Performa Negatif di GP Italia, Ferrari Sulit Dikendarai

Rabu, 09 September 2020 - 14:35 WIB
loading...
Performa Negatif di...
Foto: dok/Reuters
A A A
MONZA - Formula One (F1) 2020 bisa jadi merupakan musim terburuk Ferrari dalam 40 tahun terakhir. Tim asal Italia itu benar-benar babak belur pada ajang balapan mobil paling bergengsi tersebut sepanjang musim ini.

Performa mengecewakan Ferrari kembali diperlihatkan pada balapan terakhir di Grand Prix (GP) Italia, akhir pekan kemarin. Dua pembalapnya, Sebastian Vettel dan Charles Leclerc, tidak mampu menyelesaikan lomba yang berlangsung di Sirkuit Monza itu.

Vettel mengalami kerusakan pada rem mobilnya, sedangkan Leclerc keluar karena mobilnya slip dan menabrak tembok hingga balapan sempat dihentikan. Mantan Presiden Ferrari Luca di Montezemolo yang biasanya vokal dalam mengkritisi performa Ferrari, sekarang hanya bisa terdiam. (Baca: Gugus Tugas Waspadai Klaster Pilkada Serentak di Jabar)

Apalagi, setelah melihat hasil buruk yang dialami tim berlambang Kuda Jingkrak itu di Monza. Menurutnya, tindakan tutup mulut dilakukan karena dirinya sangat mencintai dan mengerti kondisi yang sedang dialami Ferrari saat ini.

“Bagi mereka yang mencintai Ferrari dan saya sangat mencintai Ferrari, ini adalah momen yang lebih baik untuk diam,” kata Di Montezemolo, kepada Kantor Berita Ansa, dilansir grandpx.

Performa negatif yang ditunjukkan Ferrari memang sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, dua pembalapnya terlihat sulit mengendalikan SF1000 di Monza. Rem mobil Vettel mengalami kerusakan hingga membuatnya menabrak penghalang jalan di tikungan pertama.

Dia pun mengakui kejadian itu menjadi yang pertama kalinya dirasakan sepanjang berkarier sebagai pembalap F1. “Saya tidak pernah mengalami hal seperti itu sebelumnya,” ucapnya.

Leclerc juga mengalami kesulitan ketika mencoba mengontrol mobilnya pada kecepatan tinggi. Dia pun akhirnya kehilangan kendali mobil hingga menghantam pembatas jalan. Bahkan, pembalap asal Monako itu sempat mendapatkan perawatan medis di samping lintasan. (Baca juga: Berat, Ternyata Banyak Masalah yang Menghadang UMKM)

Mantan pembalap Mercedes dan juara dunia F1 2016 Nico Rosberg mengatakan mobil Ferrari 2020 tidak bisa dikendarai dan berbahaya. Hal itu yang menyebabkan kedua pembalapnya mengalami crash di balapan tersebut.

Bahkan, Leo Turrini, salah satu orang dalam Ferrari, mengungkapkan masalah terbesar Ferrari adalah tidak adanya solusi. Menurutnya, bekerja menangani mobil F1 milik Ferrari tahun ini benar-benar dipenuhi dengan tekanan besar.

Performa Negatif di GP Italia, Ferrari Sulit Dikendarai


Meski diselimuti kekecewaan, Vettel mengakui tetap akan berusaha keras untuk bisa meningkatkan performa Ferrari hingga masa tugasnya berakhir di akhir musim ini. “Saya berusaha melakukan pekerjaan saya hingga akhir tahun. Kami berada dalam situasi ini sekarang dan kami harus mencoba yang terbaik untuk mengakhiri musim dengan layak. Tentu saja, itu tidak mudah bagi saya ketika keadaan seperti ini,” ungkapnya.

Saat ini, Ferrari berada di posisi keenam klasemen konstruktor F1 2020 dengan 61 poin atau tertinggal 220 angka dari Mercedes yang berada di peringkat teratas. Catatan ini bisa menjadi yang terburuk sejak terakhir kali Ferrari menyelesaikan musim di luar posisi lima besar pada 1980. (Baca juga: Mengenal Penyakit batu Empedu Sejak Dini)

Sementara itu, CEO Ferrari Louis Camilleri memastikan posisi Mattia Binotto sebagai manajer tim tetap aman meskipun Ferrari terpuruk sejak awal musim. Menurut dia, pergantian dalam struktur tim hanya akan menimbulkan instabilitas yang justru berpotensi memperburuk situasi.

“Stabilitas sangat penting untuk tim saat ini. Saya harus mengatakan sangat percaya kepada Mattia Binotto dan timnya. Hasilnya tidak ada untuk membuktikan apa yang saya katakan, tapi hal ini membutuhkan waktu,” kata Camilleri, dilansir New York Times.

Menurut dia, berkaca pada sukses Red Bull maupun Mercedes mematahkan dominasi Ferrari di Formula 1, hal tersebut tidak dilakukan dalam waktu singkat. Camilleri menyebut kedua tim tersebut butuh waktu untuk menciptakan stabilitas sehingga bisa fokus mengembangkan mobil dan didukung pembalap berbakat.

Dia mencontohkan keputusan Ferrari saat merekrut Michael Schumacher bersama Jean Todt dan Ross Brawn pada pertengahan 1990-an. Menurutnya, butuh waktu sekitar enam tahun proses pengembangan untuk bisa mendominasi Formula 1. (Lihat videonya: Kesultanan Buton yang Tidak Pernah Dijajah Negara Eropa)

“Jadi, saya ingin memastikan bahwa stabilitas tetap pada tempatnya, meskipun ada tekanan luar biasa yang ada di tim, terutama dari media Italia yang kadang-kadang cukup brutal, menyerukan untuk tidak maju, tapi itu bukanlah solusi. Yang kami butuhkan adalah stabilitas dan fokus. Sayangnya, itu adalah sesuatu yang terus terang kurang dari tim kami,” paparnya. (Raikhul Amar)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1503 seconds (0.1#10.140)