10 Petinju dengan Reputasi Terburuk dalam Sejarah: Ada Mike Tyson dan Mayweather Jr
loading...
A
A
A
Tinju dikenal sebagai olahraga yang menghormati lawan. Dalam artikel ini akan diulas 10 petinju dengan reputasi terburuk dalam sejarah, lantaran mereka tidak menghormati lawan juga dirinya sendiri.
Meskipun sering terjadi rivalitas panas, banyak petinju yang tetap menunjukkan profesionalisme sebelum, selama, dan setelah pertarungan. Namun, ada beberapa petinju yang justru merusak reputasi mereka sendiri karena perilaku kontroversial, mulai dari tindakan tidak profesional hingga skandal besar yang mencoreng nama mereka dan olahraga tinju.
Berikut adalah 10 petinju dengan reputasi terburuk dalam sejarah tinju.
Floyd Mayweather adalah salah satu petinju terbaik sepanjang masa, tetapi sikapnya di luar ring sering kali mencoreng reputasinya. Julukan "Money" mencerminkan gaya hidup mewahnya, tetapi juga perilaku sombongnya terhadap media dan ofisial pertandingan.
Salah satu momen paling kontroversial terjadi saat ia meng-KO Victor Ortiz pada 2011 ketika Ortiz mencoba bersalaman. Usai laga, ia melontarkan komentar kasar kepada komentator Larry Merchant. Bahkan dalam laga eksibisi setelah pensiun, Mayweather sempat memecat wasit di tengah pertandingan.
Ryan Garcia adalah bintang muda yang mencuri perhatian dengan bakatnya, tetapi reputasinya hancur karena kontroversi di luar ring. Menjelang pertarungannya melawan Devin Haney, Garcia terlihat membawa bir saat timbang badan dan gagal memenuhi berat yang ditentukan.
Meski tampil dominan dalam laga tersebut, kemenangannya dianulir setelah ia terbukti menggunakan doping. Ia menerima larangan bertanding selama satu tahun, yang membuat banyak pihak mempertanyakan profesionalismenya.
Ricardo Mayorga adalah petinju berbakat yang sering menjadi juara dunia, tetapi gaya hidupnya yang tidak disiplin membuatnya terkenal buruk. Mayorga sering kali merokok di konferensi pers dan memprovokasi lawan di luar ring.
Kebiasaan buruknya ini juga membuatnya sering gagal memenuhi berat badan ideal untuk bertanding. Perilakunya yang tak terkendali merusak citranya sebagai atlet profesional.
Adrien Broner, yang dijuluki "The Problem," memiliki segudang masalah di dalam dan luar ring. Broner terkenal karena gaya bertarung yang membosankan dengan terlalu banyak clinching (memeluk lawan), serta komentar kasar saat konferensi pers.
Dia juga sering gagal memenuhi berat badan dan tidak konsisten dalam kariernya. Meski begitu, Broner terus diberi peluang karena nilai komersialnya, meskipun reputasinya semakin buruk.
Naseem Hamed adalah salah satu bintang tinju paling flamboyan, tetapi ketidakdisiplinannya membayangi karier gemilangnya. Hamed sering datang terlambat ke konferensi pers dan terlihat kurang serius dalam latihan.
Ketika kalah dari Marco Antonio Barrera pada 2001, Hamed tampak kehilangan semangat. Pertarungan berikutnya melawan Manuel Calvo menjadi yang terakhir baginya, karena performa buruknya mendapat cemoohan dari penonton.
Jake LaMotta tercatat dalam sejarah tinju karena keterlibatannya dalam pengaturan hasil laga melawan Billy Fox pada 1947. LaMotta dengan sengaja kalah demi mendapatkan kesempatan bertarung memperebutkan gelar dunia, yang kemudian menjadi kenyataan.
Insiden ini mencoreng reputasi tinju, membuat penggemar dan media meragukan integritas olahraga ini selama bertahun-tahun. Kisah ini bahkan diabadikan dalam film Raging Bull pada 1980.
Shane Mosley adalah salah satu petinju dengan segudang prestasi, tetapi pengakuannya menggunakan doping pada 2003 membuatnya menjadi sorotan negatif. Mosley mengakui di pengadilan bahwa ia menggunakan THG dan steroid dalam pertarungan melawan Oscar De La Hoya.
Meski hasil pertandingan tetap dihitung sebagai kemenangan, pengakuan ini merusak reputasi Mosley dan membuat banyak pihak mempertanyakan keabsahan prestasinya.
Antonio Margarito terlibat dalam salah satu skandal terbesar dalam sejarah tinju. Pada 2009, sebelum pertarungan melawan Shane Mosley, Margarito ketahuan menggunakan bahan ilegal pada perban tangannya yang bisa mengeras dan meningkatkan daya rusak pukulannya.
Meskipun perbannya diganti sebelum laga, reputasinya sudah hancur. Insiden ini juga menimbulkan keraguan terhadap kemenangannya di pertandingan-pertandingan sebelumnya.
Mike Tyson adalah salah satu petinju paling kontroversial. Insiden paling menggemparkan terjadi pada 1997 saat ia menggigit telinga Evander Holyfield dalam pertandingan ulang mereka.
Tyson dihukum denda USD3 juta dan dilarang bertanding di Nevada. Meski Holyfield kemudian memaafkannya, aksi ini tetap menjadi noda dalam karier Tyson yang gemilang.
1. Luis Resto (20-8-2)
Luis Resto menjadi simbol dari kecurangan paling keji dalam sejarah tinju. Pada 1983, ia dan pelatihnya, Panama Lewis, mengeluarkan bantalan dari sarung tangan dan melapisinya dengan bahan keras sebelum menghadapi Billy Collins Jr.
Collins menderita cedera permanen yang mengakhiri kariernya. Skandal ini tidak hanya mencoreng nama Resto, tetapi juga meninggalkan luka mendalam pada dunia tinju. Resto dan pelatihnya dipenjara atas tindakan kriminal ini.
Meskipun sering terjadi rivalitas panas, banyak petinju yang tetap menunjukkan profesionalisme sebelum, selama, dan setelah pertarungan. Namun, ada beberapa petinju yang justru merusak reputasi mereka sendiri karena perilaku kontroversial, mulai dari tindakan tidak profesional hingga skandal besar yang mencoreng nama mereka dan olahraga tinju.
Berikut adalah 10 petinju dengan reputasi terburuk dalam sejarah tinju.
10. Floyd Mayweather Jr (50-0)
Floyd Mayweather adalah salah satu petinju terbaik sepanjang masa, tetapi sikapnya di luar ring sering kali mencoreng reputasinya. Julukan "Money" mencerminkan gaya hidup mewahnya, tetapi juga perilaku sombongnya terhadap media dan ofisial pertandingan.
Salah satu momen paling kontroversial terjadi saat ia meng-KO Victor Ortiz pada 2011 ketika Ortiz mencoba bersalaman. Usai laga, ia melontarkan komentar kasar kepada komentator Larry Merchant. Bahkan dalam laga eksibisi setelah pensiun, Mayweather sempat memecat wasit di tengah pertandingan.
9. Ryan Garcia (24-1)
Ryan Garcia adalah bintang muda yang mencuri perhatian dengan bakatnya, tetapi reputasinya hancur karena kontroversi di luar ring. Menjelang pertarungannya melawan Devin Haney, Garcia terlihat membawa bir saat timbang badan dan gagal memenuhi berat yang ditentukan.
Meski tampil dominan dalam laga tersebut, kemenangannya dianulir setelah ia terbukti menggunakan doping. Ia menerima larangan bertanding selama satu tahun, yang membuat banyak pihak mempertanyakan profesionalismenya.
8. Ricardo Mayorga (32-12-1)
Ricardo Mayorga adalah petinju berbakat yang sering menjadi juara dunia, tetapi gaya hidupnya yang tidak disiplin membuatnya terkenal buruk. Mayorga sering kali merokok di konferensi pers dan memprovokasi lawan di luar ring.
Kebiasaan buruknya ini juga membuatnya sering gagal memenuhi berat badan ideal untuk bertanding. Perilakunya yang tak terkendali merusak citranya sebagai atlet profesional.
7. Adrien Broner (35-5-1)
Adrien Broner, yang dijuluki "The Problem," memiliki segudang masalah di dalam dan luar ring. Broner terkenal karena gaya bertarung yang membosankan dengan terlalu banyak clinching (memeluk lawan), serta komentar kasar saat konferensi pers.
Dia juga sering gagal memenuhi berat badan dan tidak konsisten dalam kariernya. Meski begitu, Broner terus diberi peluang karena nilai komersialnya, meskipun reputasinya semakin buruk.
6. 'Prince' Naseem Hamed (36-1)
Naseem Hamed adalah salah satu bintang tinju paling flamboyan, tetapi ketidakdisiplinannya membayangi karier gemilangnya. Hamed sering datang terlambat ke konferensi pers dan terlihat kurang serius dalam latihan.
Ketika kalah dari Marco Antonio Barrera pada 2001, Hamed tampak kehilangan semangat. Pertarungan berikutnya melawan Manuel Calvo menjadi yang terakhir baginya, karena performa buruknya mendapat cemoohan dari penonton.
5. Jake LaMotta (83-19-4)
Jake LaMotta tercatat dalam sejarah tinju karena keterlibatannya dalam pengaturan hasil laga melawan Billy Fox pada 1947. LaMotta dengan sengaja kalah demi mendapatkan kesempatan bertarung memperebutkan gelar dunia, yang kemudian menjadi kenyataan.
Insiden ini mencoreng reputasi tinju, membuat penggemar dan media meragukan integritas olahraga ini selama bertahun-tahun. Kisah ini bahkan diabadikan dalam film Raging Bull pada 1980.
4. Shane Mosley (49-10-1)
Shane Mosley adalah salah satu petinju dengan segudang prestasi, tetapi pengakuannya menggunakan doping pada 2003 membuatnya menjadi sorotan negatif. Mosley mengakui di pengadilan bahwa ia menggunakan THG dan steroid dalam pertarungan melawan Oscar De La Hoya.
Meski hasil pertandingan tetap dihitung sebagai kemenangan, pengakuan ini merusak reputasi Mosley dan membuat banyak pihak mempertanyakan keabsahan prestasinya.
3. Antonio Margarito (41-8)
Antonio Margarito terlibat dalam salah satu skandal terbesar dalam sejarah tinju. Pada 2009, sebelum pertarungan melawan Shane Mosley, Margarito ketahuan menggunakan bahan ilegal pada perban tangannya yang bisa mengeras dan meningkatkan daya rusak pukulannya.
Meskipun perbannya diganti sebelum laga, reputasinya sudah hancur. Insiden ini juga menimbulkan keraguan terhadap kemenangannya di pertandingan-pertandingan sebelumnya.
2. Mike Tyson (50-7)
Mike Tyson adalah salah satu petinju paling kontroversial. Insiden paling menggemparkan terjadi pada 1997 saat ia menggigit telinga Evander Holyfield dalam pertandingan ulang mereka.
Tyson dihukum denda USD3 juta dan dilarang bertanding di Nevada. Meski Holyfield kemudian memaafkannya, aksi ini tetap menjadi noda dalam karier Tyson yang gemilang.
1. Luis Resto (20-8-2)
Luis Resto menjadi simbol dari kecurangan paling keji dalam sejarah tinju. Pada 1983, ia dan pelatihnya, Panama Lewis, mengeluarkan bantalan dari sarung tangan dan melapisinya dengan bahan keras sebelum menghadapi Billy Collins Jr.
Collins menderita cedera permanen yang mengakhiri kariernya. Skandal ini tidak hanya mencoreng nama Resto, tetapi juga meninggalkan luka mendalam pada dunia tinju. Resto dan pelatihnya dipenjara atas tindakan kriminal ini.
(sto)