Messi: Pergi… Tidak … Pergi …?

Kamis, 27 Agustus 2020 - 12:35 WIB
loading...
Messi: Pergi… Tidak … Pergi …?
Lionel Messi vs Barcelona, siapa lebih besar? Melihat semua kontribusi yang diberikan pemain asal Argentina tersebut, sulit memberikan jawaban adil. Foto/dok
A A A
BARCELONA - Lionel Messi vs Barcelona, siapa lebih besar? Melihat semua kontribusi yang diberikan pemain asal Argentina tersebut, sulit memberikan jawaban adil. Barca berkontribusi pada karier Messi, tapi La Pulga juga selalu menjadi Messiah dalam gilang gemilang Blaugrana satu dekade terakhir.

Sekarang, saat Messi dikabarkan sudah mengirim surat untuk meninggalkan Camp Nou, situasinya menjadi berbeda. Pendukung, melakukan aksi protes di jalanan sebagai bentuk perlawanan atas kabar kepergian Mess. Cules merasa tak seharusnya Messi pergi, tapi Presiden Barca Josep Maria Bartomeu yang seharusnya turun dari kursi orang nomor satu di klub.

Messi: Pergi… Tidak … Pergi …?


Semua tahu, hubungan Barca dengan Messi sejatinya terjalin sangat erat dan harmonis. Tergiur dengan potensi besar Messi, mereka sudah berkorban banyak untuk merekrutnya dari Newells Old Boys pada tahun 2000 dan membiayai perawatan Messi yang didiagnosis kekurangan hormon pertumbuhan sejak usia 10 hingga 14 tahun.

Keputusan tersebut terbayar. Messi berkembang sangat pesat di akademi La Masia (2001-2004), Barcelona C (2003-2004), Barcelona B (2004-2005). Dianggap memiliki kemampuan di atas rata-rata, pelatih Frank Rijkaard memberikannya debut tim utama saat Barca menghadapi Espanyol di Primera Liga, Oktober 2004.

Masuk pada menit ke-82, Messi adalah pemain termuda yang mewakili Barca dalam kompetisi resmi Pada usia 17 tahun, tiga bulan, dan 22 hari. Dua bulan kemudian, Messi juga melakoni debutnya di Liga Champions melawan Shakhtar Donetsk. (Baca: Eks Presiden Barcelona Curga Messi Sengaja Ingin Dijual)

Sejak saat ini, sinar Messi menyihir seluruh penjuru dunia. Tercatat, dalam 16 musim membela Barca, dia telah mempersembahkan 33 gelar bergengsi yakni 10 Primera Liga, enam Copa del Rey, tujuh Piala Super Spanyol, empat Liga Champions, tiga Super Eropa dan tiga Piala Dunia Antarklub. Sebagai individu, Messi turut diganjar perhargaan individu Ballon d’Or enam kali.

Messi mambayar semuanya dengan loyalitasnya di Camp Nou. Godaan plus iming-iming menggiurkan dari klub-klub top Eropa yang tertarik terhadapnya tidak pernah digubrisnya. Hal itu sudah cukup menggambarkan kecintaan besar Messi kepada Barca.

Kini, kedatangan pelatih anyar Ronald Koeman, Rabu (19/8/2020) yang menggantikan Quique Setien, menganggu harmonisasi itu. Menurut kabar yang beredar di Spanyol, Meski ingin mempertahankannya, Koeman mengultimatum sang bintang bahwa tidak ada keistimewaan bagi Messi dan semua pemain.

Pelatih asal Belanda itu meminta seluruh anggota skuad bekerja untuk keberhasilan tim. “Hak istimewa dalam skuad ini sudah berakhir, Anda harus melakukan segalanya untuk tim. Saya akan menjadi tidak fleksibel; Anda hanya harus memikirkan tim," tutur Koeman dilansir Marca. (Baca juga: Rusia Masih Optimis Rencana Pembelian Sukhoi Indonesia akan Berlanjut)

Pesan Koeman tersebut disinyalir membuat Messi terkejut dan kesal. Pemain kelahiran Rosario, Argentina tersebut kini ngotot untuk pindah dan telah mengutarakannya dengan mengirimkan fax ke petinggi Barca. Masalahnya rencana kepindahan Messi tak semudah membalik tangan.

Salah satunya tentang klausul pelepasan Messi senilai 700 juta euro yang cukup pelik. Seperti diketahui, Barca berada pada posisi kuat, tetap berpegang pada keyakinan bahwa kesempatan Messi pergi dengan bebas transfer telah berlalu pada bulan Juni yang merupakan batas akhir berlakunya klausul tersebut. Selain itu, Messi masih terikat kontrak dengan Barca hingga 2021.

Tetapi, peluangnya keluar dari Camp Nou dengan status bebas transfer cukup terbuka. Dikarenakan pandemi covid-19, musim kompetisi yang biasanya berakhir Mei kini mundur hingga Agustus, Itu bisa menjadi acuan bahwa klausul pelepasan Messi masih berlaku. (Baca juga: Santri Ditangkap, Warga Kepung Polisi di Pondok Pesantren)

Jika Messi benar-benar pergi, beberapa klub bakal menerimanya dengan terbuka yakni, Paris Saint Germain (PSG), Inter Milan dan Manchester City (Man City). The Citizens disebut-sebut berpeluang besar. Messi dikabarkan telah mengontak Pep Guardiola mengenai prospek kembali bekerja sama setelah di Barca periode 2008-2012.

Menariknya, ada kepercayaan yang berkembang di sekitar klub bahwa setidaknya sebagian dari dewan Barca ingin Messi pergi. Melalui cuitan di twitternya, Selasa (25/8/2020) mantan presiden Blaugrana, Joan Laporta menuduh presiden Josep Maria Bartomeu memang ingin menjual Messi karena memiliki gaji tinggi.

Besarnya gaji bersih Messi yang bernilai 50 juta euro permusim, membuat klub mengeluarkan hampir 100 juta euro setahun, termasuk pembayaran pajak. Pandemi covid-19 membuat Barca khawatir akan kehilangan pendapatan musim depan. Saat ini, tagihan gaji sudah mencapai 60% dari pendapatan sebelum pandemi dan akan menelan 80% pendapatan dan klub merasa sangat perlu menguranginya. "Saya curiga mereka ingin menjual Messi. Barca yang malang karena berada di tangan orang-orang yang tidak kompeten," kata Laporta dilansir dailymail.

Terlepas dari berbagai kejutan dan kontroversi seputar kepindahannya, kemungkinan Messi bertahan tetap ada. Terlebih, diusianya yang sudah menginjak 33 tahun, keberanian klub untuk membayar pemain bernomor 10 itu dengan harga tinggi masih menjadi pertanyaan. (Baca juga: Sindiran tere Liye: Pertamina Tak Pernah Salah, yang Salah Kalian)

Boleh jadi, ini merupakan strategi memberikan tekanan kepada petinggi klub agar tetap percaya kepadanya. Fans bahkan rela melakukan demo menuntut Bartomeu mundur dari jabatanya ketimbang kehilangan Messi.

Selain menjadi sosok sentral permainan Barca, Messi selalu diistimewakan pelatih Barca sebelumnya Pep Guardiola, Tito Vilanova dan Luis Enrique. Punggawa tim nasional Argentina tersebut juga vokal mengkritisi petinggi klub dan pelatih yang dianggapnya tidak menjalankan tugasnya dengan baik.

Messi: Pergi… Tidak … Pergi …?


Hubungannya dengan hierarki klub semakin tegang, Messi berani bereaksi secara terbuka ketika Direktur olahraga, Eric Abidal menyalahkan para pemain atas pemecatan Ernesto Valverde pada Januari. Messi juga memimpin perlawanan dari para pemain Barca atas perselisihan dengan dewan klub pada bulan Maret terkait pemotongan gaji selama pandemi covid-19.

Terbaru, dia turut mengkritik kemampuan Setien. Tersingkirnya Barca dari Perempat Final Liga Champions dan gagal mempertahankan gelar Primera Liga, musim 2019/20 diyakini semakin membuat Messi begitu frustasi. Perlawanan yang ditunjukkan Messi sekaligus menjadi bentuk solidaritas terhadap rekan-rekannya yang kemungkinan besar disingkirkan Koeman seperti, Luis Suarez, Gerard Pique hingga Arturo Vidal.

Sikap Messi yang mengancam akan pergi mendapatkan dukungan dari bek legendaris Barca, Carles Puyol, cuitan di twitternya bahkan mendapatkan emoji jempol dari Suarez. “Hormat dan kagum saya untukmu Leo (Messi). Semua dukungan untukmu teman, " ujar Puyol. (Lihat videonya: 5 Otang di TAngerang tewas Usai Tenggak Miras Oplosan)

Melalui twitternya, Vidal juga menganggap Messi tidak akan terima dikalahkan siapapun. "Ketika Anda mengurung harimau di kandang, dia tidak menyerah, dia akan melawan," beber Vidal. (Alimansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0978 seconds (0.1#10.140)