Dia membawa Die Roten tidak terkalahkan dalam 29 pertandingan kompetitif terakhir mereka, menang 28 kali dan seri satu kali. Di bawah komando Flick, Bayern begitu hebat dalam permainan ofensif. Menggelontorkan 42 gol dalam 10 pertandingan menjadikan mereka sebagai klub dengan rasio gol per pertandingan terbaik dalam sejarah Liga Champions.
Keberadaan Robert Lewandowski sebagai penyerang andalan lewat torehan 55 gol dalam 46 pertandingan terakhir plus Serge Gnabry dan Thomas Mueller membuat Die Roten wajib diwaspadai. Wajar Flick begitu yakin timnya mampu mengatasi PSG sekaligus membawa Bayern meraih treble winners keduanya setelah musim 2012/2013 era Jupp Heynckes. (Lihat videonya: Keajabian Mourinho Ditunggu di Liga Primer, Koeman Mendapat Kecaman)
Satu-satunya pekerjaan rumah yang harus dibereskan pelatih berusia 55 tahun itu adalah pertahanan di mana Bayern telah kebobolan delapan gol di Liga Champions musim ini.
“Kami tahu PSG memiliki pemain cepat dan kami harus mengatur pertahanan kami secara berbeda. Mereka adalah tim yang hebat. Mereka berjuang menuju semifinal dan kemudian mencapai final," tandas Flick. (Alimansyah)
(ysw)