3 Perbedaan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia dan Malaysia, Salah Satunya soal Lagu Kebangsaan
loading...
A
A
A
Perbedaan pemain naturalisasi Timnas Indonesia dan Malaysia akan dibahas di artikel ini. Salah satunya berkaitan dengan lagu kebangsaan.
Praktik naturalisasi sejatinya bukan hal baru dalam sepak bola di Asia Tenggara. Selain Indonesia sendiri, ada sejumlah negara lain yang juga melakukan hal serupa, tak terkecuali Malaysia.
Kendati begitu, ternyata ada sejumlah perbedaan menarik antara pemain naturalisasi Indonesia dan Malaysia. Berikut ini ulasannya.
Perbedaan pertama bisa dilihat dalam segi kualitas. Hal ini disampaikan sendiri oleh mantan pelatih Timnas Malaysia, Ong Kim Swee.
Pada sebuah kesempatan, ia memuji kualitas pemain keturunan Indonesia yang dianggap cukup kompeten. Salah satu alasan pendukungnya adalah para pemain itu bermain di kompetisi Eropa.
Bahkan, nama seperti Jay Idzes musim ini telah tampil di Serie A bersama Venezia. Tak bisa dipungkiri, kedatangan mereka jelas membawa angin positif bagi performa Timnas Indonesia.
Lebih jauh, Ong Kim Swee membandingkannya dengan pemain naturalisasi Malaysia yang kebanyakan merumput di dalam negeri. Sekalipun ada yang abroad, cuma segelintir seperti Dion Cools yang hanya bermain di Liga Thailand.
“Maupun mereka (pemain Keturunan Indonesia) bermain di Divisi II di Eropa itu merupakan liga yang cukup kompetitif dan mereka Bermain di kompetisi yang berkualitas. Sebaliknya di negara kita, pemain Keturunan kita cuma main di kompetisi lokal. Apakah itu membantu?,” ucap Ong Kim Swee seperti dikutip dari kanal YouTube Harimau Malaya, Senin (9/592024).
Saat ini, pemain naturalisasi di skuad Garuda hampir semuanya memiliki darah keturunan Indonesia. Kondisi tersebut selaras dengan pencarian pemain yang memang dikhususkan PSSI bagi pesepak bola keturunan Indonesia di luar negeri.
Sementara untuk Timnas Malaysia, mereka dikenal lebih ‘suka’ naturalisasi pemain asing yang tampil apik di liga lokalnya. Meski tidak semuanya, ada banyak nama terkenal seperti Endrick dos Santos (Brasil), Mohamadou Sumareh (Gambia) hingga Romel Morales (Kolombia).
Praktik naturalisasi sejatinya bukan hal baru dalam sepak bola di Asia Tenggara. Selain Indonesia sendiri, ada sejumlah negara lain yang juga melakukan hal serupa, tak terkecuali Malaysia.
Kendati begitu, ternyata ada sejumlah perbedaan menarik antara pemain naturalisasi Indonesia dan Malaysia. Berikut ini ulasannya.
Baca Juga
Perbedaan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia dan Malaysia
1. Kualitas
Perbedaan pertama bisa dilihat dalam segi kualitas. Hal ini disampaikan sendiri oleh mantan pelatih Timnas Malaysia, Ong Kim Swee.
Pada sebuah kesempatan, ia memuji kualitas pemain keturunan Indonesia yang dianggap cukup kompeten. Salah satu alasan pendukungnya adalah para pemain itu bermain di kompetisi Eropa.
Bahkan, nama seperti Jay Idzes musim ini telah tampil di Serie A bersama Venezia. Tak bisa dipungkiri, kedatangan mereka jelas membawa angin positif bagi performa Timnas Indonesia.
Lebih jauh, Ong Kim Swee membandingkannya dengan pemain naturalisasi Malaysia yang kebanyakan merumput di dalam negeri. Sekalipun ada yang abroad, cuma segelintir seperti Dion Cools yang hanya bermain di Liga Thailand.
“Maupun mereka (pemain Keturunan Indonesia) bermain di Divisi II di Eropa itu merupakan liga yang cukup kompetitif dan mereka Bermain di kompetisi yang berkualitas. Sebaliknya di negara kita, pemain Keturunan kita cuma main di kompetisi lokal. Apakah itu membantu?,” ucap Ong Kim Swee seperti dikutip dari kanal YouTube Harimau Malaya, Senin (9/592024).
2. Darah keturunan
Saat ini, pemain naturalisasi di skuad Garuda hampir semuanya memiliki darah keturunan Indonesia. Kondisi tersebut selaras dengan pencarian pemain yang memang dikhususkan PSSI bagi pesepak bola keturunan Indonesia di luar negeri.
Sementara untuk Timnas Malaysia, mereka dikenal lebih ‘suka’ naturalisasi pemain asing yang tampil apik di liga lokalnya. Meski tidak semuanya, ada banyak nama terkenal seperti Endrick dos Santos (Brasil), Mohamadou Sumareh (Gambia) hingga Romel Morales (Kolombia).