AC Milan Tak Kapok Jor-joran Belanja Pemain

Jum'at, 02 Agustus 2019 - 11:36 WIB
AC Milan Tak Kapok Jor-joran Belanja Pemain
AC Milan Tak Kapok Jor-joran Belanja Pemain
A A A
MILAN - Dimulai dua musim lalu, AC Milan mulai merasakan kembali mendapatkan uang berlimpah untuk belanja pemain. Imbasnya, mereka seperti hilang kontrol dalam membelanjakan uangnya di bursa transfer.

Semua harapan kebangkitan Milan dimulai dengan kehadiran pengusaha asal China bernama Rossoneri Sport Investmen Lux pada 2017. Perusahaan ini menggelontorkan dana 740 juta euro atau lebih dari Rp10,4 triliun untuk mengambil alih saham mayoritas milik Finnivest yang dimiliki Silvio Berlusconi.

Kedatangan konsorsium asal Negeri Tirai Bambu itu kemudian dilanjutkan dengan langkah besar mereka melakukan aksi belanja di bursa transfer. Hasilnya, untuk kali pertama setelah hampir tiga tahun, Rossoneri mengeluarkan dana lebih dari 100 juta euro di pasar pemain.

Menurut catatan transfermarkt, ada 191 juta euro dikeluarkan selama musim 2017/2018. Angka itu digunakan untuk membeli Leonardo Bonucci dari Juventus, Andre Silva (Porto), Andrea Conti (Atlanta), dan beberapa nama lainnya. Bonucci menjadi pembelian termahal senilai 42 juta euro dan disusul Silva senilai 38 juta euro.

Masalahnya, dana besar itu masih belum cukup membawa AC Milan ke Liga Champions . Mereka hanya finis di peringkat 6 klasemen sementara. Lagi-lagi, gagal bersaing dengan Juventus, Napoli, AS Roma, Inter Milan, dan Lazio. Dari lima tim tersebut, hanya Juventus yang mengeluarkan dana lebih besar dibandingkan AC Milan. Kegagalan di proyek mercusuar periode pertama, tak tidak membuat manajemen jera.

Pada musim lalu, Milan kembali gila belanja, dengan pengeluaran sebesar 189 juta euro. Angka itu jelas besar untuk ukuran Seri A yang lagi lesu di pasar transfer. Sebagian besar dana dikeluarkan untuk mendatangkan penyerang tengah Krzysztof Piatek dari Genoa, gelandang serang Lucas Paqueta (Flamengo), dan bek tengah asal Juventus Mattia Caldara.

Tapi lagi-lagi, pengeluaran besar itu tak berpengaruh pada hasil mereka di Seri A . Tim asuhan Gennaro Gattuso hanya finis di peringkat 6. Hasil antara belanja dengan posisi klasemen ini yang kemudian memunculkan kritik. Sebagian besar menilai, belanja Milan lebih pada berorientasi jumlah pemain, tanpa mem pertimbangkan kualitas.

Mereka rela menumpuk pemain dengan harga murah sehingga angkanya besar, tapi kualitasnya minim. Musim ini langkah tersebut besar kemungkinan kembali dilakukan. Meski sementara itu pergerakan mereka terbilang lambat.Sejauh ini Milan baru mendatangkan tiga pemain, yakni Franck Kessie dari Atalanta (20 juta euro), Theo Fernandez dari Real Madrid (20 juta euro), dan Rade Krunic dari Empoli (8 juta euro). Tercatat mereka baru mengeluarkan 48 juta euro. Terlihat bertolak belakang dengan aktivitas Milan di bursa transfer musim panas 2018/2019.
Saat itu, di musim panas, mereka menghabiskan lebih dari 79,5 juta euro untuk memboyong sembilan pemain yang bukan berkategori bintang dari total 189 juta euro pada musim tersebut. Pengeluaran Milan itu kalah agresif dengan dua rival utamanya di Seri A.

Juventus telah menggelontorkan 116 juta euro untuk mendatangkan tiga pemain, yakni Luca Pellegrini (22 juta euro), Merih Demiral (18 juta euro), dan Matthijs de Ligt (75 juta euro). Inter Milan bahkan telah mengeluarkan 73 juta euro untuk merekrut tujuh pemain.

Tapi, tunggu. Angka pengeluaran keuangan I Rossoneri itu diyakini akan membengkak lantaran masih membidik beberapa nama di berbagai posisi. Ada penyerang OSC Lille Rafael Leao (15 juta euro).

Bek Flamengo Leo Durte (4 juta euro), gelandang PSV Eindhoven Steven Bergwijn (35 juta euro), hingga bek Liverpool Dejan Lovren (20 juta euro). Ini menjadi pertanyaan. AC Milan seperti belum memperlihatkan gejala perubahan gaya di bursa transfer.

Belanja banyak pemain, keluar uang besar, tapi prestasi belum memuaskan. Sejauh ini penampilan Milan di pramusim juga belum memuaskan. Mereka menelan dua kekalahan masing-masing 0-1 dari Bayern Muenchen (24/7) dan SL Benfica (29/7). Jelang persiapan menghadapi Manchester United (MU) di International Champions Cup (ICC), Sabtu (3/8), publik pun menantikan kebangkitan Milan.

“Kami mencoba mengimplementasikan permainan yang telah kami kerjakan dalam 10 hari ke belakang di Milanello. Kami memiliki beberapa hal untuk diperbaiki, dan saya memiliki beberapa ide tentang cara memperbaikinya dengan cara terbaik. Tim memiliki kualitas hebat, tetapi butuh waktu untuk menerapkan gaya permainan tertentu,” kata pelatih AC Milan Marco Giampaolo dilansir football-italia.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4915 seconds (0.1#10.140)