Jadi Korban Rasisme, Romelu Lukaku Tetap Merasa Bahagia

Senin, 02 September 2019 - 11:04 WIB
Jadi Korban Rasisme, Romelu Lukaku Tetap Merasa Bahagia
Jadi Korban Rasisme, Romelu Lukaku Tetap Merasa Bahagia
A A A
CAGLIARI - Penyerang anyar Inter Milan Romelu Lukaku merasa sangat bahagia meski dirinya mendapatkan perlakukan rasis dari suporter Cagliari. Mantan pemain Manchester United mengungkapkan, perasaannya mencetak gol dan membawa Nerazzurri menang lebih besar ketimbang hinaan tidak terpuji tersebut.

Bertanding di Sardegna Arena, Senin (2/9/2019) dinihari, Lukaku menjadi pahlawan kemenangan Inter setelah sukses mengeksekusi penalti di menit ke-72. Namun, pada saat yang sama terjadi kontrovesi di mana suporter tuan rumah mencaci dirinya dengan sebutan 'kera'.

Meski begitu, pemain berpaspor Belgia tidak melakukan respon berlebihan dan hanya berselebrasi menatap balik suporter dengan gestur kebanggaanya mampu mencetak gol untuk Inter. Pasca pertandingan usai, Lukaku menegaskan perasaannya saat di lapangan. (Baca juga : Inter Milan Puncaki Klasemen Usai Bungkam Cagliari )

"Saya sangat bahagia dengan kemenangan kedua dan kesuksesan malam ini," ujar Lukaku kepada Inter TV dikutip Football Italia. "Ini adalah pertandingan yang sulit, kami telah bertarung dan itu lah yang akan kami lakukan setiap pertandingan."

"Saya bahagia untuk tim dan suporter kami," lanjut Lukaku. "Mencetak gol dengan jersey ini adalah perasaan yang hebat. Saya ingin membantu lebih banyak untuk tim, lebih dari itu, melalui asis juga. Tujuannya adalah untuk terus seperti ini."

Insiden rasis di markas Cagliari ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya hal ini pernah terjadi kepada Blaise Matuidi dan Moise Kean pada April lalu. Sementara itu, selama ini federasi sepak bola Italia (FIGC) juga belum mengatasi kasus rasis ini dengan tegas.

Menanggapi kejadian ini, pelatih Inter Antonio Conte pun buka suara. "Saya sungguh tidak mendengar apapun dari bangku cadangan. Namun, itu memang sudah umum terjadi di Italia dan perlu ada edukasi soal hal ini (rasisme)," ujar mantan pelatih Chelsea itu.

"Saya juga mendengar (Carlo) Ancelotti mengeluh tentang penghinaan konstan yang diterima di lapangan tertentu. Ketika anda berada di luar negeri ada rasa hormat yang lebih, di (Italia) pada suporter hanya berpikir untuk mendukung tim mereka saja," pungkas Conte. (Celvin Moniaga Sipahutar)

(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5681 seconds (0.1#10.140)