Karier Pesepak Bola Ini Tetap Bersinar di Kepala Tiga
loading...
A
A
A
MUNICH - Siklus “hidup” pemain sepak bola mulai berubah. Jika dulu usia 30 dianggap sebagai akhir atau menjelang senja kala dari karier mereka, sekarang pandangan tersebut harus diubah. Tak sedikit pemain tetap bersinar dan panen gelar saat usia di atas kepala tiga.
Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Robert Lewandowski, Sergio Ramos, David Silva, Zlatan Ibrahimovic, Karim Benzema, dan banyak lagi pemain yang tetap menjadi andalan di klubnya. Mereka rutin tampil sebagai starter dan tetap berkontribusi gelar pada klubnya. (Baca: Indonesia Panaskan Perang Drone Militer Masa Depan)
Lihat saja Bayern Muenchen. Juara Liga Champions dan Bundesliga itu mengandalkan pemain di atas 30-an. Di bawah komando pelatih Hans-Dieter Flick, para pemain Bayern memang telah mengalami transformasi besar-besaran dalam hal tingkat kebugaran tubuh.
Manuel Neuer dkk terlihat seperti sekelompok gladiator dari Roma kuno yang siap melompat ke Colosseum dan menghancurkan lawan mereka. Hebatnya, tumpuan permainan ofensif Bayern adalah Robert Lewandowski. Meski telah menginjak 32 tahun, penyerang Polandia itu justru berada pada performa terbaiknya. Torehan 55 gol dari 47 penampilan di semua kompetisi.
Itu bukan hanya merupakan jumlah gol tertinggi dalam tujuh musimnya bersama Bayern, tetapi juga menjadikannya sebagai penyerang tersubur di tiga ajang berbeda, yakni Bundesliga Jerman, DFB Pokal, dan Liga Champions. Di Bundesliga, Lewandowski mengemas 34 gol dalam 31 penampilannya. Enam gol ditorehkan di kancah DFB Pokal dalam lima pertandingan dan 15 gol dalam 10 pertandingan di Liga Champions.
Torehan fantastis membuat Lewandowski menjadi favorit untuk dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia (Ballon d’Or). Sayangnya, itu urung terjadi karena pihak penyelenggara France Football mengonfirmasi pada Juli bahwa trofi tersebut tidak akan diberikan karena situasi kurang kondusif akibat pandemi Covid-19.
“Kami memenangkan semua yang kami bisa dengan Bayern musim 2019/20. Di Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Champions, saya adalah pencetak gol terbanyak. Saya pikir, seorang pemain yang mencapai semua itu akan memenangkan Ballon d'Or,” kata Lewandowski dilansir bundesliga.com. (Baca juga: NGamuk di Acara Agustusan, 22 Anggota Ormas Dibekuk)
Impresifnya kinerja Lewandowski di usia yang tidak lagi muda bukan tanpa sebab. Seperti diketahui, dia memang sangat memperhatikan kebugaran fisiknya. menjaga tingkat kebugarannya sangat tinggi dengan rencana diet yang dirancang cermat oleh ahli gizi terkenal, Anna yang merupakan istrinya. Gaya hidup sehat plus bantuan tim kebugaran Bayern membantu Lewandowski mencapai tingkat kesehatan dan kekuatan mumpuni.
Tim kebugaran yang dipimpin Holger Broich memang memiliki program khusus yang membuat para pemain Die Roten lebih kuat dan berotot. Secara detail, Broich dan timnya merancang rencana diet dan program latihan beban untuk setiap pemainnya.
Selain Lewandowski, Juventus juga sangat beruntung memiliki Cristiano Ronaldo (CR7). Di usia 35 tahun, CR7 sukses mempersembahkan scudetto Seri A musim 2019/20 dan berada di posisi kedua top skor Seri A musim 2019/20 (31 gol). Kondisi badan yang kekar berotot CR7 didapat melalui kerja kerasnya di gym sejak masih memperkuat Manchester United (MU) 2003–2009.
Dia mengungkapkan sangat termotivasi karena saat kecil tubuhnya kurus. CR7 pun menilai latihan dengan intensitas tinggi adalah kuncinya. Untuk melatih tubuh bagian atas, CR7 mengombinasikan push-up, bench press, bench dip, serta pull-up untuk melatih bahu dan punggung. Sedangkan untuk mengencangkan otot perutnya, dia menggunakan kombinasi rutinitas sit-up, side plank, dan medicine ball. (Baca juga: AS Akan Merugi Jika Jatuhkan Sangksi Terhadap India)
“Kami melakukan banyak latihan lari cepat dalam sesi latihan dan latihan tersebut bisa dimasukkan dalam latihan anda, baik di gym maupun di luar ruangan. Coba dan tambahkan ke setiap latihan yang anda lakukan, sesuaikan dengan olahraga di mana pun anda bisa melakukannya,” ungkap CR7.
Mega bintang asal Portugal tersebut mengatakan, kerja keras tidak ada gunanya tanpa diet yang benar. CR7 adalah salah satu yang paling ketat, dengan tidak menyentuh setetes alkohol pun. CR7 justru lebih fokus mengonsumsi makanan berprotein tinggi dengan banyak karbohidrat gandum, buah dan sayuran, serta menghindari makanan manis. “Makanlah secara teratur, jika anda berlatih secara teratur, penting untuk menjaga tingkat energi tetap tinggi sebagai bahan bakar tubuh anda untuk kinerja yang lebih baik,” kata CR7.
Nama lainnya yang tetap berada di level tertinggi adalah Lionel Messi. Bintang Barcelona yang dikabarkan ingin hengkang itu tidak kehilangan kelincahan dan kecepatannya meski berusia 33 tahun. Walaupun tidak banyak bekerja di gym seperti CR7, Messi tetap harus mengikuti beberapa rencana latihan rutin di bawah pengawasan pelatihnya.
Untuk membangun kecepatan, latihannya dibagi menjadi beberapa bagian yang berisi beberapa latihan. Dalam hal gerakan dasar, Messi mempraktikkan pilar jembatan-depan, lunges, peregangan hamstring, dan lompat pilar. Dia juga menggunakan rintangan hop serta split squat untuk memperkuat otot inti dan kakinya. Untuk mengakhiri porsi latihan, dia melakukan latihan akselerasi yang berbeda untuk meningkatkan kecepatannya.
Langkah selanjutnya dari latihan kecepatan linier adalah memaksimalkan kecepatan multidirectionalnya. Messi menggunakan latihan lompat pilar, lompat tali, dan jongkok untuk lebih membangun otot kakinya. Dalam ketangkasan, dia melewati rintangan diagonal, kerucut, dan rintangan lain untuk meningkatkan gerakan lateral.
Pada akhir setiap latihan, Messi meminum banyak air untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan kemudian joging selama lima hingga 10 menit untuk menenangkan diri. Untuk menjaga kemampuan, diet ketat diberlakukan Messi. Superstar Argentina itu mengonsumnsi lima makanan utama, yakni air, minyak zaitun, biji-bijian, buah segar, dan sayuran segar, sebagai dasar dari pola makannya. “Resep favorit” Messi diungkapkan Barca, yaitu ayam panggang dengan sayuran akar. (Baca juga: Gubernur Anies Bikin Bank DKI Borong Penghargaan)
Menjaga kebugaran fisik turut membuat Zlatan Ibrahimovic tidak kehilangan reputasinya sebagai salah satu penyerang top Eropa saat ini. Penyerang yang baru memperpanjang kontrak satu tahun dengan AC Milan tersebut pernah mengunggah otot six pack-nya yang mungkin membuat pemain berusia 20 tahun malu.
Pasalnya, usia Ibra saat ini sudah 38 tahun. Semua orang terkesan pada tampil fisik Ibra hampir memasuki kepala empat. Usut punya usut, Ibra memiliki fisio-pribadi, Dario Fort, yang telah menyusun rencana kebugaran unik untuk membantunya mempertahankan bentuk fisik ideal.
Mantan kapten Swedia itu berhubungan baik dengan dokter tim nasional Rickard Dahan dan sering bepergian secara rutin ke kliniknya di kampung halamannya di Malmo. Ibra juga memperhatikan dietnya. Dia hanya memakan yang cukup untuk membuat tubuhnya bekerja optimal.
Ibra yang menyukai makanan Italia bahkan tidak akan makan terlalu banyak karena kandungan kalorinya. Agar tampil optimal di lapangan, mantan pemain Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona, Paris Saint Germain (PSG), Manchester United (MU), dan LA Galaxy itu lebih lama ketika melakukan pemanasan.
Keberhasilan Lewandowski, CR7, Messi, dan Ibra mempertahankan eksistensinya di level tertinggi sepak bola jelas mengindikasikan usia bukan halangan untuk berprestasi. Pola hidup sehat dan program latihan tepat menjadi modal penting. Untungnya, di setiap klub sejatinya telah memiliki pelatih kebugaran yang dengan programnya siap membantu pemain, salah satunya Sam Pipys di Crystal Palace. Dia biasanya memulai latihan dengan pemanasan yang disebut R.A.M.P protokol.
Latihan di sini dirancang meningkatkan detak jantung, mengaktifkan otot, dan menggerakkan persendian dan memperkuat otot paha belakang, paha depan, selangkangan, dan betis para pemain. Lalu ada juga tips dan trik dari personal trainer PureGym Manchester, Phil Williams, yang membuat latihan khusus berfokus pada pemain sehingga siapa pun dapat berlatih seperti pemain-pemain top, tentu disesuaikan dengan posisinya. Sebagai contoh bek Liverpool, Virgil Van Dijk. (Lihat videonya: Seorang Pemuda Jadi Korban Penembakan di Jakarta Utara)
Williams menilai, Virgil Van Dijk perlu menjaga tekanan pada penyerang lawan dengan membatasi waktu mereka menguasai bola. Untuk melakukan ini, Virgil membutuhkan daya tahan dan kekuatan dengan latihan splash squat, single leg jump, dan lain-lain. Tujuannya adalah menambah berat setiap pekannya. (Alimansyah)
Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Robert Lewandowski, Sergio Ramos, David Silva, Zlatan Ibrahimovic, Karim Benzema, dan banyak lagi pemain yang tetap menjadi andalan di klubnya. Mereka rutin tampil sebagai starter dan tetap berkontribusi gelar pada klubnya. (Baca: Indonesia Panaskan Perang Drone Militer Masa Depan)
Lihat saja Bayern Muenchen. Juara Liga Champions dan Bundesliga itu mengandalkan pemain di atas 30-an. Di bawah komando pelatih Hans-Dieter Flick, para pemain Bayern memang telah mengalami transformasi besar-besaran dalam hal tingkat kebugaran tubuh.
Manuel Neuer dkk terlihat seperti sekelompok gladiator dari Roma kuno yang siap melompat ke Colosseum dan menghancurkan lawan mereka. Hebatnya, tumpuan permainan ofensif Bayern adalah Robert Lewandowski. Meski telah menginjak 32 tahun, penyerang Polandia itu justru berada pada performa terbaiknya. Torehan 55 gol dari 47 penampilan di semua kompetisi.
Itu bukan hanya merupakan jumlah gol tertinggi dalam tujuh musimnya bersama Bayern, tetapi juga menjadikannya sebagai penyerang tersubur di tiga ajang berbeda, yakni Bundesliga Jerman, DFB Pokal, dan Liga Champions. Di Bundesliga, Lewandowski mengemas 34 gol dalam 31 penampilannya. Enam gol ditorehkan di kancah DFB Pokal dalam lima pertandingan dan 15 gol dalam 10 pertandingan di Liga Champions.
Torehan fantastis membuat Lewandowski menjadi favorit untuk dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia (Ballon d’Or). Sayangnya, itu urung terjadi karena pihak penyelenggara France Football mengonfirmasi pada Juli bahwa trofi tersebut tidak akan diberikan karena situasi kurang kondusif akibat pandemi Covid-19.
“Kami memenangkan semua yang kami bisa dengan Bayern musim 2019/20. Di Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Champions, saya adalah pencetak gol terbanyak. Saya pikir, seorang pemain yang mencapai semua itu akan memenangkan Ballon d'Or,” kata Lewandowski dilansir bundesliga.com. (Baca juga: NGamuk di Acara Agustusan, 22 Anggota Ormas Dibekuk)
Impresifnya kinerja Lewandowski di usia yang tidak lagi muda bukan tanpa sebab. Seperti diketahui, dia memang sangat memperhatikan kebugaran fisiknya. menjaga tingkat kebugarannya sangat tinggi dengan rencana diet yang dirancang cermat oleh ahli gizi terkenal, Anna yang merupakan istrinya. Gaya hidup sehat plus bantuan tim kebugaran Bayern membantu Lewandowski mencapai tingkat kesehatan dan kekuatan mumpuni.
Tim kebugaran yang dipimpin Holger Broich memang memiliki program khusus yang membuat para pemain Die Roten lebih kuat dan berotot. Secara detail, Broich dan timnya merancang rencana diet dan program latihan beban untuk setiap pemainnya.
Selain Lewandowski, Juventus juga sangat beruntung memiliki Cristiano Ronaldo (CR7). Di usia 35 tahun, CR7 sukses mempersembahkan scudetto Seri A musim 2019/20 dan berada di posisi kedua top skor Seri A musim 2019/20 (31 gol). Kondisi badan yang kekar berotot CR7 didapat melalui kerja kerasnya di gym sejak masih memperkuat Manchester United (MU) 2003–2009.
Dia mengungkapkan sangat termotivasi karena saat kecil tubuhnya kurus. CR7 pun menilai latihan dengan intensitas tinggi adalah kuncinya. Untuk melatih tubuh bagian atas, CR7 mengombinasikan push-up, bench press, bench dip, serta pull-up untuk melatih bahu dan punggung. Sedangkan untuk mengencangkan otot perutnya, dia menggunakan kombinasi rutinitas sit-up, side plank, dan medicine ball. (Baca juga: AS Akan Merugi Jika Jatuhkan Sangksi Terhadap India)
“Kami melakukan banyak latihan lari cepat dalam sesi latihan dan latihan tersebut bisa dimasukkan dalam latihan anda, baik di gym maupun di luar ruangan. Coba dan tambahkan ke setiap latihan yang anda lakukan, sesuaikan dengan olahraga di mana pun anda bisa melakukannya,” ungkap CR7.
Mega bintang asal Portugal tersebut mengatakan, kerja keras tidak ada gunanya tanpa diet yang benar. CR7 adalah salah satu yang paling ketat, dengan tidak menyentuh setetes alkohol pun. CR7 justru lebih fokus mengonsumsi makanan berprotein tinggi dengan banyak karbohidrat gandum, buah dan sayuran, serta menghindari makanan manis. “Makanlah secara teratur, jika anda berlatih secara teratur, penting untuk menjaga tingkat energi tetap tinggi sebagai bahan bakar tubuh anda untuk kinerja yang lebih baik,” kata CR7.
Nama lainnya yang tetap berada di level tertinggi adalah Lionel Messi. Bintang Barcelona yang dikabarkan ingin hengkang itu tidak kehilangan kelincahan dan kecepatannya meski berusia 33 tahun. Walaupun tidak banyak bekerja di gym seperti CR7, Messi tetap harus mengikuti beberapa rencana latihan rutin di bawah pengawasan pelatihnya.
Untuk membangun kecepatan, latihannya dibagi menjadi beberapa bagian yang berisi beberapa latihan. Dalam hal gerakan dasar, Messi mempraktikkan pilar jembatan-depan, lunges, peregangan hamstring, dan lompat pilar. Dia juga menggunakan rintangan hop serta split squat untuk memperkuat otot inti dan kakinya. Untuk mengakhiri porsi latihan, dia melakukan latihan akselerasi yang berbeda untuk meningkatkan kecepatannya.
Langkah selanjutnya dari latihan kecepatan linier adalah memaksimalkan kecepatan multidirectionalnya. Messi menggunakan latihan lompat pilar, lompat tali, dan jongkok untuk lebih membangun otot kakinya. Dalam ketangkasan, dia melewati rintangan diagonal, kerucut, dan rintangan lain untuk meningkatkan gerakan lateral.
Pada akhir setiap latihan, Messi meminum banyak air untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan kemudian joging selama lima hingga 10 menit untuk menenangkan diri. Untuk menjaga kemampuan, diet ketat diberlakukan Messi. Superstar Argentina itu mengonsumnsi lima makanan utama, yakni air, minyak zaitun, biji-bijian, buah segar, dan sayuran segar, sebagai dasar dari pola makannya. “Resep favorit” Messi diungkapkan Barca, yaitu ayam panggang dengan sayuran akar. (Baca juga: Gubernur Anies Bikin Bank DKI Borong Penghargaan)
Menjaga kebugaran fisik turut membuat Zlatan Ibrahimovic tidak kehilangan reputasinya sebagai salah satu penyerang top Eropa saat ini. Penyerang yang baru memperpanjang kontrak satu tahun dengan AC Milan tersebut pernah mengunggah otot six pack-nya yang mungkin membuat pemain berusia 20 tahun malu.
Pasalnya, usia Ibra saat ini sudah 38 tahun. Semua orang terkesan pada tampil fisik Ibra hampir memasuki kepala empat. Usut punya usut, Ibra memiliki fisio-pribadi, Dario Fort, yang telah menyusun rencana kebugaran unik untuk membantunya mempertahankan bentuk fisik ideal.
Mantan kapten Swedia itu berhubungan baik dengan dokter tim nasional Rickard Dahan dan sering bepergian secara rutin ke kliniknya di kampung halamannya di Malmo. Ibra juga memperhatikan dietnya. Dia hanya memakan yang cukup untuk membuat tubuhnya bekerja optimal.
Ibra yang menyukai makanan Italia bahkan tidak akan makan terlalu banyak karena kandungan kalorinya. Agar tampil optimal di lapangan, mantan pemain Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona, Paris Saint Germain (PSG), Manchester United (MU), dan LA Galaxy itu lebih lama ketika melakukan pemanasan.
Keberhasilan Lewandowski, CR7, Messi, dan Ibra mempertahankan eksistensinya di level tertinggi sepak bola jelas mengindikasikan usia bukan halangan untuk berprestasi. Pola hidup sehat dan program latihan tepat menjadi modal penting. Untungnya, di setiap klub sejatinya telah memiliki pelatih kebugaran yang dengan programnya siap membantu pemain, salah satunya Sam Pipys di Crystal Palace. Dia biasanya memulai latihan dengan pemanasan yang disebut R.A.M.P protokol.
Latihan di sini dirancang meningkatkan detak jantung, mengaktifkan otot, dan menggerakkan persendian dan memperkuat otot paha belakang, paha depan, selangkangan, dan betis para pemain. Lalu ada juga tips dan trik dari personal trainer PureGym Manchester, Phil Williams, yang membuat latihan khusus berfokus pada pemain sehingga siapa pun dapat berlatih seperti pemain-pemain top, tentu disesuaikan dengan posisinya. Sebagai contoh bek Liverpool, Virgil Van Dijk. (Lihat videonya: Seorang Pemuda Jadi Korban Penembakan di Jakarta Utara)
Williams menilai, Virgil Van Dijk perlu menjaga tekanan pada penyerang lawan dengan membatasi waktu mereka menguasai bola. Untuk melakukan ini, Virgil membutuhkan daya tahan dan kekuatan dengan latihan splash squat, single leg jump, dan lain-lain. Tujuannya adalah menambah berat setiap pekannya. (Alimansyah)
(ysw)