MotoGP 2020, Kejuaraan Grand Prix Balap Motor Tanpa Pemimpin
loading...
A
A
A
MISANO - Para pembalap di kelas elite MotoGP tampaknya tidak memanfaatkan absennya Marc Marquez. Ini dibuktikan dengan statistik pada lima balapan terakhir di mana ada empat pemenang berbeda yang berhasil berdiri gagah di podium pertama, yakni Fabio Quartararo , Brad Binder, Andrea Dovizioso dan Miguel Oliveira.
Quartararo saat ini memimpin puncak klasemen sementara pembalap MotoGP dengan raihan 70 poin. Tapi kejuaraan balap motor di kelas elite ini masih menyisakan sembilan seri lagi, sehingga masih ada banyak kemungkinan yang terjadi.
Apalagi perolehan Quartararo dengan Dovizioso, yang mengekor di posisi kedua tidak terlalu jauh. Pembalap Ducati Corse itu hanya tertinggal tiga angka saja. Artinya, klasifikasi tersebut bisa mengancam posisi pembalap Satelit Yamaha STR.
Dari situasi ini bisa dilihat bahwa tanpa Marc Marquez tidak ada pemimpin sejati yang mampu memertahankan posisinya. Quartararo bisa saja turun peringkat jika Dovizioso berhasil memenangkan balapan di Grand Prix Misano, akhir pekan ini. (Baca juga: Ketum PSSI: Selamat Jalan Alfred Riedl )
"Tanpa Marc Marquez tidak ada pemimpin. Anda bisa melihatnya dari hasil dan dari orang-orang yang berada dalam daftar perolehan podium. Marc adalah pemimpin yang tidak perlu diperdebatkan lagi karena dia mampu membawa kejuaraan ke level lain," cetus Casey Stoner dikutip dari Corsedimoto, Rabu (9/9/2020).
"Saat saya masih di trek, persaingan selalu sengit antara saya, Valentino Rossi, Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa. Saat ini belum ada pembalap yang bisa melakukannya. Tidak ada yang menunjukkan apa yang harus mereka lakukan setiap akhir pekan. Konsistensi hilang," sambung Stoner.
Stoner menambahkan Quartararo mungkin tampil impresif dalam dua seri yang berlangsung di Jerez. Dan, sejumlah kalangan terlalu dini mengambil kesimpulan dengan menyebut jika pembalap asal Prancis itu bakal menjadi juara dunia MotoGP musim ini. (Baca juga: Kemenpora Berduka Atas Meninggalnya Alfred Riedl )
Benar saja, di seri ketiga hingga kelima. Quartararo keteteran untuk menangani motor M1 Yamaha. Akibatnya, dia terlempar di urutan 10 besar selama menjalani balapan di Ceko dan dua seri di Austria.
"Yamaha mungkin mendapatkan hasil yang cukup baik dalam satu akhir pekan dan kemudian mereka tidak melakukannya dengan baik pada akhir pekan kedua. Ini benar-benar musim yang luar biasa yang juga mengacaukan segalanya," pungkas Stoner.
Quartararo saat ini memimpin puncak klasemen sementara pembalap MotoGP dengan raihan 70 poin. Tapi kejuaraan balap motor di kelas elite ini masih menyisakan sembilan seri lagi, sehingga masih ada banyak kemungkinan yang terjadi.
Apalagi perolehan Quartararo dengan Dovizioso, yang mengekor di posisi kedua tidak terlalu jauh. Pembalap Ducati Corse itu hanya tertinggal tiga angka saja. Artinya, klasifikasi tersebut bisa mengancam posisi pembalap Satelit Yamaha STR.
Dari situasi ini bisa dilihat bahwa tanpa Marc Marquez tidak ada pemimpin sejati yang mampu memertahankan posisinya. Quartararo bisa saja turun peringkat jika Dovizioso berhasil memenangkan balapan di Grand Prix Misano, akhir pekan ini. (Baca juga: Ketum PSSI: Selamat Jalan Alfred Riedl )
"Tanpa Marc Marquez tidak ada pemimpin. Anda bisa melihatnya dari hasil dan dari orang-orang yang berada dalam daftar perolehan podium. Marc adalah pemimpin yang tidak perlu diperdebatkan lagi karena dia mampu membawa kejuaraan ke level lain," cetus Casey Stoner dikutip dari Corsedimoto, Rabu (9/9/2020).
"Saat saya masih di trek, persaingan selalu sengit antara saya, Valentino Rossi, Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa. Saat ini belum ada pembalap yang bisa melakukannya. Tidak ada yang menunjukkan apa yang harus mereka lakukan setiap akhir pekan. Konsistensi hilang," sambung Stoner.
Stoner menambahkan Quartararo mungkin tampil impresif dalam dua seri yang berlangsung di Jerez. Dan, sejumlah kalangan terlalu dini mengambil kesimpulan dengan menyebut jika pembalap asal Prancis itu bakal menjadi juara dunia MotoGP musim ini. (Baca juga: Kemenpora Berduka Atas Meninggalnya Alfred Riedl )
Benar saja, di seri ketiga hingga kelima. Quartararo keteteran untuk menangani motor M1 Yamaha. Akibatnya, dia terlempar di urutan 10 besar selama menjalani balapan di Ceko dan dua seri di Austria.
"Yamaha mungkin mendapatkan hasil yang cukup baik dalam satu akhir pekan dan kemudian mereka tidak melakukannya dengan baik pada akhir pekan kedua. Ini benar-benar musim yang luar biasa yang juga mengacaukan segalanya," pungkas Stoner.
(sha)