Buruknya Koordinasi Pertahanan Rawan Diekspos Lawan
A
A
A
HO CHI MINH CITY - Satu tiket semifinal Piala AFF U-18 sudah dalam genggaman skuad Garuda Nusantara. Namun, pencapaian ini bukan tanpa catatan mengkhawatirkan. Rizky Ridho dkk cukup lemah dalam mengantisipasi serangan balik dan terlalu mudah kebobolan.
Tim nasional Indonesia U-19 harus bekerja keras untuk memastikan satu tiket ke babak knock-outsaat menghadapi Laos, kemarin. Sempat tertinggal lebih dulu lewat gol Alounnay Lounlasy di menit ke-69, anak asuh Fakhri Husaini akhirnya mengklaim keme nangan 2- 1 setelah Anoulack Vannalath melakukan gol bu-nuh diri. Sebelumnya Amiruddin Bagus Kahfi membuat gol penyama kedudukan pada menit ke- 72. Tambahan tiga angka ini memantapkan posisi Indonesia di puncak klasemen sementara Grup A dengan 12 poin. Peroleh an ini sudah tidak mungkin terkejar oleh Laos di urutan ketiga. Sementara Myanmar menempel di urutan kedua dengan poin yang sama, namun kalah produktivitas gol.
Namun, laga yang menjadi penentu tiket semifinal kemarin kembali mengekspos kelemahan utama timnas U-19. Gawang Ernando Ari Sutaryadi bo bol akibat pemain di barisan pertahanan memberikan ruang kepada pemain Laos untuk memainkan bola dan melepaskan ten dangan dari luar kotak penalti. Sepakan Lounlasy menjadi gol ketiga yang bersarang di gawang skuad Garuda Nusantara dalam empat laga penyisihan grup. Pada laga perdana kontra Filipina, kiper Ernando juga harus kebobolan satu gol akibat lengahnya barisan pertahanan mengantisipasi pergerakan Ali - mar Ambong yang masuk di babak kedua.
Kesalahan serupa terulang pada laga kontra tim lemah lain nya, Brunei Darussalam. Indonesia yang mendominasi sepanjang pertandingan gagal mencatatkan clean sheetsetelah Mohammad Hilmi Sidik mem - bo bol gawang Muhammad Adysatrio. Kesalahan ini tidak lepas dari buruknya konsentrasi pemain yang keasyikan menyerang lantaran sudah unggul lima gol. Padahal, sebelumnya Indonesia mampu menjaga keperawanan gawangnya pada laga melawan Timor Leste. Pada laga kemarin kesalahan tersebut kembali terjadi. Buruknya koordinasi barisan pertahanan skuad Garuda Nusan taradimanfaatkan pemain Laos untuk mencetak gol. Amiruddin Bagas Kaffa dkk memberikan ruang kepada pemain lawan memainkan bola dan terlambat menutup ruang Lounlasy dalam melepaskan tembakan.
Kelemahan ini sebelumnya sudah menjadi sorotan Fakhri jelang laga kontra Laos. Dia menilai kebobolan dari dua tim lemah menunjukkan jika ada kele mahan pada strategi bertahan anak asuhnya. "Pemain harus terus fokus dan konsentrasi sepanjang pertandingan. Jangan merasa nyaman karena sudah mencetak gol banyak lebih dulu. Saya berharap mereka bisa cepat belajar dari kesalahan," ucapnya.
Kelemahan ini patut menjadi fokus pembenahan Fakhri. Pasalnya, pada laga selanjutnya, Indonesia akan menghadapi Myanmar pada laga perebutan juara grup, besok.
Tidak hanya itu, buruknya koordinasi pertahanan rawan diekspos lawan pada babak semifinal nanti. Apalagi, calon lawan dari Grup B yang potensial lolos ke babak semifinal cukup produktif. Sebut saja Australia yang kini nyaman di puncak klasemen sudah mencetak 12 gol. Dua tim kuat, Vietnam serta Thailand, bahkan ditaklukkan dengan skor 4-1 dan 3-1. Sementara Malaysia di posisi runner-upsudah mencetak enam gol disusul Vietnam dengan lima gol. Selain itu, timnas U-19 wajib membenahi sektor penyerangan.
Pelatih Fakhri harus memikirkan variasi serangan jika anak asuhnya mengalami kebuntuan seperti dalam laga kontra Laos. Selain itu, penyelesaian akhir juga harus menjadi prioritas mengingat dalam pertandingan tersebut tiga pemain bertipikal menyerang langsung diturunkan Fakhri, yakni Bagus Kahfi, Supriadi, dan Sutan Zico.
Tim nasional Indonesia U-19 harus bekerja keras untuk memastikan satu tiket ke babak knock-outsaat menghadapi Laos, kemarin. Sempat tertinggal lebih dulu lewat gol Alounnay Lounlasy di menit ke-69, anak asuh Fakhri Husaini akhirnya mengklaim keme nangan 2- 1 setelah Anoulack Vannalath melakukan gol bu-nuh diri. Sebelumnya Amiruddin Bagus Kahfi membuat gol penyama kedudukan pada menit ke- 72. Tambahan tiga angka ini memantapkan posisi Indonesia di puncak klasemen sementara Grup A dengan 12 poin. Peroleh an ini sudah tidak mungkin terkejar oleh Laos di urutan ketiga. Sementara Myanmar menempel di urutan kedua dengan poin yang sama, namun kalah produktivitas gol.
Namun, laga yang menjadi penentu tiket semifinal kemarin kembali mengekspos kelemahan utama timnas U-19. Gawang Ernando Ari Sutaryadi bo bol akibat pemain di barisan pertahanan memberikan ruang kepada pemain Laos untuk memainkan bola dan melepaskan ten dangan dari luar kotak penalti. Sepakan Lounlasy menjadi gol ketiga yang bersarang di gawang skuad Garuda Nusantara dalam empat laga penyisihan grup. Pada laga perdana kontra Filipina, kiper Ernando juga harus kebobolan satu gol akibat lengahnya barisan pertahanan mengantisipasi pergerakan Ali - mar Ambong yang masuk di babak kedua.
Kesalahan serupa terulang pada laga kontra tim lemah lain nya, Brunei Darussalam. Indonesia yang mendominasi sepanjang pertandingan gagal mencatatkan clean sheetsetelah Mohammad Hilmi Sidik mem - bo bol gawang Muhammad Adysatrio. Kesalahan ini tidak lepas dari buruknya konsentrasi pemain yang keasyikan menyerang lantaran sudah unggul lima gol. Padahal, sebelumnya Indonesia mampu menjaga keperawanan gawangnya pada laga melawan Timor Leste. Pada laga kemarin kesalahan tersebut kembali terjadi. Buruknya koordinasi barisan pertahanan skuad Garuda Nusan taradimanfaatkan pemain Laos untuk mencetak gol. Amiruddin Bagas Kaffa dkk memberikan ruang kepada pemain lawan memainkan bola dan terlambat menutup ruang Lounlasy dalam melepaskan tembakan.
Kelemahan ini sebelumnya sudah menjadi sorotan Fakhri jelang laga kontra Laos. Dia menilai kebobolan dari dua tim lemah menunjukkan jika ada kele mahan pada strategi bertahan anak asuhnya. "Pemain harus terus fokus dan konsentrasi sepanjang pertandingan. Jangan merasa nyaman karena sudah mencetak gol banyak lebih dulu. Saya berharap mereka bisa cepat belajar dari kesalahan," ucapnya.
Kelemahan ini patut menjadi fokus pembenahan Fakhri. Pasalnya, pada laga selanjutnya, Indonesia akan menghadapi Myanmar pada laga perebutan juara grup, besok.
Tidak hanya itu, buruknya koordinasi pertahanan rawan diekspos lawan pada babak semifinal nanti. Apalagi, calon lawan dari Grup B yang potensial lolos ke babak semifinal cukup produktif. Sebut saja Australia yang kini nyaman di puncak klasemen sudah mencetak 12 gol. Dua tim kuat, Vietnam serta Thailand, bahkan ditaklukkan dengan skor 4-1 dan 3-1. Sementara Malaysia di posisi runner-upsudah mencetak enam gol disusul Vietnam dengan lima gol. Selain itu, timnas U-19 wajib membenahi sektor penyerangan.
Pelatih Fakhri harus memikirkan variasi serangan jika anak asuhnya mengalami kebuntuan seperti dalam laga kontra Laos. Selain itu, penyelesaian akhir juga harus menjadi prioritas mengingat dalam pertandingan tersebut tiga pemain bertipikal menyerang langsung diturunkan Fakhri, yakni Bagus Kahfi, Supriadi, dan Sutan Zico.
(sha)