Harus Buktikan Kepelatihan, Revolusi Koeman Pernah Gagal
loading...
A
A
A
BARCELONA - Berstatus sebagai legenda klub tidak membuat tugas Ronald Koeman memulihkan Barcelona menjadi mudah. Selain ekspektasi tinggi fans dan klub, pria asal Belanda tersebut harus membuktikan diri kualitas kepelatihan yang dimilikinya.
Sebelumnya, Koeman telah melatih 10 tim yakni Vitesse Arnhem (2000- 2001), Ajax Amsterdam (2001-2005), SL Benfica (2005-2006), PSV Eindhoven (2006-2007), Valencia (2007-2008), AZ Alkmaar (2009), Feyenoord Rotterdam (2011-2014), Southampton (2014-2016), Everton (2016-2017) dan tim nasional Belanda (2018-2020).
Koeman sukses membawa Ajax meraih gelar Eredivisie: 2001–02, 2003–04, KNVB Cup: 2001–02, Johan Cruyff Shield: 2002, satu gelar untuk Benfica Supertaça Cândido de Oliveira: 2005, satu gelar Eredivisie untuk PSV: 2006-07, Satu gelar Copa del Rey untuk Valencia: 2007-08, satu gelar Johan Cruyff Shield untuk AZ: 2009 dan runner up UEFA Nations League bersama Belanda: 2019. (Baca: Siap Tendang Luiz Suarez, Koeman Kabari Tak Masuyk Rencana Tim)
Beberapa torehan Koeman terbilang spesial. Valencia di antarnya meraih Copa del Rey pertama mereka sejak 1999, membawa Southampton ke finis Liga Primer tertinggi mereka (keenam) sebelum bergabung dengan Everton dan membawa mereka ke Liga Europa di musim pertama era kepelatihannya.
Sikap Koeman yang tidak pandang bulu terhadap para pemain senior rupanya telah terjadi saat di Valencia. Dia mengatakan kepada Santiago Canizares (299 penampilan), David Albelda (213) dan Miguel Angel Angulo (299) tidak masuk dalam rencananya.
Keputusan tersebut, ternyata berimbas fatal. Rencana revolusi Koeman membuat kondisi internal Valencia memburuk dan berimbas di lapangan. Valencia bemain hanya untuk berjuang mengindari zona degradasi. Akhirnya, Koeman dipecat pada 21 April 2008.
Kini, kebiasaan Koeman diulangi di Barca. Setelah resmi diperkenalkan ke publik sebagai pengganti Quique Setien dan menandatangani kontrak dua tahun, Rabu (19/8), Secara terbuka dia tidak memasukkan Luis Suarez, Gerard Pique, Arturo Vidal, Sergio Busquets dalam rencananya.
Koeman juga mengultimatum Lionel Messi tidak lagi memiliki keistimewaan di klub dan harus bermain untuk tim. Koeman ingin melakukan peremajaan dengan memburu Memphis Depay (Olympique Lyon), Donny Van de Beek (Ajax) hingga memulangkan Philippe Coutinho dari Bayern Muenchen. (Baca juga: Rusia Optimis Rencana Pembelian Sukhoi Indonesia akan Berlanjut)
“Saya tidak berpikir seorang pemain berusia 31 atau 32 tahun telah selesai. Jika mereka tidak ingin berada di sini, mereka dapat memberi tahu klub. Saya ingin bekerja dengan orang-orang yang ingin memberikannya. semuanya untuk Barcelona, tidak ada yang lain," kata Koeman dilansir espn.
Gebrakan Koeman jelas harus diiringi dengan pembuktian bahwa keputusan klub menunjuknya tidak keliru. Kalau gagal memberikan dampak positif, pemecatan bakal menghampirinya. Diharapkan filosofi permainan Koeman bisa segera terimplementasi dengan baik ke tim.
Dalam hal gaya, analisis menyebut Koeman tidak pernah mewakili ideologi sepak bola tertentu, meskipun ia adalah pengagum berat 'Total Football' mantan bos Barca Johan Cruyff. Tim yang ditangani Koeman sebelumnya cenderung sedikit lebih tradisional, fleksibel, konservatif dan bahkan tidak terlalu terstruktur.
Koeman berusaha selalu untuk beradaptasi dengan para pemain dan tidak dengan ide, yang bertentangan dengan prinsip asli klub. Tantangan terbesarnya adalah apakah Koeman dapat menggabungkan potensi muda dan energi yang dibutuhkan tim barunya dengan kecepatan dan struktur yang dibutuhkan. (Lihat videonya: 5 Orang di Tangerang Tewas Usai Minum Miras Oplosan)
Perlu dinantikan apakah evolusi itu akan melibatkan Messi masih harus dilihat. Satu pemain yang mungkin paling diuntungkan dari kedatangan Koeman adalah Frenkie De Jong. “Semua orang tahu apa arti Barca bagi saya, ini rumah saya, jadi memiliki kesempatan melatih tim yang hebat adalah sebuah tantangan," terang Koeman. (Alimansyah)
Lihat Juga: Barcelona vs Real Sociedad di LaLiga 2024/25, Simak Jadwal dan Link Streamingnya di Vision+
Sebelumnya, Koeman telah melatih 10 tim yakni Vitesse Arnhem (2000- 2001), Ajax Amsterdam (2001-2005), SL Benfica (2005-2006), PSV Eindhoven (2006-2007), Valencia (2007-2008), AZ Alkmaar (2009), Feyenoord Rotterdam (2011-2014), Southampton (2014-2016), Everton (2016-2017) dan tim nasional Belanda (2018-2020).
Koeman sukses membawa Ajax meraih gelar Eredivisie: 2001–02, 2003–04, KNVB Cup: 2001–02, Johan Cruyff Shield: 2002, satu gelar untuk Benfica Supertaça Cândido de Oliveira: 2005, satu gelar Eredivisie untuk PSV: 2006-07, Satu gelar Copa del Rey untuk Valencia: 2007-08, satu gelar Johan Cruyff Shield untuk AZ: 2009 dan runner up UEFA Nations League bersama Belanda: 2019. (Baca: Siap Tendang Luiz Suarez, Koeman Kabari Tak Masuyk Rencana Tim)
Beberapa torehan Koeman terbilang spesial. Valencia di antarnya meraih Copa del Rey pertama mereka sejak 1999, membawa Southampton ke finis Liga Primer tertinggi mereka (keenam) sebelum bergabung dengan Everton dan membawa mereka ke Liga Europa di musim pertama era kepelatihannya.
Sikap Koeman yang tidak pandang bulu terhadap para pemain senior rupanya telah terjadi saat di Valencia. Dia mengatakan kepada Santiago Canizares (299 penampilan), David Albelda (213) dan Miguel Angel Angulo (299) tidak masuk dalam rencananya.
Keputusan tersebut, ternyata berimbas fatal. Rencana revolusi Koeman membuat kondisi internal Valencia memburuk dan berimbas di lapangan. Valencia bemain hanya untuk berjuang mengindari zona degradasi. Akhirnya, Koeman dipecat pada 21 April 2008.
Kini, kebiasaan Koeman diulangi di Barca. Setelah resmi diperkenalkan ke publik sebagai pengganti Quique Setien dan menandatangani kontrak dua tahun, Rabu (19/8), Secara terbuka dia tidak memasukkan Luis Suarez, Gerard Pique, Arturo Vidal, Sergio Busquets dalam rencananya.
Koeman juga mengultimatum Lionel Messi tidak lagi memiliki keistimewaan di klub dan harus bermain untuk tim. Koeman ingin melakukan peremajaan dengan memburu Memphis Depay (Olympique Lyon), Donny Van de Beek (Ajax) hingga memulangkan Philippe Coutinho dari Bayern Muenchen. (Baca juga: Rusia Optimis Rencana Pembelian Sukhoi Indonesia akan Berlanjut)
“Saya tidak berpikir seorang pemain berusia 31 atau 32 tahun telah selesai. Jika mereka tidak ingin berada di sini, mereka dapat memberi tahu klub. Saya ingin bekerja dengan orang-orang yang ingin memberikannya. semuanya untuk Barcelona, tidak ada yang lain," kata Koeman dilansir espn.
Gebrakan Koeman jelas harus diiringi dengan pembuktian bahwa keputusan klub menunjuknya tidak keliru. Kalau gagal memberikan dampak positif, pemecatan bakal menghampirinya. Diharapkan filosofi permainan Koeman bisa segera terimplementasi dengan baik ke tim.
Dalam hal gaya, analisis menyebut Koeman tidak pernah mewakili ideologi sepak bola tertentu, meskipun ia adalah pengagum berat 'Total Football' mantan bos Barca Johan Cruyff. Tim yang ditangani Koeman sebelumnya cenderung sedikit lebih tradisional, fleksibel, konservatif dan bahkan tidak terlalu terstruktur.
Koeman berusaha selalu untuk beradaptasi dengan para pemain dan tidak dengan ide, yang bertentangan dengan prinsip asli klub. Tantangan terbesarnya adalah apakah Koeman dapat menggabungkan potensi muda dan energi yang dibutuhkan tim barunya dengan kecepatan dan struktur yang dibutuhkan. (Lihat videonya: 5 Orang di Tangerang Tewas Usai Minum Miras Oplosan)
Perlu dinantikan apakah evolusi itu akan melibatkan Messi masih harus dilihat. Satu pemain yang mungkin paling diuntungkan dari kedatangan Koeman adalah Frenkie De Jong. “Semua orang tahu apa arti Barca bagi saya, ini rumah saya, jadi memiliki kesempatan melatih tim yang hebat adalah sebuah tantangan," terang Koeman. (Alimansyah)
Lihat Juga: Barcelona vs Real Sociedad di LaLiga 2024/25, Simak Jadwal dan Link Streamingnya di Vision+
(ysw)