Potensi KTM untuk Tebar Ancaman di MotoGP
loading...
A
A
A
SPIELBERG - Tiga musim di MotoGP sudah cukup bagi KTM untuk membuktikan diri layak diperhitungkan dalam kejuaraan balap motor paling bergengsi di dunia. Pabrikan asal Austria itu menjelma menjadi ancaman bagi tim tradisional seperti Yamaha dan Honda.
Rider KTM kembali menyajikan kejutan pada balapan Grand Prix (GP) Styria di Sirkuit Red Bull Ring, akhir pekan kemarin. Pembalap tim satelit, KTM Tech3 Miguel Oliveira di luar dugaan menjadi pemenang pada balapan tersebut.
Sebelumnya, rider KTM lainnya, Brad Binder juga meraih kemenangan saat balapan di GP Republik Ceko, 9 Agustus lalu. Podium pertama itu sekaligus menjadi yang pertama bagi tim pabrikan asal Austria tersebut di MotoGP. (Baca: Level MotoGP Jeblok, Benarkah?)
Direktur Tim KTM Pit Beirer menyatakan sangat puas dengan hasil balapan di Red Bull Ring. Podium pertama Oliviera dan posisi ketiga yang dicatatkan Pol Espargaro membuktikan jika KTM sudah menunjukkan tajinya di MotoGP tahun ini.
Catatan ini membuktikan jika KTM sudah menjelma menjadi ancaman besar di musim ini. Padahal, mereka baru memasuki kelas MotoGP pada musim 2017. “Ini benar-benar luar biasa. Saya bisa mengatakan bahwa ini adalah akhir pekan yang sangat menguras emosi. Kami sempat tak percaya akan ada pembalap kami yang memenangkan balapan ini,” ucap Beirer.
Kesuksesan KTM tak lepas dari peran mantan rider Repsol Honda, Dani Pedrosa yang menjadi pembalap tes bagi timnya dalam dua tahun terakhir. Pengembangannya bersama para kru tim KTM, akhirnya membuahkan hasil positif setelah tiga musim terakhir tak mampu menembus podium. Namun, Oliveira berharap timnya memberikan motor untuk bisa mempertahankan konsistensi di atas lintasan.
Di sisi lain, Miguel Oliviera sebenarnya tidak difavoritkan merebut kemenangan. Apalagi, semua orang tertuju kepada dua rider yang sedang bersaing sengit untuk merebut podium pertama GP Styria antara pembalap tim pabrikan KTM, Pol Espargaro dan pembalap Pramac Ducati Jack Miller. (Baca juga: Konflik Belarusia Bisa Memicu Perang Eropa)
Namun, saat memasuki tikungan terakhir, kedua rider tersebut saling memaksakan diri hingga keduanya melebar. Oliveira yang membuntuti di posisi ketiga memanfaatkan kesalahan keduanya dan dengan mudah mengambilalih pimpinan balapan dan finis di urutan pertama. Capaian itu sekaligus membuatnya mencatatkan rekor sebagai rider Portugal pertama yang memenangkan balapan MotoGP .
Usai balapan, Oliveira menyebut jika kemenangan itu dipermudah oleh insiden yang dialami oleh Maverick Vinales. Pada awal-awal balapan, dia sempat kesulitan menemukan sentuhan terbaiknya. Akan tetapi, red flag kembali dikibarkan karena kecelakaan tragis yang menimpa Vinales. Ketika balapan diulang, Oliveira bisa mengganti ban motornya sehingga tampil lebih kencang.
“Saya senang, bangga. Banyak sekali alasan untuk merasa senang pada hari ini, karena menang di kandang KTM dan Red Bull. Jadi ini sangat spesial. Ini (kemenangan) pertama untuk saya. Untuk sepanjang akhir pekan ini, kami sudah melakukan pekerjaan yang bagus. Dan saya beruntung karena memiliki kesempatan kedua dalam balapan,” kata Oliveira dilansir crash. (Baca juga: Zulhas Sebut Gaya Kepemimpinan Amien Rais Ibarat Pesawat)
Sementara itu, rider Petronas Yamaha SRT Fabio Quartararo Pembalap Tim Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, tampak mulai pesimistis bisa merebut gelar juara MotoGP 2020. Hasil minor dalam dua balapan yang berlangsung di Sirkuit Red Bull Ring, Austria membuat peluangnya semakin menipis.
Pada balapan terakhirnya, Quartararo hanya mampu finis di peringkat 13. Capaian itu memang membuatnya masih berada di posisi pertama klasemen pembalap sementara dengan 70 poin. Namun, rivalnya dari tim Ducati Andrea Dovizioso yang berhasil finis di posisi kelima di Red Bull Ring, sekarang tinggal berjarak tiga angka. Meski masih di puncak, dia mengakui kepercayaan dirinya mulai berbeda dibandingkan saat memenangkan dua balapan pertama di awal musim ini. (Lihat videonya: Pelaku Ganjal ATM Babak Belur Dihakimi Massa di Banten)
“Ya, tentu saja kami adalah penantang gelar, tapi saya tidak merasa percaya diri seperti di Jerez. Di Jerez, semuanya baik-baik saja, semuanya berjalan dengan baik. Sekarang semuanya sudah mulai berbeda,” ujar Quartararo yang berharap bangkit pada seri ketujuh MotoGP 2020 yang berlangsung di Sirkuit Misano, San Marino, 13 September mendatang. (Raikhul Amar)
Rider KTM kembali menyajikan kejutan pada balapan Grand Prix (GP) Styria di Sirkuit Red Bull Ring, akhir pekan kemarin. Pembalap tim satelit, KTM Tech3 Miguel Oliveira di luar dugaan menjadi pemenang pada balapan tersebut.
Sebelumnya, rider KTM lainnya, Brad Binder juga meraih kemenangan saat balapan di GP Republik Ceko, 9 Agustus lalu. Podium pertama itu sekaligus menjadi yang pertama bagi tim pabrikan asal Austria tersebut di MotoGP. (Baca: Level MotoGP Jeblok, Benarkah?)
Direktur Tim KTM Pit Beirer menyatakan sangat puas dengan hasil balapan di Red Bull Ring. Podium pertama Oliviera dan posisi ketiga yang dicatatkan Pol Espargaro membuktikan jika KTM sudah menunjukkan tajinya di MotoGP tahun ini.
Catatan ini membuktikan jika KTM sudah menjelma menjadi ancaman besar di musim ini. Padahal, mereka baru memasuki kelas MotoGP pada musim 2017. “Ini benar-benar luar biasa. Saya bisa mengatakan bahwa ini adalah akhir pekan yang sangat menguras emosi. Kami sempat tak percaya akan ada pembalap kami yang memenangkan balapan ini,” ucap Beirer.
Kesuksesan KTM tak lepas dari peran mantan rider Repsol Honda, Dani Pedrosa yang menjadi pembalap tes bagi timnya dalam dua tahun terakhir. Pengembangannya bersama para kru tim KTM, akhirnya membuahkan hasil positif setelah tiga musim terakhir tak mampu menembus podium. Namun, Oliveira berharap timnya memberikan motor untuk bisa mempertahankan konsistensi di atas lintasan.
Di sisi lain, Miguel Oliviera sebenarnya tidak difavoritkan merebut kemenangan. Apalagi, semua orang tertuju kepada dua rider yang sedang bersaing sengit untuk merebut podium pertama GP Styria antara pembalap tim pabrikan KTM, Pol Espargaro dan pembalap Pramac Ducati Jack Miller. (Baca juga: Konflik Belarusia Bisa Memicu Perang Eropa)
Namun, saat memasuki tikungan terakhir, kedua rider tersebut saling memaksakan diri hingga keduanya melebar. Oliveira yang membuntuti di posisi ketiga memanfaatkan kesalahan keduanya dan dengan mudah mengambilalih pimpinan balapan dan finis di urutan pertama. Capaian itu sekaligus membuatnya mencatatkan rekor sebagai rider Portugal pertama yang memenangkan balapan MotoGP .
Usai balapan, Oliveira menyebut jika kemenangan itu dipermudah oleh insiden yang dialami oleh Maverick Vinales. Pada awal-awal balapan, dia sempat kesulitan menemukan sentuhan terbaiknya. Akan tetapi, red flag kembali dikibarkan karena kecelakaan tragis yang menimpa Vinales. Ketika balapan diulang, Oliveira bisa mengganti ban motornya sehingga tampil lebih kencang.
“Saya senang, bangga. Banyak sekali alasan untuk merasa senang pada hari ini, karena menang di kandang KTM dan Red Bull. Jadi ini sangat spesial. Ini (kemenangan) pertama untuk saya. Untuk sepanjang akhir pekan ini, kami sudah melakukan pekerjaan yang bagus. Dan saya beruntung karena memiliki kesempatan kedua dalam balapan,” kata Oliveira dilansir crash. (Baca juga: Zulhas Sebut Gaya Kepemimpinan Amien Rais Ibarat Pesawat)
Sementara itu, rider Petronas Yamaha SRT Fabio Quartararo Pembalap Tim Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, tampak mulai pesimistis bisa merebut gelar juara MotoGP 2020. Hasil minor dalam dua balapan yang berlangsung di Sirkuit Red Bull Ring, Austria membuat peluangnya semakin menipis.
Pada balapan terakhirnya, Quartararo hanya mampu finis di peringkat 13. Capaian itu memang membuatnya masih berada di posisi pertama klasemen pembalap sementara dengan 70 poin. Namun, rivalnya dari tim Ducati Andrea Dovizioso yang berhasil finis di posisi kelima di Red Bull Ring, sekarang tinggal berjarak tiga angka. Meski masih di puncak, dia mengakui kepercayaan dirinya mulai berbeda dibandingkan saat memenangkan dua balapan pertama di awal musim ini. (Lihat videonya: Pelaku Ganjal ATM Babak Belur Dihakimi Massa di Banten)
“Ya, tentu saja kami adalah penantang gelar, tapi saya tidak merasa percaya diri seperti di Jerez. Di Jerez, semuanya baik-baik saja, semuanya berjalan dengan baik. Sekarang semuanya sudah mulai berbeda,” ujar Quartararo yang berharap bangkit pada seri ketujuh MotoGP 2020 yang berlangsung di Sirkuit Misano, San Marino, 13 September mendatang. (Raikhul Amar)
(ysw)