Pioli Soroti Pertahanan Milan Setelah Gawangnya Empat Kali Dijebol Inter
A
A
A
MILAN - Stefano Pioli mengaku sangat marah kepada pemain AC Milan setelah kalah dari Inter Milan saat Derby della Madonnina. Dia kesal mengapa taktik bertahan yang seharusnya diterapkan setelah unggul malah ditinggalkan.
Milan sejatinya sempat berpeluang meraih poin penuh di Giuseppe Meazza, Senin (10/2). Pasalnya, tim tamu tampil bagus di babak pertama dan bisa mencetak dua gol melalui Ante Rebic (40) dan Zlatan Ibrahimovic (45+1).(Baca Juga: Milan Kalah dari Inter, Zlatan Ibrahimovic Kebingungan )
Ironisnya, euforia I Rossoneri pada akhirnya berubah menjadi duka. Milan malah tumbang lantaran membiarkan Inter mencetak empat gol beruntun di babak kedua lewat Marcelo Brozovic (51), Matias Vecino (53), Stefan de Vrij (70) dan Romelu Lukaku (90+3).(Baca Juga: Inter Milan Menjelma Ancaman Serius bagi Juventus )
Ini yang membuat Pioli kesal. Mantan pelatih Inter (2016-2017) itu mempertanyakan kenapa Milan tidak bisa menjaga pertahananan sesuai instruksi yang disepakati saat di kamar ganti. Padahal, itu seharusnya menjadi prioritas di babak kedua.
“Saya marah kepada para pemain. Sebab, kami punya tugas untuk bertahan pada situasi seperti ini. Begitu kami melepasnya, kami langsung mendapat hukuman. Ini sangat disayangkan. Sebab, kami sempat mendominasi dan bisa mendikte tim yang kuat,” ujar Pioli, dilansir skysport.
Pioli pantas kesal. Sebab, bukan kali ini saja Milan tidak bisa menjaga pertahanan setelah unggul dulu. Ketika mengalahkan Torino 4-2 saat perempat final Coppa Italia, 29 Januari lalu, Andrea Conti dkk sempat memimpin dimenit ke-12 lewat gol Giancomo Bonaventura.
Tapi, setelah itu Milan malah tertinggal 1-2 lantaran membiarkan Bremer (34 dan 71) membalik keadaan. Beruntung Hakan Calhanoglu bisa menyamakan kedudukan saat injury time dan memaksa terjadinya perpanjangan waktu. Di fase ini tuan rumah bisa mendulang lagi dua gol.
Hal serupa terjadi waktu bentrok Bologna di Serie A pada 9 Desember lalu. Pada laga tandang itu, Milan hampir saja menyia-nyiakan keunggulan 2-0 walau akhirnya menang 3-2. Ini yang menjadi perhatian Pioli.
“Itu jelas performa terbaik kami pada babak pertama sepanjang musim ini. Tapi, kami akhirnya kalah saat derbi yang biasanya bisa dimenangkan. Kami harus membangun kualitas seperti yang diperlihatkan pada babak pertama. Laga ini harus dianalisa secara keseluruhan,” lanjut Pioli.
Pioli hanya berharap Milan lebih disiplin lagi saat bertahan. Para pemain harus bisa melakukan tugasnya sesuai intruksi. Jangan lagi membiarkan pemain lawan tidak terkawal ketika berada di kotak penalti, seperti halnya Brozovic.
“Kami tidak boleh membiarkan Brozovic tidak terkawal di sudut kotak penalti. Kami juga tidak bisa membiarkan Alexis Sanchez lolos dari perangkap offside. Ini sesuatu yang kami ketahui dan harusnya bisa terapkan dengan baik,” tandas Pioli.
Milan sejatinya sempat berpeluang meraih poin penuh di Giuseppe Meazza, Senin (10/2). Pasalnya, tim tamu tampil bagus di babak pertama dan bisa mencetak dua gol melalui Ante Rebic (40) dan Zlatan Ibrahimovic (45+1).(Baca Juga: Milan Kalah dari Inter, Zlatan Ibrahimovic Kebingungan )
Ironisnya, euforia I Rossoneri pada akhirnya berubah menjadi duka. Milan malah tumbang lantaran membiarkan Inter mencetak empat gol beruntun di babak kedua lewat Marcelo Brozovic (51), Matias Vecino (53), Stefan de Vrij (70) dan Romelu Lukaku (90+3).(Baca Juga: Inter Milan Menjelma Ancaman Serius bagi Juventus )
Ini yang membuat Pioli kesal. Mantan pelatih Inter (2016-2017) itu mempertanyakan kenapa Milan tidak bisa menjaga pertahananan sesuai instruksi yang disepakati saat di kamar ganti. Padahal, itu seharusnya menjadi prioritas di babak kedua.
“Saya marah kepada para pemain. Sebab, kami punya tugas untuk bertahan pada situasi seperti ini. Begitu kami melepasnya, kami langsung mendapat hukuman. Ini sangat disayangkan. Sebab, kami sempat mendominasi dan bisa mendikte tim yang kuat,” ujar Pioli, dilansir skysport.
Pioli pantas kesal. Sebab, bukan kali ini saja Milan tidak bisa menjaga pertahanan setelah unggul dulu. Ketika mengalahkan Torino 4-2 saat perempat final Coppa Italia, 29 Januari lalu, Andrea Conti dkk sempat memimpin dimenit ke-12 lewat gol Giancomo Bonaventura.
Tapi, setelah itu Milan malah tertinggal 1-2 lantaran membiarkan Bremer (34 dan 71) membalik keadaan. Beruntung Hakan Calhanoglu bisa menyamakan kedudukan saat injury time dan memaksa terjadinya perpanjangan waktu. Di fase ini tuan rumah bisa mendulang lagi dua gol.
Hal serupa terjadi waktu bentrok Bologna di Serie A pada 9 Desember lalu. Pada laga tandang itu, Milan hampir saja menyia-nyiakan keunggulan 2-0 walau akhirnya menang 3-2. Ini yang menjadi perhatian Pioli.
“Itu jelas performa terbaik kami pada babak pertama sepanjang musim ini. Tapi, kami akhirnya kalah saat derbi yang biasanya bisa dimenangkan. Kami harus membangun kualitas seperti yang diperlihatkan pada babak pertama. Laga ini harus dianalisa secara keseluruhan,” lanjut Pioli.
Pioli hanya berharap Milan lebih disiplin lagi saat bertahan. Para pemain harus bisa melakukan tugasnya sesuai intruksi. Jangan lagi membiarkan pemain lawan tidak terkawal ketika berada di kotak penalti, seperti halnya Brozovic.
“Kami tidak boleh membiarkan Brozovic tidak terkawal di sudut kotak penalti. Kami juga tidak bisa membiarkan Alexis Sanchez lolos dari perangkap offside. Ini sesuatu yang kami ketahui dan harusnya bisa terapkan dengan baik,” tandas Pioli.
(mir)